Kendari (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyiapkan sebanyak 325 desa wisata yang nantinya diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisata nusantara (wisnus) di wilayah Bumi Anoa.
Kepala Dispar Provinsi Sultra Belli Tombili saat ditemui di Kendari Selasa, mengatakan bahwa 325 desa wisata yang disiapkan tersebut mempunyai memiliki keunggulan dari sektor pariwisata, baik dari segi kekayaan alam maupun dari segi budaya.
“Saat ini berdasarkan catatan, trennya pariwisata di pedesaan dan petualangan. Artinya potensi ini menawarkan kekayaan alam dan budaya di desa-desa,” kata Belli Tombili.
Dia menyebutkan bahwa potensi desa yang dikelola masing-masing desa merupakan konsep paling baik untuk meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat sekitar desa.
Belli Tombii juga mengungkapkan bahwa beberapa desa wisata di Sultra tersebut sudah ada yang dikenali hingga ke mancanegara, yakni Desa Wisata Labengki yang tahun ini masuk nominasi Anugerah Desa Wisata atau ADWI tahun 2024, Limbo Wolio, air terjun Moramo, dan Desa Wisata Sani-sani.
“Dari beberapa desa wisata ini memang kita sudah melihat dampaknya terhadap peningkatan kunjungan wisatawan. Ini tentunya sangat bagus,” terangnya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini Dispar Sultra tengah fokus dalam mengembangkan desa wisata yang ada di Bumi Anoa, salah satunya dengan menggelar berbagai kegiatan dan budaya, yang diharapkan dapat menarik wisatawan untuk berkunjung di Sultra.
"Kami juga sedang fokus pada pengembangan desa wisata Sani-Sani. Sebab salah satu wisata di Kolaka ini memiliki keunikan khusus mulai arung jeram, wisata tracking ke atas, memiliki kebun, dan pantai," jelasnya.
Belli Tombili menuturkan bahwa pihak desa setempat juga saat ini akan mengembangkan beberapa fasilitas penyelaman di sekitar Pulau Padamarang dan wisata paralayang.
“Pengembangan di desa wisata ini merupakan sesuatu yang baru di Sultra. Terkait paralayang baru ada di dua daerah yaitu Buton Tengah dan Sani-Sani. Bahkan pihak desa ini telah mengikuti pelatihan terkait paralayang sampai ke Bandung. Tentu kami akan terus support,” ungkapnya.
Untuk meningkatkan jumlah perjalanan Wisnus di Sultra, pemerintah juga telah memberikan pelatihan kepada para pemandu wisata di Bumi Anoa.
Berdasarkan catatan tersebut secara total terdapat 2.100 desa wisata di Sultra yang tersebar di kabupaten/kota dan telah terdaftar di Jaringan Desa Wisata (Jadesta) milik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dispar Sultra siapkan 325 desa wisata tingkatkan kunjungan wisnus
Kepala Dispar Provinsi Sultra Belli Tombili saat ditemui di Kendari Selasa, mengatakan bahwa 325 desa wisata yang disiapkan tersebut mempunyai memiliki keunggulan dari sektor pariwisata, baik dari segi kekayaan alam maupun dari segi budaya.
“Saat ini berdasarkan catatan, trennya pariwisata di pedesaan dan petualangan. Artinya potensi ini menawarkan kekayaan alam dan budaya di desa-desa,” kata Belli Tombili.
Dia menyebutkan bahwa potensi desa yang dikelola masing-masing desa merupakan konsep paling baik untuk meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat sekitar desa.
Belli Tombii juga mengungkapkan bahwa beberapa desa wisata di Sultra tersebut sudah ada yang dikenali hingga ke mancanegara, yakni Desa Wisata Labengki yang tahun ini masuk nominasi Anugerah Desa Wisata atau ADWI tahun 2024, Limbo Wolio, air terjun Moramo, dan Desa Wisata Sani-sani.
“Dari beberapa desa wisata ini memang kita sudah melihat dampaknya terhadap peningkatan kunjungan wisatawan. Ini tentunya sangat bagus,” terangnya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini Dispar Sultra tengah fokus dalam mengembangkan desa wisata yang ada di Bumi Anoa, salah satunya dengan menggelar berbagai kegiatan dan budaya, yang diharapkan dapat menarik wisatawan untuk berkunjung di Sultra.
"Kami juga sedang fokus pada pengembangan desa wisata Sani-Sani. Sebab salah satu wisata di Kolaka ini memiliki keunikan khusus mulai arung jeram, wisata tracking ke atas, memiliki kebun, dan pantai," jelasnya.
Belli Tombili menuturkan bahwa pihak desa setempat juga saat ini akan mengembangkan beberapa fasilitas penyelaman di sekitar Pulau Padamarang dan wisata paralayang.
“Pengembangan di desa wisata ini merupakan sesuatu yang baru di Sultra. Terkait paralayang baru ada di dua daerah yaitu Buton Tengah dan Sani-Sani. Bahkan pihak desa ini telah mengikuti pelatihan terkait paralayang sampai ke Bandung. Tentu kami akan terus support,” ungkapnya.
Untuk meningkatkan jumlah perjalanan Wisnus di Sultra, pemerintah juga telah memberikan pelatihan kepada para pemandu wisata di Bumi Anoa.
Berdasarkan catatan tersebut secara total terdapat 2.100 desa wisata di Sultra yang tersebar di kabupaten/kota dan telah terdaftar di Jaringan Desa Wisata (Jadesta) milik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dispar Sultra siapkan 325 desa wisata tingkatkan kunjungan wisnus