Jakarta (ANTARA) - Jannik Sinner menderita kekalahan yang memilukan pada Rabu (2/10) malam di final China Open melawan Carlos Alcaraz, namun petenis Italia itu mampu melihat kembali pertandingan itu dengan cara yang positif.
"Selalu menyenangkan menjadi bagian dari pertandingan seperti ini. Tentu saja saya kecewa karena hasilnya tidak sesuai harapan. Pertandingan seperti ini bisa menguntungkan kedua belah pihak. Namun, hari ini bukan hari saya," kata Sinner, dikutip dari ATP, Kamis.
"Ia bermain lebih baik di momen-momen penting. Itu saja. Saya bangga lagi dengan pekan yang hebat, mencapai final di sini. Tahun lalu saya menang di sini. Yang pasti, ini adalah tempat yang saya sukai untuk bermain, jadi saya sudah menantikan tahun depan."
Persaingan head to head antara Alcaraz dan Sinner, yang kini diungguli petenis Spanyol itu dengan skor 6-4, telah berubah menjadi salah satu persaingan paling memikat dalam olahraga tenis. Sinner mengucapkan rasa terima kasihnya karena bisa bersaing dengan lawan yang tangguh.
"Saya merasa selalu hebat saat kami bertemu. Kami mencoba mendorong diri kami dan satu sama lain hingga batas maksimal. Bagi saya, dia adalah titik acuan di mana saya berusaha," kata Sinner.
"Hari ini saya juga melihat beberapa hal yang perlu saya tingkatkan. Bukan hanya dia, ada juga pemain lain. Selalu menyenangkan berbagi lapangan dengannya. Saya merasa para penggemar juga menyukainya. Biasanya pertandingan berlangsung cukup lama, penuh fisik, ada banyak titik balik... Selalu menyenangkan."
"Merasa istimewa dan terhormat bisa berbagi lapangan dengannya. Seperti yang saya katakan, kami berdua berusaha untuk menang. Kami berusaha berkonsentrasi pada setiap poin. Memiliki sikap yang hebat di lapangan, membuat pertandingan selalu sangat menarik," ujar petenis berusia 23 tahun itu.
Menurut statistik ATP, Sinner memasuki tie-break set terakhir setelah mengklaim 18 dari 19 tie-break sebelumnya, termasuk satu di set pertama final. Namun, Alcaraz bangkit dari defisit 0/3 untuk meraih kemenangan.
"Marginnya sangat kecil. Dalam tie-break, marginnya kecil, tetapi tampak sangat besar. Itu saja. Anda harus menerimanya," kata Sinner.
"Anda harus terus berusaha pada beberapa hal. Saya memenangi banyak tie-break pada periode terakhir. Yang ini, hilang begitu saja. Itu saja. Semuanya baik-baik saja."
Saat ini Sinner segera mengalihkan perhatiannya ke Shanghai Masters di mana ia akan mengejar gelar ketujuhnya musim ini dan melanjutkan upayanya untuk mengklaim gelar ATP No.1 akhir tahun. Ia mengungguli Alcaraz dengan 2.820 poin dalam ATP Live Race to Turin.
“Shanghai benar-benar berbeda karena situasinya berbeda. Mudah-mudahan saya bisa menemukan ritme dengan cukup cepat. Yang pasti ini akan menjadi pertandingan babak pertama yang sulit. Setiap turnamen sulit untuk dimainkan di babak pertama," ujar Sinner.
"Yang pasti ada hal-hal yang dapat saya tingkatkan. Kami akan berusaha untuk menjadi pemain yang lebih baik dan juga pribadi yang lebih baik. Selain itu, kerja keras tidak pernah berhenti."
"Selalu menyenangkan menjadi bagian dari pertandingan seperti ini. Tentu saja saya kecewa karena hasilnya tidak sesuai harapan. Pertandingan seperti ini bisa menguntungkan kedua belah pihak. Namun, hari ini bukan hari saya," kata Sinner, dikutip dari ATP, Kamis.
"Ia bermain lebih baik di momen-momen penting. Itu saja. Saya bangga lagi dengan pekan yang hebat, mencapai final di sini. Tahun lalu saya menang di sini. Yang pasti, ini adalah tempat yang saya sukai untuk bermain, jadi saya sudah menantikan tahun depan."
Persaingan head to head antara Alcaraz dan Sinner, yang kini diungguli petenis Spanyol itu dengan skor 6-4, telah berubah menjadi salah satu persaingan paling memikat dalam olahraga tenis. Sinner mengucapkan rasa terima kasihnya karena bisa bersaing dengan lawan yang tangguh.
"Saya merasa selalu hebat saat kami bertemu. Kami mencoba mendorong diri kami dan satu sama lain hingga batas maksimal. Bagi saya, dia adalah titik acuan di mana saya berusaha," kata Sinner.
"Hari ini saya juga melihat beberapa hal yang perlu saya tingkatkan. Bukan hanya dia, ada juga pemain lain. Selalu menyenangkan berbagi lapangan dengannya. Saya merasa para penggemar juga menyukainya. Biasanya pertandingan berlangsung cukup lama, penuh fisik, ada banyak titik balik... Selalu menyenangkan."
"Merasa istimewa dan terhormat bisa berbagi lapangan dengannya. Seperti yang saya katakan, kami berdua berusaha untuk menang. Kami berusaha berkonsentrasi pada setiap poin. Memiliki sikap yang hebat di lapangan, membuat pertandingan selalu sangat menarik," ujar petenis berusia 23 tahun itu.
Menurut statistik ATP, Sinner memasuki tie-break set terakhir setelah mengklaim 18 dari 19 tie-break sebelumnya, termasuk satu di set pertama final. Namun, Alcaraz bangkit dari defisit 0/3 untuk meraih kemenangan.
"Marginnya sangat kecil. Dalam tie-break, marginnya kecil, tetapi tampak sangat besar. Itu saja. Anda harus menerimanya," kata Sinner.
"Anda harus terus berusaha pada beberapa hal. Saya memenangi banyak tie-break pada periode terakhir. Yang ini, hilang begitu saja. Itu saja. Semuanya baik-baik saja."
Saat ini Sinner segera mengalihkan perhatiannya ke Shanghai Masters di mana ia akan mengejar gelar ketujuhnya musim ini dan melanjutkan upayanya untuk mengklaim gelar ATP No.1 akhir tahun. Ia mengungguli Alcaraz dengan 2.820 poin dalam ATP Live Race to Turin.
“Shanghai benar-benar berbeda karena situasinya berbeda. Mudah-mudahan saya bisa menemukan ritme dengan cukup cepat. Yang pasti ini akan menjadi pertandingan babak pertama yang sulit. Setiap turnamen sulit untuk dimainkan di babak pertama," ujar Sinner.
"Yang pasti ada hal-hal yang dapat saya tingkatkan. Kami akan berusaha untuk menjadi pemain yang lebih baik dan juga pribadi yang lebih baik. Selain itu, kerja keras tidak pernah berhenti."