Kendari (ANTARA) - Kegiatan rembuk stunting dengan melibatkan sejumlah kader Posyandu, Ketua RT/RW, LPM, tokoh masyarakat, Babinsa majelis taklim, se kelurahan Wundudopi Kecamatan Baruga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara mendapat respon positif dari peserta.
Rembuk Stunting dengan melibatkan nara sumber dari Bappeda Kota Kendari Dinas Kesehatan di pusatkan diaula Kantor Lurah Wundudopi, yang dibuka Camat Baruga di wakili Lurah Wundudopi, Ramli, S.IP, MM, Rabu.
Adapun nara sumber yakni Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kendari dr.Hasmirah, M.Kes dan Kabid Perekonomian dan SDA Bappeda Kota Kendari
Novi Diana Wijayanti, ST, MM.
Stunting kata dr.Asmirah adalah masalah gizi buruk akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Di bagian lain kata mantan Kepala Puskesmas Lepo Lepo itu, stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.
Setelah dua nara sumber memberi pemaparan mengenai tujuan dan sasaran dari kegiatan rembuk stunting, lalu moderator Lurah Wundudopi membuka sesi tanya jawab dari peserta dengan pertanyaan dan saran yang sangat positif.
"Khusus di Kelurahan Wundudopi kasus stunting tercatat ada 7 (tujuh) balita yang harus mendapat perhatian kita semua," kata dr.Asmirah seraya menambahkan kasus stunting diharapkan para ketua RT RW dan tokoh masyarakat untuk memberi perhatian dan intervensi terhadap kasus pencegahan stunting.
Suasana Rembuk Stunting dengan nara sumber Novi Diana Wijayanti, ST.MM dari Bappeda (kiri) dan dr.Asmirah, M.Kes dari Dinas Kesehatan kota Kendari (kanan) dan Lurah Wundudopi Ramli, S,IP, MM (tengah) di Aula Kantor Lurah Wundudopi, Rabu. (Foto Antara/Azis Senong)
Sementara kasus gizi buruk, lanjut ibu Novi dari Bappeda masih ada sekitar 30 orang yang tersebar di beberapa RT/RW berdasarkan laporan yang di terima.
"Olehnya itu peran dari kader Posyandu, ketua RT-RW dan tokoh masyarakat untuk terus memberi edukasi kepada warganya untuk peduli melakukan pemeriksaan dan vaksin polio bagi balita 0-7 tahun dan ibu hamil ke Posyandu maupun ke Puskesmas terdekat.
Lurah Wundudopi menambahkan selain kegiatan rembuk stunting yang sudah dilaksanakan hari ini juga pada hari Kamis (25/07) diadakan Sosialisasi Kemiskinan Ekstrim, Pola Hidup Bersih dan Sehat dan pada, Selasa (30/07) terkait sosialisasi penanganan persampahan.
Rembuk Stunting dengan melibatkan nara sumber dari Bappeda Kota Kendari Dinas Kesehatan di pusatkan diaula Kantor Lurah Wundudopi, yang dibuka Camat Baruga di wakili Lurah Wundudopi, Ramli, S.IP, MM, Rabu.
Adapun nara sumber yakni Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kendari dr.Hasmirah, M.Kes dan Kabid Perekonomian dan SDA Bappeda Kota Kendari
Novi Diana Wijayanti, ST, MM.
Stunting kata dr.Asmirah adalah masalah gizi buruk akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Di bagian lain kata mantan Kepala Puskesmas Lepo Lepo itu, stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.
Setelah dua nara sumber memberi pemaparan mengenai tujuan dan sasaran dari kegiatan rembuk stunting, lalu moderator Lurah Wundudopi membuka sesi tanya jawab dari peserta dengan pertanyaan dan saran yang sangat positif.
"Khusus di Kelurahan Wundudopi kasus stunting tercatat ada 7 (tujuh) balita yang harus mendapat perhatian kita semua," kata dr.Asmirah seraya menambahkan kasus stunting diharapkan para ketua RT RW dan tokoh masyarakat untuk memberi perhatian dan intervensi terhadap kasus pencegahan stunting.
Sementara kasus gizi buruk, lanjut ibu Novi dari Bappeda masih ada sekitar 30 orang yang tersebar di beberapa RT/RW berdasarkan laporan yang di terima.
"Olehnya itu peran dari kader Posyandu, ketua RT-RW dan tokoh masyarakat untuk terus memberi edukasi kepada warganya untuk peduli melakukan pemeriksaan dan vaksin polio bagi balita 0-7 tahun dan ibu hamil ke Posyandu maupun ke Puskesmas terdekat.
Lurah Wundudopi menambahkan selain kegiatan rembuk stunting yang sudah dilaksanakan hari ini juga pada hari Kamis (25/07) diadakan Sosialisasi Kemiskinan Ekstrim, Pola Hidup Bersih dan Sehat dan pada, Selasa (30/07) terkait sosialisasi penanganan persampahan.