Kendari (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mendorong petani agar menggunakan pupuk secara berimbang dengan melakukan percontohan sekolah lapang dalam Gerakan Pertanian Pro Organik (Genta Organik).
Kepala Distanak Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya, di Kendari, Rabu, mengatakan program sekolah lapang Genta Organik menjadi salah satu program dan upaya Kementan dan Pemprov Sultra dalam mengurangi penggunaan pupuk kimia.
“Penerapan teknologi pertanian melalui sekolah lapang Genta Organik adalah upaya dari Kementan dalam mengurangi penggunaan pupuk kimia sekaligus secara tidak langsung menjaga kelestarian lingkungan dan coba kita terapkan di Sultra,” kata Rusdin Jaya.
Rusdin mengatakan, dalam sekolah lapang Genta Organik pihaknya mengedukasi bagaimana menggunakan pupuk secara berimbang yaitu dengan memadukan penggunaan pupuk organik dengan penggunaan pupuk anorganik serta menghasilkan pupuk organik secara mandiri.
“Khusus untuk pembuatan pupuk organik berbahan dasar kotoran hewan telah kami lakukan kepada kelompok-kelompok tani di wilayah Kolaka Timur,” katanya.
Ia menyebutkan, sebagai langkah awal program sekolah lapang Genta Organik pihaknya telah melakukan sosialisasi di wilayah bau-bau dengan melibatkan 40 orang petani lokal, Kelompok Jabatan Fungsional (KFJ,) Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebanyak 10 orang, tokoh masyarakat dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bau-bau.
“Dengan program ini bukan berarti petani dilarang atau tidak boleh menggunakan pupuk kimia melainkan dalam pengelolaan usaha petani masih bisa menggunakan tetapi harus menerapkan konsep pemupukan berimbang,” katanya.
Ia berharap dengan adanya program Genta Organik seperti ini bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia yang sekaligus juga membuat petani tidak terlalu bergantung pada pupuk kimia yang saat ini banyak di subsidi pemerintah.
“Karena pupuk organik ini kata kasarnya adalah racun mulai dari penanaman hingga perawatan kita terus menggunakannya sehingga ini yang pelan-pelan kita kurangi agar mengurangi kontaminasi kimia pada hasil produksi kita,” tambahnya.
Kepala Distanak Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya, di Kendari, Rabu, mengatakan program sekolah lapang Genta Organik menjadi salah satu program dan upaya Kementan dan Pemprov Sultra dalam mengurangi penggunaan pupuk kimia.
“Penerapan teknologi pertanian melalui sekolah lapang Genta Organik adalah upaya dari Kementan dalam mengurangi penggunaan pupuk kimia sekaligus secara tidak langsung menjaga kelestarian lingkungan dan coba kita terapkan di Sultra,” kata Rusdin Jaya.
Rusdin mengatakan, dalam sekolah lapang Genta Organik pihaknya mengedukasi bagaimana menggunakan pupuk secara berimbang yaitu dengan memadukan penggunaan pupuk organik dengan penggunaan pupuk anorganik serta menghasilkan pupuk organik secara mandiri.
“Khusus untuk pembuatan pupuk organik berbahan dasar kotoran hewan telah kami lakukan kepada kelompok-kelompok tani di wilayah Kolaka Timur,” katanya.
Ia menyebutkan, sebagai langkah awal program sekolah lapang Genta Organik pihaknya telah melakukan sosialisasi di wilayah bau-bau dengan melibatkan 40 orang petani lokal, Kelompok Jabatan Fungsional (KFJ,) Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebanyak 10 orang, tokoh masyarakat dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bau-bau.
“Dengan program ini bukan berarti petani dilarang atau tidak boleh menggunakan pupuk kimia melainkan dalam pengelolaan usaha petani masih bisa menggunakan tetapi harus menerapkan konsep pemupukan berimbang,” katanya.
Ia berharap dengan adanya program Genta Organik seperti ini bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia yang sekaligus juga membuat petani tidak terlalu bergantung pada pupuk kimia yang saat ini banyak di subsidi pemerintah.
“Karena pupuk organik ini kata kasarnya adalah racun mulai dari penanaman hingga perawatan kita terus menggunakannya sehingga ini yang pelan-pelan kita kurangi agar mengurangi kontaminasi kimia pada hasil produksi kita,” tambahnya.