Kendari (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sulawesi Tenggara, berdayakan pemberdayaan kelompok masyarakat atau Pokmas di kampung KB Kabupaten Muna dalam rangka percepatan penurunan stunting di daerah itu.
"Pemberdayaan kelompok masyarakat di kampung KB merupakan salah satu upaya percepatan penurunan stunting yang ada di Bumi Anoa Sultra, sebab salah satu permasalahan yang menjadi fokus negara saat ini adalah tingginya prevalensi stunting anak balita," kata Perwakilan BKKBN Sultra, Dr.Mustakim, saat membuka kegiatan di Muna, (12/8).
Ia menjelaskan bahwa dalam upaya peningkatan pembangunan nasional, keluarga merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan. Karena kekuatan pembangunan nasional, berakar pada elemen keluarga sebagai komunitas mikro dalam masyarakat.
"Sebab, keluarga sejahtera dan berkualitas, kata dia, merupakan fondasi dasar bagi keutuhan, kekuatan dan keberlanjutan pembangunan," katanya.
Ia menuturkan bahwa profil keluarga Indonesia yang tercermin dari hasil SUPAS 2015 menunjukkan keluarga Indonesia berada dalam kondisi yang rentan. Angka kematian ibu masih tinggi, yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup, sementara angka kematian bayi Indonesia sebanyak 22 bayi per 1.000 kelahiran hidup.
Menurut dia, potret ini akan berpengaruh dalam pengelolaan keluarga serta pola pengasuhan yang berdampak kepada kualitas manusia. Oleh karena itu Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) harus dapat menjangkau seluruh keluarga Indonesia.
"Yaitu salah satunya melalui intensifikasi dan ekstensifikasi program Bangga Kencana di Kampung Keluarga Berkualitas atau Kampung KB," ujarnya.
BKKBN Sulawesi Tenggara, saat kegiatan pemberdayaan kelompok masyarakat atau Pokmas di kampung KB Kabupaten Muna dalam rangka percepatan penurunan stunting (Foto Antara/HO-Humas BKKBN Sultra)
Ia mengatakan bahwa, terbitnya instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2022 tentang optimalisasi penyelenggaraan kampung keluarga berkualitas akan memayungi upaya penguatan dan pemberdayaan institusi keluarga secara nasional melalui integrasi dan konvergensi program pembangunan lintas sektor terkait di kampung keluarga berkualitas, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, keluarga, dan masyarakat.
Ia menambahkan, pada kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penanggulangan stunting, penurunan angka kematian ibu hamil atau melahirkan dan kematian bayi, menurunkan angka unmet need, kesertaan KB, serta menurunkan angka kemiskinan di kampung keluarga berkualitas.
"Pemberdayaan kelompok masyarakat di kampung KB merupakan salah satu upaya percepatan penurunan stunting yang ada di Bumi Anoa Sultra, sebab salah satu permasalahan yang menjadi fokus negara saat ini adalah tingginya prevalensi stunting anak balita," kata Perwakilan BKKBN Sultra, Dr.Mustakim, saat membuka kegiatan di Muna, (12/8).
Ia menjelaskan bahwa dalam upaya peningkatan pembangunan nasional, keluarga merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan. Karena kekuatan pembangunan nasional, berakar pada elemen keluarga sebagai komunitas mikro dalam masyarakat.
"Sebab, keluarga sejahtera dan berkualitas, kata dia, merupakan fondasi dasar bagi keutuhan, kekuatan dan keberlanjutan pembangunan," katanya.
Ia menuturkan bahwa profil keluarga Indonesia yang tercermin dari hasil SUPAS 2015 menunjukkan keluarga Indonesia berada dalam kondisi yang rentan. Angka kematian ibu masih tinggi, yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup, sementara angka kematian bayi Indonesia sebanyak 22 bayi per 1.000 kelahiran hidup.
Menurut dia, potret ini akan berpengaruh dalam pengelolaan keluarga serta pola pengasuhan yang berdampak kepada kualitas manusia. Oleh karena itu Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) harus dapat menjangkau seluruh keluarga Indonesia.
"Yaitu salah satunya melalui intensifikasi dan ekstensifikasi program Bangga Kencana di Kampung Keluarga Berkualitas atau Kampung KB," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa, terbitnya instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2022 tentang optimalisasi penyelenggaraan kampung keluarga berkualitas akan memayungi upaya penguatan dan pemberdayaan institusi keluarga secara nasional melalui integrasi dan konvergensi program pembangunan lintas sektor terkait di kampung keluarga berkualitas, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, keluarga, dan masyarakat.
Ia menambahkan, pada kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penanggulangan stunting, penurunan angka kematian ibu hamil atau melahirkan dan kematian bayi, menurunkan angka unmet need, kesertaan KB, serta menurunkan angka kemiskinan di kampung keluarga berkualitas.