Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menunggu kesiapan Bandara di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, selesai dan dapat digunakan, sebelum memastikan dirinya pindah dan berkantor di IKN.
"Lihat kondisi lapangan, karena memang banyak hal yang belum selesai. Misalnya, bandara belum," kata Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers usai meresmikan Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Rumah Sakit (RS) Sardjito Yogyakarta di DIY, Kabupaten Sleman, Rabu.
Presiden menegaskan bahwa ia tidak memaksakan untuk pindah berkantor di IKN pada September mendatang jika infrastruktur di lapangan, seperti bandara belum selesai.
Menurut Presiden, kepindahan dirinya untuk berkantor di IKN dapat dilakukan jika ketika melakukan kunjungan kerja ke provinsi lain, seperti Papua atau NTT, Presiden bisa bertolak dari Bandara IKN.
"Sehingga kalau sudah pindah ke sana semestinya kalau kita mau ke Papua dari IKN, kalau mau ke NTT dari IKN, ke Aceh juga dari IKN, kalau airportnya belum jadi...," kata Presiden.
Sebelumnya saat berkantor perdana di IKN pada akhir Juli lalu, Presiden memastikan terlebih dahulu kesiapan pasokan air, listrik hingga jaringan internet mumpuni. Namun untuk kepindahan di IKN pada September, Kepala Negara menekankan bahwa kesiapan bandara harus sudah selesai dan dapat digunakan.
"Iya airport," kata Jokowi.
Sementara itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengakui Bandara di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, telah siap didarati pesawat termasuk Pesawat Kepresidenan RI pada awal September 2024.
"Sudah bisa didarati pesawat kepresidenan awal September," ujar Budi saat ditemui di Jakarta, Senin.
Dengan mengacungkan jempol, Budi kembali menegaskan kesiapan bandara termasuk landasan pacu (runway) yang telah diuji coba Minggu (25/8).
Diketahui sebelumnya Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kemungkinan akan pindah ke Ibu Kota Nusantara atau IKN, Kalimantan Timur, pada September 2024.
"Kalau yang saya tahu programnya Pak Presiden Jokowi, kalau nanti bandaranya (IKN) ini beroperasi pada minggu pertama September, Beliau pindah ke sana," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
"Lihat kondisi lapangan, karena memang banyak hal yang belum selesai. Misalnya, bandara belum," kata Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers usai meresmikan Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Rumah Sakit (RS) Sardjito Yogyakarta di DIY, Kabupaten Sleman, Rabu.
Presiden menegaskan bahwa ia tidak memaksakan untuk pindah berkantor di IKN pada September mendatang jika infrastruktur di lapangan, seperti bandara belum selesai.
Menurut Presiden, kepindahan dirinya untuk berkantor di IKN dapat dilakukan jika ketika melakukan kunjungan kerja ke provinsi lain, seperti Papua atau NTT, Presiden bisa bertolak dari Bandara IKN.
"Sehingga kalau sudah pindah ke sana semestinya kalau kita mau ke Papua dari IKN, kalau mau ke NTT dari IKN, ke Aceh juga dari IKN, kalau airportnya belum jadi...," kata Presiden.
Sebelumnya saat berkantor perdana di IKN pada akhir Juli lalu, Presiden memastikan terlebih dahulu kesiapan pasokan air, listrik hingga jaringan internet mumpuni. Namun untuk kepindahan di IKN pada September, Kepala Negara menekankan bahwa kesiapan bandara harus sudah selesai dan dapat digunakan.
"Iya airport," kata Jokowi.
Sementara itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengakui Bandara di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, telah siap didarati pesawat termasuk Pesawat Kepresidenan RI pada awal September 2024.
"Sudah bisa didarati pesawat kepresidenan awal September," ujar Budi saat ditemui di Jakarta, Senin.
Dengan mengacungkan jempol, Budi kembali menegaskan kesiapan bandara termasuk landasan pacu (runway) yang telah diuji coba Minggu (25/8).
Diketahui sebelumnya Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kemungkinan akan pindah ke Ibu Kota Nusantara atau IKN, Kalimantan Timur, pada September 2024.
"Kalau yang saya tahu programnya Pak Presiden Jokowi, kalau nanti bandaranya (IKN) ini beroperasi pada minggu pertama September, Beliau pindah ke sana," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.