Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, berupaya mengangkat kembali kejayaan komoditas kakao atau tanaman coklat di daerah itu bisa berjaya dan mampu bersaing di pasar.
Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Kolaka Timur Lasky Paemba di Kolaka Timur, Minggu, mengatakan bahwa kejayaan komoditas kakao seperti awal tahun 2.000-an itu juga sejalan dengan keinginan Bupati Kolaka Timur Abd Azis.
"Harapan Bupati KolakanTimur, agar komoditas kakao atau tanaman cokelat di daerah ini kembali berjaya, terus diintensifkan jajaran terkait," kata Lasky Paemba.
Ia menyebutkan bahwa untuk mendukung hal tersebut, pihaknya melaksanakan kegiatan pelatihan Good Agriculture Practice (GAP) komoditas kakao di Kawasan I Care Sultra, di Kelurahan Penanggo Jaya, Kecamatan Lambandia, Kolaka Timur.
"Pelatihan teknis GAP ini adalah pedoman atau cara membudidayakan tanaman dengan benar dan baik serta ramah lingkungan. Adapun beberapa prinsip dalam penerapan GAP, yakni pengolahan tanah, pembibitan, pemupukan, pemangkasan, panen sering, sanitasi kebun, pascapanen dan ramah lingkungan," ujarnya.
Lasky Paemba menjelaskan bahwa Bupati Kolaka Timur juga mempunyai harapan yang tinggi untuk komoditas tanaman coklat tersebut kembali berjaya.
Bupati Kolaka timur juga terus mendorong dinas terkait untuk terus berupaya mencari tahu seperti apa langkah yang akan ditempuh untuk mewujudkan hal tersebut.
"Mudah-mudahan dengan pelatihan ini, petani peserta pelatihan dapat memperoleh informasi komprehensif terkait GAP tanaman, dan dapat mengaplikasiannya di Lahan usaha tani masing-masing. Yang pada ujungnya petani dapat memproduksi hasil tanaman kakao yang baik dan dapat bersaing di pasar," jelas Lasky Paemba.
Ia menyampaikan bahwa jika sejak beberapa tahun lalu, produksi kakao pada kabupaten ini mengalami penurunan. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menerapkan GAP pada perkebunan kakao.
"Tujuan program pengabdian masyarakat ini kata dia, adalah untuk memberikan pelatihan terkait GAP, sebagai upaya peningkatan kapasitas petani binaan. Metode pelaksanaan kegiatan ini menggunakan metode penyuluhan dan pendampingan," ucapnya.
Ia menambahkan bahwa metode penyuluhan tersebut dilakukan dengan pendekatan partisipatif peserta sebagai sasaran yang dilibatkan dari awal sampai akhir kegiatan dalam program ini.
"Program dilaksanakan dengan empat kegiatan utama, yaitu persiapan, penyusunan bahan, pelatihan dan pendampingan, serta finalisasi," tambahnya.
Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Kolaka Timur Lasky Paemba di Kolaka Timur, Minggu, mengatakan bahwa kejayaan komoditas kakao seperti awal tahun 2.000-an itu juga sejalan dengan keinginan Bupati Kolaka Timur Abd Azis.
"Harapan Bupati KolakanTimur, agar komoditas kakao atau tanaman cokelat di daerah ini kembali berjaya, terus diintensifkan jajaran terkait," kata Lasky Paemba.
Ia menyebutkan bahwa untuk mendukung hal tersebut, pihaknya melaksanakan kegiatan pelatihan Good Agriculture Practice (GAP) komoditas kakao di Kawasan I Care Sultra, di Kelurahan Penanggo Jaya, Kecamatan Lambandia, Kolaka Timur.
"Pelatihan teknis GAP ini adalah pedoman atau cara membudidayakan tanaman dengan benar dan baik serta ramah lingkungan. Adapun beberapa prinsip dalam penerapan GAP, yakni pengolahan tanah, pembibitan, pemupukan, pemangkasan, panen sering, sanitasi kebun, pascapanen dan ramah lingkungan," ujarnya.
Lasky Paemba menjelaskan bahwa Bupati Kolaka Timur juga mempunyai harapan yang tinggi untuk komoditas tanaman coklat tersebut kembali berjaya.
Bupati Kolaka timur juga terus mendorong dinas terkait untuk terus berupaya mencari tahu seperti apa langkah yang akan ditempuh untuk mewujudkan hal tersebut.
"Mudah-mudahan dengan pelatihan ini, petani peserta pelatihan dapat memperoleh informasi komprehensif terkait GAP tanaman, dan dapat mengaplikasiannya di Lahan usaha tani masing-masing. Yang pada ujungnya petani dapat memproduksi hasil tanaman kakao yang baik dan dapat bersaing di pasar," jelas Lasky Paemba.
Ia menyampaikan bahwa jika sejak beberapa tahun lalu, produksi kakao pada kabupaten ini mengalami penurunan. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menerapkan GAP pada perkebunan kakao.
"Tujuan program pengabdian masyarakat ini kata dia, adalah untuk memberikan pelatihan terkait GAP, sebagai upaya peningkatan kapasitas petani binaan. Metode pelaksanaan kegiatan ini menggunakan metode penyuluhan dan pendampingan," ucapnya.
Ia menambahkan bahwa metode penyuluhan tersebut dilakukan dengan pendekatan partisipatif peserta sebagai sasaran yang dilibatkan dari awal sampai akhir kegiatan dalam program ini.
"Program dilaksanakan dengan empat kegiatan utama, yaitu persiapan, penyusunan bahan, pelatihan dan pendampingan, serta finalisasi," tambahnya.