Kendari (ANTARA) - Bupati Kolaka Timur Abd Azis, mengatakan daerahnya yang mayoritas penduduknya bekerja pada sektor pertanian (padi sawah) maka pihaknya tengah memprogramkan Listrik Masuk Sawah (LMS).
"Karena petani di Koltim mayoritas bergerak pada sektor tanaman pangan yang menjadikan daerah ini sebagai salah satu daerah penghasil beras di Sultra maka sangat tepat untuk membantu masyarakat dengan penerangan listrik yang memadai," katanya , Sabtu.
Untuk itu, bupati Koltim melalui Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak), meluncurkan program LMS, yang hemat energi dan ramah lingkungan.
Dengan program Gerakan membangun dan melayani Masyarakat (Gemas), program ini merupakan bentuk respon terhadap kebijakan pemerintah pusat dalam hal program pompanisasi dan irigasi perpompaan. Program ini, merupakan yang pertama kali di Sultra.
Kepala Distanak Koltim Ridwan mengungkapkan, program LMS berawal dari gagasan Bupati Koltim sendiri, yang menganggap bermanfaat untuk menghemat penggunaan bahan bakar minyak (BBM), yang selama ini digunakan oleh para petani sawah.
"Semua ini, merupakan gagasan pak bupati untuk mengantisipasi sawah tadah hujan. Dengan LMS ini, menggunakan energi listrik jauh lebih hemat dibandingkan bahan bakar minyak, gas, dan solar," kata Ridwan.
Dikatakan Ridwan, perkembangan modernisasi alat dan mesin pertanian (Alsintan) saat ini, memerlukan energi yang efektif dan efisien, sehingga program LMS sangat diperlukan.
Seperti penggunaan tangki Handsveyer, yang sistem baterai tidak perlu lagi diisi di rumah ketika habis daya.
Dengan sistem ini, bisa menggunakan pompa alternatif yang harganya relatif terjangkau, seperti pompa celup yang harganya lebih murah.
Manfaat lain dari program LMS lainnya lanjut Ridwan, petani dapat menggunakan lampu penerangan yang dapat berfungsi sebagai perangkap hama di sawah, yang tak lagi harus menggunakan pestisida.
Kata Ridwan, uji coba LMS ini diawali di wilayah selatan, yaitu di Kecamatan Lambandia dan sekitarnya yang terdiri dari 59 desa.
Tiga desa bagian ujung selatan Koltim, ditangani oleh PLN Konawe Selatan, sementara sisanya ditangani oleh PLN Konawe dan Kendari.
"Persawahan di desa ini adalah tadah hujan, sehingga kebutuhan akan pompa sangat mendesak. Sejauh ini, koordinasi kami dengan PLN berjalan lancar dan kami sudah melakukan survei lapangan terhadap 59 titik tersebut. Hasilnya sudah disampaikan ke UP3 Provinsi," tambah Ridwan.
Terakhir kata dia, bupati sangat serius menangani program LMS ini karena program ini.
"Bahkan, pihak PLN Konawe menyebutkan bahwa se-Sulawesi Tenggara, Koltim adalah yang pertama merespon program listrik masuk sawah ini," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bupati Kolaka Timur luncurkan program Listrik Masuk Sawah
"Karena petani di Koltim mayoritas bergerak pada sektor tanaman pangan yang menjadikan daerah ini sebagai salah satu daerah penghasil beras di Sultra maka sangat tepat untuk membantu masyarakat dengan penerangan listrik yang memadai," katanya , Sabtu.
Untuk itu, bupati Koltim melalui Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak), meluncurkan program LMS, yang hemat energi dan ramah lingkungan.
Dengan program Gerakan membangun dan melayani Masyarakat (Gemas), program ini merupakan bentuk respon terhadap kebijakan pemerintah pusat dalam hal program pompanisasi dan irigasi perpompaan. Program ini, merupakan yang pertama kali di Sultra.
Kepala Distanak Koltim Ridwan mengungkapkan, program LMS berawal dari gagasan Bupati Koltim sendiri, yang menganggap bermanfaat untuk menghemat penggunaan bahan bakar minyak (BBM), yang selama ini digunakan oleh para petani sawah.
"Semua ini, merupakan gagasan pak bupati untuk mengantisipasi sawah tadah hujan. Dengan LMS ini, menggunakan energi listrik jauh lebih hemat dibandingkan bahan bakar minyak, gas, dan solar," kata Ridwan.
Dikatakan Ridwan, perkembangan modernisasi alat dan mesin pertanian (Alsintan) saat ini, memerlukan energi yang efektif dan efisien, sehingga program LMS sangat diperlukan.
Seperti penggunaan tangki Handsveyer, yang sistem baterai tidak perlu lagi diisi di rumah ketika habis daya.
Dengan sistem ini, bisa menggunakan pompa alternatif yang harganya relatif terjangkau, seperti pompa celup yang harganya lebih murah.
Manfaat lain dari program LMS lainnya lanjut Ridwan, petani dapat menggunakan lampu penerangan yang dapat berfungsi sebagai perangkap hama di sawah, yang tak lagi harus menggunakan pestisida.
Kata Ridwan, uji coba LMS ini diawali di wilayah selatan, yaitu di Kecamatan Lambandia dan sekitarnya yang terdiri dari 59 desa.
Tiga desa bagian ujung selatan Koltim, ditangani oleh PLN Konawe Selatan, sementara sisanya ditangani oleh PLN Konawe dan Kendari.
"Persawahan di desa ini adalah tadah hujan, sehingga kebutuhan akan pompa sangat mendesak. Sejauh ini, koordinasi kami dengan PLN berjalan lancar dan kami sudah melakukan survei lapangan terhadap 59 titik tersebut. Hasilnya sudah disampaikan ke UP3 Provinsi," tambah Ridwan.
Terakhir kata dia, bupati sangat serius menangani program LMS ini karena program ini.
"Bahkan, pihak PLN Konawe menyebutkan bahwa se-Sulawesi Tenggara, Koltim adalah yang pertama merespon program listrik masuk sawah ini," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bupati Kolaka Timur luncurkan program Listrik Masuk Sawah