Kendari (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Hortikultura (Disbun) Sulawesi Tenggara (Sultra) membantu petani dalam memasarkan produk komoditas dengan mengelar pasar tani dalam rangka menyambut HUT ke-79 RI tahun 2024.
Kepala Bidang Hortikultura Disbun Sultra, Djodji Paat, di Kendari, Jumat, mengatakan bahwa pasar tani tersebut merupakan salah satu upaya dalam membantu para petani dalam memasarkan produknya.
"Sejak dilaksanakan pasar tani tersebut para petani semakin termotivasi untuk mengembangkan tanaman miliknya," katanya.
Djodji menuturkan bahwa pasar tani ini dilaksanakan sebanyak dua kali selama sebulan. Kemudian, jika petani terkendala dalam memasarkan hasil komoditas maka bidang hortikultura Disbun Sultra akan mengambil produk tersebut untuk dijual langsung ke konsumen.
Menurutnya, melalui pasar tani tersebut bukan hanya membantu para petani hortikultura, namun juga membuat masyarakat senang sebab mereka dapat berbelanja dengan harga murah atau di bawah harga pasar.
“Yang jelasnya pasar tani ini harganya lebih murah dibandingkan harga di pasar yang ada di Kota Kendari," kata Djodji.
Ia menyebutkan bahwa ada 19 komoditas produk di pasar tani hortikultura diantaranya yaitu cabai rawit dengan harga Rp65.000 per kg, cabai merah Rp35.000 per kg, cabai keriting Rp35.000 per kg, bawang merah Rp35.000 per kg, sawi Rp5.000 per ikat, tomat Rp7.000 per kg, terong Rp5.000 per empat buah, gambas Rp8.000 per ikat.
"Kemudian daun bawang Rp5.000 per ikat, timun Rp5.000 per empat buah, kangkung Rp5.000 per ikat, pakis Rp5.000 per ikat, kacang Panjang Rp5.000 per ikat, semangka Rp8.000 per kg, papaya Rp5.000 per kg, kripik jahe Rp25.000 per bungkus, bawang goreng Rp30.000 per toples, dan cabai bubuk Rp.20.000 per bungkus," ujarnya.
Selain itu, Ia berharap bahwa kedepannya pasar tani ini bisa dilaksanakan di seluruh kabupaten atau kota yang ada di wilayah Bumi Anoa tersebut.
Dari pantauan ANTARA pada gelaran pasar tani tersebut dipadati oleh para masyarakat yang ada di wilayah itu untuk berbelanja di tempat tersebut.
Kepala Bidang Hortikultura Disbun Sultra, Djodji Paat, di Kendari, Jumat, mengatakan bahwa pasar tani tersebut merupakan salah satu upaya dalam membantu para petani dalam memasarkan produknya.
"Sejak dilaksanakan pasar tani tersebut para petani semakin termotivasi untuk mengembangkan tanaman miliknya," katanya.
Djodji menuturkan bahwa pasar tani ini dilaksanakan sebanyak dua kali selama sebulan. Kemudian, jika petani terkendala dalam memasarkan hasil komoditas maka bidang hortikultura Disbun Sultra akan mengambil produk tersebut untuk dijual langsung ke konsumen.
Menurutnya, melalui pasar tani tersebut bukan hanya membantu para petani hortikultura, namun juga membuat masyarakat senang sebab mereka dapat berbelanja dengan harga murah atau di bawah harga pasar.
“Yang jelasnya pasar tani ini harganya lebih murah dibandingkan harga di pasar yang ada di Kota Kendari," kata Djodji.
Ia menyebutkan bahwa ada 19 komoditas produk di pasar tani hortikultura diantaranya yaitu cabai rawit dengan harga Rp65.000 per kg, cabai merah Rp35.000 per kg, cabai keriting Rp35.000 per kg, bawang merah Rp35.000 per kg, sawi Rp5.000 per ikat, tomat Rp7.000 per kg, terong Rp5.000 per empat buah, gambas Rp8.000 per ikat.
"Kemudian daun bawang Rp5.000 per ikat, timun Rp5.000 per empat buah, kangkung Rp5.000 per ikat, pakis Rp5.000 per ikat, kacang Panjang Rp5.000 per ikat, semangka Rp8.000 per kg, papaya Rp5.000 per kg, kripik jahe Rp25.000 per bungkus, bawang goreng Rp30.000 per toples, dan cabai bubuk Rp.20.000 per bungkus," ujarnya.
Selain itu, Ia berharap bahwa kedepannya pasar tani ini bisa dilaksanakan di seluruh kabupaten atau kota yang ada di wilayah Bumi Anoa tersebut.
Dari pantauan ANTARA pada gelaran pasar tani tersebut dipadati oleh para masyarakat yang ada di wilayah itu untuk berbelanja di tempat tersebut.