Kendari (ANTARA) - Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) membuat inovasi baru dalam upaya meningkatkan hasil panen pada tanaman cabai dan bawang merah dengan mengajak petani menggunakan optimal alat pelubang mulsa plastik.
"Alat mulsa plastik ini membantu menjaga kelembapan tanah, mengendalikan gulma, dan meningkatkan temperatur tanah," kata Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, Ihlas Landu di Kendari, Jumat.
Selain itu, tanaman dapat tumbuh lebih subur dan menghasilkan panen melimpah serta mendukung keberlanjutan program pertumbuhan ekonomi hijau.
Aksi perubahan ini bertujuan meningkatkan hasil panen cabai dan bawang merah bagi petani di Sulawesi Tenggara baik saat ini maupun yang akan datang.
Ihlas yang juga salah satu peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XIV Tahun 2024 yang dilaksanakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Sultra periode Maret-Juli 2024 itu meyakini dengan temuan baru itu dapat meningkatkan hasil panen bagi petani khususnya cabai dan bawang merah.
Dikatakan, aksi perubahan ini dilakukan dengan beberapa tahapan mulai dari tahapan sosialisasi dan demonstrasi penggunaan alat pelubang mulsa plastik di lahan percontohan kebun petani di beberapa kabupaten di Sultra.
"Adapun lokasi sosialisasi dan dokumentasi sebagai aksi perubahan itu antara lain dilakukan di empat wilayah kabupaten dengan 13 desa dan dua kelurahan yang melibatkan pula kelompok tani masing-masing desa maupun kelurahan," ujarnya.
Di Kabupaten Bombana dilakukan di tiga desa dan tiga kecamatan, kemudian di Kolaka Timur juga tiga desa dan dua kecamatan, di Kabupaten Konawe satu desa dan dua kelurahan pada satu wilayah kecamatan serta di Kabupaten Buton pada empat desa di satu kecamatan.
Terkait masalah kelebihan alat pelubang mulsa plastik itu, Ihlas Landu mengatakan kelebihannya yakni mampu melubang 12 roll per hektare dengan hanya membutuhkan waktu kurang lebih enam jam dengan anggaran tidak lebih dari Rp200 ribu.
Salah seorang kelompok tani dari Kolaka Timur, Ardi mengatakan rasa bangga dan terima kasih kepada Disbun Sultra melalui Ihlas Landu yang telah memberi pelatihan dan mendemonstrasikan alat itu kepada petani di wilayah Koltim.
"Saya berterima kasih atas contoh alat pelubang mulsa yang mana sangat bermanfaat untuk melubang persiapan tanam bawang merah, cabai, tomat dan lain-lain berbagai jenis hortikultura, dan alat ini memang sangat bagus sekali karena disamping waktu menggunakan sangat singkat dan mengirit biaya," ujarnya,
Hal yang sama juga disampaikan Anti Herliyanti penyuluh pertanian Kecamatan Kapontori Buton mengucapkan banyak terima kasih dengan adanya alat pelubang mulsa ini dapat membantu para petani sayuran di wilayahnya dan dapat mempermudah petani melubangi mulsa, menghemat waktu, menghemat biaya dan salah satunya juga bisa mengurangi gulma.
Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, Ihlas Landu, di Kendari, Jumat. (Foto Antara)
Hasil yang diharapkan dari aksi perubahan ini, kata Ihlas Landu diantaranya meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam penggunaan alat pelubang mulsa plastik.
Selain itu dapat meningkatkan adopsi penggunaan alat pelubang mulsa plastik oleh petani, serta bisa setiap saat tersedia stok cabai dan bawang merah di pasaran sehingga harga stabil dan inflasi daerah dapat ditekan.
"Alhamdulillah, kegiatan ini telah mendapat dukungan baik pemerintah Provinsi Sultra maupun Kementan RI," tuturnya.
"Alat mulsa plastik ini membantu menjaga kelembapan tanah, mengendalikan gulma, dan meningkatkan temperatur tanah," kata Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, Ihlas Landu di Kendari, Jumat.
Selain itu, tanaman dapat tumbuh lebih subur dan menghasilkan panen melimpah serta mendukung keberlanjutan program pertumbuhan ekonomi hijau.
Aksi perubahan ini bertujuan meningkatkan hasil panen cabai dan bawang merah bagi petani di Sulawesi Tenggara baik saat ini maupun yang akan datang.
Ihlas yang juga salah satu peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XIV Tahun 2024 yang dilaksanakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Sultra periode Maret-Juli 2024 itu meyakini dengan temuan baru itu dapat meningkatkan hasil panen bagi petani khususnya cabai dan bawang merah.
Dikatakan, aksi perubahan ini dilakukan dengan beberapa tahapan mulai dari tahapan sosialisasi dan demonstrasi penggunaan alat pelubang mulsa plastik di lahan percontohan kebun petani di beberapa kabupaten di Sultra.
"Adapun lokasi sosialisasi dan dokumentasi sebagai aksi perubahan itu antara lain dilakukan di empat wilayah kabupaten dengan 13 desa dan dua kelurahan yang melibatkan pula kelompok tani masing-masing desa maupun kelurahan," ujarnya.
Di Kabupaten Bombana dilakukan di tiga desa dan tiga kecamatan, kemudian di Kolaka Timur juga tiga desa dan dua kecamatan, di Kabupaten Konawe satu desa dan dua kelurahan pada satu wilayah kecamatan serta di Kabupaten Buton pada empat desa di satu kecamatan.
Terkait masalah kelebihan alat pelubang mulsa plastik itu, Ihlas Landu mengatakan kelebihannya yakni mampu melubang 12 roll per hektare dengan hanya membutuhkan waktu kurang lebih enam jam dengan anggaran tidak lebih dari Rp200 ribu.
Salah seorang kelompok tani dari Kolaka Timur, Ardi mengatakan rasa bangga dan terima kasih kepada Disbun Sultra melalui Ihlas Landu yang telah memberi pelatihan dan mendemonstrasikan alat itu kepada petani di wilayah Koltim.
"Saya berterima kasih atas contoh alat pelubang mulsa yang mana sangat bermanfaat untuk melubang persiapan tanam bawang merah, cabai, tomat dan lain-lain berbagai jenis hortikultura, dan alat ini memang sangat bagus sekali karena disamping waktu menggunakan sangat singkat dan mengirit biaya," ujarnya,
Hal yang sama juga disampaikan Anti Herliyanti penyuluh pertanian Kecamatan Kapontori Buton mengucapkan banyak terima kasih dengan adanya alat pelubang mulsa ini dapat membantu para petani sayuran di wilayahnya dan dapat mempermudah petani melubangi mulsa, menghemat waktu, menghemat biaya dan salah satunya juga bisa mengurangi gulma.
Hasil yang diharapkan dari aksi perubahan ini, kata Ihlas Landu diantaranya meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam penggunaan alat pelubang mulsa plastik.
Selain itu dapat meningkatkan adopsi penggunaan alat pelubang mulsa plastik oleh petani, serta bisa setiap saat tersedia stok cabai dan bawang merah di pasaran sehingga harga stabil dan inflasi daerah dapat ditekan.
"Alhamdulillah, kegiatan ini telah mendapat dukungan baik pemerintah Provinsi Sultra maupun Kementan RI," tuturnya.