Kendari (ANTARA) - Bupati Wakatobi Haliana berkomitmen mengoptimalkan kerja sama antar-negara Asia Tenggara dalam pertemuan konferensi internasional perhimpunan Cagar Biosfer Asia Tenggara atau Southeast Asian Biosphere Reserves Network (SeaBRnet) ke-15 di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Bupati Wakatobi Haliana saat ditemui di Wakatobi, Selasa, mengatakan bahwa pelaksanaan SeaBRnet di Kabupaten Wakatobi tersebut adalah sebuah kehormatan dan kepercayaan bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi sendiri. Sebab, tema yang diusung dalam pertemuan internasional itu selaras dengan visi Kabupaten Wakatobi 2021-2026, yakni Wakatobi Menjadi Kabupaten Konservasi Maritim yang Sentosa.

"Oleh karena itu, mari memperkuat jaringan kolaboratif regional ini untuk berkontribusi lebih pada penanganan isu lingkungan dunia saat ini (triple planetary crisis, yaitu perubahan iklim, polusi, dan degradasi lingkungan serta kehilangan keanekaragaman hayati," kata Haliana saat membawakan sambutan di SeaBRnet ke-15 pada 30 April-1 Mei 2024 di Wakatobi.

Ia menyebutkan dalam pertemuan tersebut, pihaknya akan fokus pada kemajuan rencana aksi lima persiapan untuk kongres cagar biosfer dunia ke-5 mendatang, yang rencananya akan dilaksanakan di Hangzhou, China, pada tahun 2025.

"Selain itu, kita juga akan meluncurkan inisiatif baru bertajuk sustaining our eceans: building healty relationship with oceans in Wakatobi BR through education for sustainable development (Melestarikan lautan kita: Membangun hubungan sehat dengan lautan Wakatobi melalui edukasi untuk pembangunan berkelanjutan)," ujarnya.
 

Pelaksanaan kegiatan SeaBRnet ke-15 di Kabupaten Wakatobi. (Antara/La Ode Muh Deden Saputra)


Haliana berharap agar pertemuan konferensi internasional perhimpunan cagar biosfer tersebut tidak sebatas acara seremonial saja, akan tetapi bisa berdampak pada masa depan cagar biosfer di Asia Tenggara.

"Wakatobi akan terus berkomitmen dan mendorong jaringan kolaboratif regional ini untuk membangun kolaborasi dan menggalang kekuatan dalam melakukan inisiatif-inisiatif konkrit, serta aksi nyata melalui terobosan-terobosan yang inovatif," jelas Haliana.

Ia juga mengungkapkan bahwa Kabupaten Wakatobi sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam menata kelola cagar biosfer yang efektif dan efisien.

"Bahkan, Wakatobi mengusulkan diri ke UNESCO sebagai hub atau jaringan kolaboratif regional cagar biosfer se-Asia Tenggara," ucap Haliana.

Haliana juga menyampaikan bahwa Kabupaten Wakatobi adalah gugusan pulau-pulau kecil yang rentan terhadap ancaman perubahan iklim. Total luas wilayah sekitar 1.390.000 hektare di Wakatobi juga merupakan kawasan konservasi yang dihuni oleh 115.717 jiwa penduduk.

"Upaya kolaborasi pemerintah daerah, taman nasional, dan masyarakat hukum adat merupakan salah satu pendekatan efektif dalam pengelolaan kawasan cagar biosfer Wakatobi, guna menjamin keberlanjutan kehidupan sosial ekonomi masyarakat," tambahnya.

Pewarta : La Ode Muh. Deden Saputra
Editor : Zabur Karuru
Copyright © ANTARA 2024