Kendari (ANTARA) - Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan jagung dan kopra menjadi komoditas unggulan daerah ini yang terus dikembangkan.
Kepala Karantina BKHIT Provinsi Sultra Azhar saat ditemui di Kendari, Rabu, mengatakan bahwa komoditas tersebut memiliki beberapa keunggulan, salah satunya adalah berupa hasil produksi yang besar, permintaan yang banyak, dan merupakan komoditas strategis nasional maupun di daerah.
Karena itu pihaknya terus mendorong beberapa komoditas unggulan tersebut agar ke depannya bisa diekspor.
"Selain kelapa bulat yang telah diekspor perdana, terdapat juga ada komoditas lain asal Sultra yang menjadi unggulan, kami catat ada sekitar delapan komoditas," kata Azhar.
Dia menyebutkan bahwa selain biji jagung dan kopra, terdapat juga beberapa komoditas seperti biji kakao, biji mete, cengkih, tepung kelapa, biji pinang dan pala.
"Dari delapan komoditas tersebut bisa dilihat dari jumlah komoditas yang dapat dilalulintaskan ke beberapa daerah di Indonesia," ujarnya.
Azhar mengungkapkan bahwa untuk data volume lalu lintas kopra tersebut sebesar 28,46 ribu ton, biji jagung sebesar 39,99 ribu ton, biji kakao 5,83 ribu ton, biji mete 4,91 ribu ton, dan cengkih sebanyak 2,52 ribu ton.
"Kemudian untuk kelapa bulat sebanyak 1,66 ribu ton, tepung kelapa 1,24 ribu ton, biji pinang 458 ton, dan pala sebanyak 297 ton," ungkap Azhar.
Dia menambahkan bahwa pihaknya terus melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan dalam hal ini Pemerintah Daerah (Pemda) Sultra untuk terus mendorong ekspor komoditas itu.
"Kami berharap ekspor komoditas pertanian dapat lebih meningkat, sehingga dapat menjadi nilai tambah yang besar untuk daerah Sulawesi Tenggara dan para petani," tambah Azhar.
Kepala Karantina BKHIT Provinsi Sultra Azhar saat ditemui di Kendari, Rabu, mengatakan bahwa komoditas tersebut memiliki beberapa keunggulan, salah satunya adalah berupa hasil produksi yang besar, permintaan yang banyak, dan merupakan komoditas strategis nasional maupun di daerah.
Karena itu pihaknya terus mendorong beberapa komoditas unggulan tersebut agar ke depannya bisa diekspor.
"Selain kelapa bulat yang telah diekspor perdana, terdapat juga ada komoditas lain asal Sultra yang menjadi unggulan, kami catat ada sekitar delapan komoditas," kata Azhar.
Dia menyebutkan bahwa selain biji jagung dan kopra, terdapat juga beberapa komoditas seperti biji kakao, biji mete, cengkih, tepung kelapa, biji pinang dan pala.
"Dari delapan komoditas tersebut bisa dilihat dari jumlah komoditas yang dapat dilalulintaskan ke beberapa daerah di Indonesia," ujarnya.
Azhar mengungkapkan bahwa untuk data volume lalu lintas kopra tersebut sebesar 28,46 ribu ton, biji jagung sebesar 39,99 ribu ton, biji kakao 5,83 ribu ton, biji mete 4,91 ribu ton, dan cengkih sebanyak 2,52 ribu ton.
"Kemudian untuk kelapa bulat sebanyak 1,66 ribu ton, tepung kelapa 1,24 ribu ton, biji pinang 458 ton, dan pala sebanyak 297 ton," ungkap Azhar.
Dia menambahkan bahwa pihaknya terus melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan dalam hal ini Pemerintah Daerah (Pemda) Sultra untuk terus mendorong ekspor komoditas itu.
"Kami berharap ekspor komoditas pertanian dapat lebih meningkat, sehingga dapat menjadi nilai tambah yang besar untuk daerah Sulawesi Tenggara dan para petani," tambah Azhar.