Kendari (ANTARA) - Dalam upaya mencegah stunting BKKBN Sulawesi Tenggara melakukan Orientasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Bidang Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting di Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi.

Kegiatan itu melibatkan kader BKB, keluarga yang memiliki Baduta yang berjumlah 60 orang, PIK Remaja berjumlah 40 orang yang terdiri dari Siswa yang tergabung dalam kegiatan PIK Remaja serta PKB/PLKB sejumlah 20 orang, demikian rilis BKKBN Sultra yang diterima, Selasa.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara, yang di wakili oleh Ketua Tim Kerja HALAKIEMAS BKKBN Sultra, H. Mustakim mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga, remaja dan masyarakat terhadap Program Bangga Kencana serta Percepatan Penurunan Stunting dengan integrasi edukasi secara efektif, konvergen dan terintegrasi melalui komitmen penentu kebijakan (stakeholders) dan pemangku kepentingan dengan melibatkan lintas sektor di tingkat Kabupaten Wakatobi.

Lanjut Mustakim menyampaikan ucapan terimakasih kepada Dinas Pengendalian Penduduk dan  KB (PPKB) Kabupaten Wakatobi yang sangat antusias terkait pelaksanaan kegiatan ini, hal ini menandakan komitmen yang sangat besar dalam melaksanakan kegiatan ini, ujarnya.

Ungkapan Terimakasih juga di sampaikan Mustakim kepada para Guru pendamping serta PIK Remaja yang berkesempatan hadir pada kegiatan Edukasi Gizi dan Anemia pada kegiatan BKR.

Kegiatan  Orientasi Program Bangga Kencana di Kabupaten Wakatobi merupakan langkah awal kita untuk dapat memantau perkembangan anak sejak dari usia dini yang mana dengan menggunakan KKA, kita bisa mengetahui perkembangan balita sejak awal apakah terindikasi Stunting atau tidak dengan memantau perkembangannya melalui KKA, kata Mustakim

"Edukasi Gizi bagi Remaja menjadi Pondasi utama bagi remaja Kita dalam memahami Pemahaman terkait Gizi dan Kesehatan dalam Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja yang nantinya mereka akan menjadi penerus bangsa ini,," ujarnya.

Mustakim menyampaikan, pendampingan pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) menjadi hal yang paling utama untuk mengetahui Kondisi perkembangan Anak apakah bisa terindikasi Stunting atau tidak dengan menggunakan KKA ini, mengakhiri sambutannya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (PPKB) Kabupaten Wakatobi, La Ode Safihuddin,  memandang strategis pelaksanaan Program Bangga Kencana sebagai salah satu kerangka pembangunan manusia, dengan menempatkan masyarakat sebagai subyek sekaligus obyek dari pembangunan, yang berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan kesejahteraan generasi masa depan.

"Kompleksitas stunting mengharuskan kita semua untuk berkolaborasi secara berkesinambungan, dan semakin menguatkan sinergi bersama, sehingga mampu menurunkan prevalensi stunting di Wakatobi secara signifikan,” ungkap La Ode Safihuddin.



Menurutnya, suksesnya Program Bangga Kencana dan penanganan stunting, hanya dapat diselesaikan dengan konvergensi dukungan serta keterlibatan kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah, komunitas, dunia usaha, akademisi dan media.

“Sudah barang tentu diperlukan peran aktif dan komitmen seluruh elemen masyarakat Wakatobi, untuk bersinergi dengan pemerintah dan seluruh stakeholders lainnya dalam penanganan stunting,” tegasnya.

Safihuddin menambahkan tahun 2024 ini pekerjaan rumah bagi Kabupaten Wakatobi masih berat, karena hasil SKI 2023 untuk Wakatobi mengalami kenaikan dari 29,9 persen tahun 2022 menjadi 31,9 persen tahun 2023 atau naik 2 persen.

Sedangkan untuk target nasional kita harus mengejar di angka 14 persen, untuk itu kita tetap harus berbenah dalam penanganan stunting ini, oleh karena itu kehadiran PIK Remaja ini merupakan salah satu sasaran yang prioritas yang mereka selanjutnya tongkat estafet keluarga kita serahkan.
 

Pewarta : Azis Senong/Andika
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024