Jakarta (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Mesir Lutfi Rauf mengatakan produk elektronik untuk kebutuhan rumah tangga buatan Indonesia digemari hingga ke mancanegara, termasuk Mesir.
Alasan pasar Mesir menyukai produk Indonesia itu, kata Dubes Lutfi, karena kualitas yang baik dan harganya terjangkau.
"Ini membuktikan kualitas produk kita tidak kalah dengan negara lain dan mendapat respons yang baik dengan harga yang kompetitif di pasar Mesir," kata Dubes Lutfi pada Forum Bisnis dan Malam Apresiasi Agen dan Distributor Produk Elektronik Indonesia di Mesir, Sabtu (28/9).
Forum Bisnis dan Malam Aperiasi itu sekaligus menjadi ajang Sosialisasi Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 di Hall Jaz Makadi Star Resort, Hurghada, Mesir.
Menurut siaran pers KBRI Kairo di Jakarta, Senin (30/9), pasar peralatan elektronik rumah tangga tersegmentasi menjadi peralatan rumah tangga utama.
Peralatan rumah tangga utama itu antara lain lemari pendingin, oven, mesin pembuat kopi dan teh, pengolah makanan, water dispenser, pemanggang roti, penyedot debu, blender, mixer dan juga setrika.
Atase Perdagangan KBRI Kairo, M. Syahran Bhakti S menjelaskan bahwa menurut data mereka, pada periode Januari-Juni 2024, Indonesia menjadi negara pengekspor terbesar ke-7 produk lemari pendingin untuk pasar Mesir, dengan nilai sebesar 5,45 juta dolar AS (sekitar Rp82,4 miliar).
Angka itu naik 87,87 persen dibanding periode yang sama pada 2023 yang mencapai 2,9 juta dolar AS (sekitar Rp 43,8 miliar).
Menurut Syahran, peningkatan tersebut masih memberi peluang yang besar untuk masuknya beragam produk elektronika Indonesia ke pasar Mesir.
Pendiri perusahaan UK Device Manufacturing, Ahmad Ragab Al Kalla, yang merupakan pemegang merek dagang Black & White sekaligus penerima Trophy Primaduta Award dari pemerintah Indonesia, memuji kualitas produk elektronik Indonesia.
"Para pelanggan baik di utara hingga selatan Mesir sangat menggemari produk elektronik rumah tangga Indonesia karena mampu bersaing dengan kualitas elektronik brand ternama dunia," katanya.
Dalam 10 tahun terakhir Kalla telah memegang keagenan tunggal sejumlah merek dagang produk elektronik rumah tangga Indonesia untuk pasar Mesir di antaranya, Maspion, Polytron, Miyako dan OK Appliances.
Dubes Lutfi mengapresiasi kerja sama dagang yang sudah dibangun UK Device Manufacturing Mesir dengan pihak Indonesia.
"Saya mengapresiasi usaha keras keluarga Besar Ahmed Ragab Kalla yang telah membangun persaudaraan jiwa dan juga persaudaraan produk yang mempromosikan lebih banyak lagi aneka ragam produk elektronik Indonesia," kata Dubes.
Pada kesempatan itu, Dubes juga merespons tentang masih tingginya bea masuk barang elektronik rumah tangga ke pasar Mesir yang mencapai 60 persen.
Ini menjadi salah satu pokok pembahasan dalam sidang pertama Joint Trade Committee (JTC) Indonesia-Mesir pada 31 Juli lalu, di mana kedua negara berharap agar pembahasan pengurangan tarif dan Free Trade Agreement kedua negara segera terlaksana, katanya, seperti dikutip dari siaran pers KBRI Kairo.
Alasan pasar Mesir menyukai produk Indonesia itu, kata Dubes Lutfi, karena kualitas yang baik dan harganya terjangkau.
"Ini membuktikan kualitas produk kita tidak kalah dengan negara lain dan mendapat respons yang baik dengan harga yang kompetitif di pasar Mesir," kata Dubes Lutfi pada Forum Bisnis dan Malam Apresiasi Agen dan Distributor Produk Elektronik Indonesia di Mesir, Sabtu (28/9).
Forum Bisnis dan Malam Aperiasi itu sekaligus menjadi ajang Sosialisasi Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 di Hall Jaz Makadi Star Resort, Hurghada, Mesir.
Menurut siaran pers KBRI Kairo di Jakarta, Senin (30/9), pasar peralatan elektronik rumah tangga tersegmentasi menjadi peralatan rumah tangga utama.
Peralatan rumah tangga utama itu antara lain lemari pendingin, oven, mesin pembuat kopi dan teh, pengolah makanan, water dispenser, pemanggang roti, penyedot debu, blender, mixer dan juga setrika.
Atase Perdagangan KBRI Kairo, M. Syahran Bhakti S menjelaskan bahwa menurut data mereka, pada periode Januari-Juni 2024, Indonesia menjadi negara pengekspor terbesar ke-7 produk lemari pendingin untuk pasar Mesir, dengan nilai sebesar 5,45 juta dolar AS (sekitar Rp82,4 miliar).
Angka itu naik 87,87 persen dibanding periode yang sama pada 2023 yang mencapai 2,9 juta dolar AS (sekitar Rp 43,8 miliar).
Menurut Syahran, peningkatan tersebut masih memberi peluang yang besar untuk masuknya beragam produk elektronika Indonesia ke pasar Mesir.
Pendiri perusahaan UK Device Manufacturing, Ahmad Ragab Al Kalla, yang merupakan pemegang merek dagang Black & White sekaligus penerima Trophy Primaduta Award dari pemerintah Indonesia, memuji kualitas produk elektronik Indonesia.
"Para pelanggan baik di utara hingga selatan Mesir sangat menggemari produk elektronik rumah tangga Indonesia karena mampu bersaing dengan kualitas elektronik brand ternama dunia," katanya.
Dalam 10 tahun terakhir Kalla telah memegang keagenan tunggal sejumlah merek dagang produk elektronik rumah tangga Indonesia untuk pasar Mesir di antaranya, Maspion, Polytron, Miyako dan OK Appliances.
Dubes Lutfi mengapresiasi kerja sama dagang yang sudah dibangun UK Device Manufacturing Mesir dengan pihak Indonesia.
"Saya mengapresiasi usaha keras keluarga Besar Ahmed Ragab Kalla yang telah membangun persaudaraan jiwa dan juga persaudaraan produk yang mempromosikan lebih banyak lagi aneka ragam produk elektronik Indonesia," kata Dubes.
Pada kesempatan itu, Dubes juga merespons tentang masih tingginya bea masuk barang elektronik rumah tangga ke pasar Mesir yang mencapai 60 persen.
Ini menjadi salah satu pokok pembahasan dalam sidang pertama Joint Trade Committee (JTC) Indonesia-Mesir pada 31 Juli lalu, di mana kedua negara berharap agar pembahasan pengurangan tarif dan Free Trade Agreement kedua negara segera terlaksana, katanya, seperti dikutip dari siaran pers KBRI Kairo.