Kendari (ANTARA) - Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat harga lada putih di pasaran naik menjadi Rp120.000 per kilogram.

Keterangan dari Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Sultra, Jumat, menyebutkan,  pada  Mei lalu harga lada putih  Rp93.000 per kilogram, dan naik Rp27.000 per kilogram pada Juni.

"Kami mencatat harga lada putih di Kendari mencapai Rp120.000 per kilogram, harga tersebut terbilang tinggi," kata Petugas Informasi Pasar (PIP) Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra Adnan Jaya di Kendari.

Harga lada putih di pasaran, menurutnya, pernah menyentuh Rp73.00 hingga Rp93.000 per kilogram pada Mei 2024. Namun, kini  melonjak menjadi Rp120.000 per kilogram.

"Kami harap kenaikan harga lada putih dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani lada di daerah tersebut, sebab, pada bulan sebelumnya harga lada putih di pasaran cukup rendah," ujarnya.

Selain lada putih, kata dia, produk perkebunan lain juga mengalami hal yang sama seperti kakao non fermentasi yang sebelumnya Rp115.000 per kilogram kini naik menjadi Rp125.000 per kilogram di pekan terakhir Juni 2024.

Sementara itu kopra hitam, lanjut Adnan pada minggu ke empat Juni ini, juga naik menjadi Rp10.000 per kilogram dari sebelumnya Rp9.700 per kilogram dan mete gelondongan  tetap pada Rp14.000 per kilogram.

"Kecuali mete kupas kini tetap pada kisaran Rp115.000 hingga Rp120.000 per kilogram tergantung dari jenis dan kualitasnya," ujarnya.

Bunga pala/fuly tetap kokoh pada posisi  Rp215.000 per kilogram, pinang kupas Rp4.000 per kilogram, pala kulit Rp50.000 per kilogram, pala kupas Rp70.000 per kilogram, kemiri gelondongan Rp7.000 per kilogram, dan tandan buah segar sawit masih terendah dengan harga Rp2.100 per kilogram.

"Kemudian bunga cengkih kering turun  menjadi Rp115.000 per kilogram dari sebelumnya Rp130.000 atau turun Rp15.000," tutup Adnan.

Pewarta : Azis Senong/Andika
Editor : Zabur Karuru
Copyright © ANTARA 2024