Kendari (ANTARA) - Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andap Budhi Revianto dalam upaya memitigasi bencana banjir rob berkoordinasi dengan Kepala Stasiun Meteorologi Sultra, Sugeng Widarko, dan Kepala Stasiun Klimatologi, Aris Yunatas.
Stasiun MKG Sultra, menginformasikan, pertama yaitu Bibit Siklon Tropis berdampak signifikan terhadap peningkatan kecepatan angin. Kondisi ini akan berpengaruh pada tinggi gelombang di beberapa wilayah perairan;
Kedua, fenomena Super New Moon atau fase Bulan Baru, yang bersamaan dengan Perigee ( jarak terdekat bulan ke bumi ). Fenomena ini berdampak pada peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum, yang berpotensi memicu banjir pesisir (rob) di wilayah pesisir Sultra;
Ketiga, peta Streamline menunjukkan bahwa di Sultra terdapat fenomena belokan angin (Shearline) dan adanya pertemuan dua massa udara (konvergensi). Kondisi ini dapat memicu potensi hujan lebat, disertai angin kencang dan guntur.
Berdasarkan analisis cuaca dan iklim tersebut Pj Gubernur mengingatkan agar seluruh instansi terkait siap siaga di seluruh wilayah Sultra, "seluruh stakeholders segera lakukan koordinasi untuk mitigasi dan menyiapkan langkah antisipasi, sehingga dampak dari bencana dapat diminimalisir dan lakukan respon cepat bencana."
Andap juga mengingatkan agar masyarakat pun meningkatkan kewaspadaan, termasuk bagi para nelayan, "para nelayan dihimbau agar lebih mencermati info dan prakiraan yang disampaikan MKG Sultra. Demikian pula masyarakat yang bertempat tinggal dan beraktivitas di wilayah pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan."
Pj. Gubernur Sultra pada saat memimpin rapat bersama dengan Asisten I Sekda, Kadis Kesehatan, Kadis Cipta Karya dan Tata Ruang, Kadis Sumber Daya Air dan Bina Marga, Kasat PP, Sekretaris Dinas Sosial, serta Sekretaris BPBD, bertempat di ruang rapat gubernur, Jumat memerintahkan kepada BPBD Provinsi Sultra untuk memitigasi risiko potensi gelombang tinggi yang dapat akibatkan banjir rob dengan berikan edukasi kepada masyarakat mengenai potensi gelombang tinggi yang dapat akibatkan banjir rob, dan mendirikan pos pantau di titik potensi banjir.
Andap pun menginstruksikan kepada Kadis Sumber Daya Air dan Bina Marga untuk segera melakukan normalisasi sungai akibat sedimentasi, dan melakukan perbaikan tanggul akibat longsor bekerjasama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV.
Pada rapat yang sama, Andap menegaskan kepada para Kepala Perangkat Daerah untuk memiliki quick respon time apabila terjadi bencana banjir rob di Sultra.
Beberapa langkah penting yang ditegaskan Andap, yakni :
1. Dinas Sosial : penyiapan dapur umum, dan tenda pengungsi;
2. Dinas Kesehatan : pendirian tenda darurat, berikan layanan medis, dan siapkan mobil keliling untuk pelayanan kesehatan;
3. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang : penyediaan tandon air bersih di titik-titik potensi banjir;
4. BPBD : pembuatan tenda pengungsi, pengerahan tangki mobil air, intens koordinasi dengan TNI/Polri, segera melakukan Asessment dan melaporkan korban terdampak, serta menyediakan toilet portable di tenda pengungsi;
5. Satpol PP : kesiapan personel untuk menolong korban apabila terjadi bencana.
Andap menghimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan di saluran air ataupun sungai.
"Mari kita sama-sama siaga dan waspada mengantisipasi fenomena Super New Moon yang dapat akibatkan banjir rob ini. Saya juga menghimbau untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan di saluran air maupun sungai," tutupnya
Stasiun MKG Sultra, menginformasikan, pertama yaitu Bibit Siklon Tropis berdampak signifikan terhadap peningkatan kecepatan angin. Kondisi ini akan berpengaruh pada tinggi gelombang di beberapa wilayah perairan;
Kedua, fenomena Super New Moon atau fase Bulan Baru, yang bersamaan dengan Perigee ( jarak terdekat bulan ke bumi ). Fenomena ini berdampak pada peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum, yang berpotensi memicu banjir pesisir (rob) di wilayah pesisir Sultra;
Ketiga, peta Streamline menunjukkan bahwa di Sultra terdapat fenomena belokan angin (Shearline) dan adanya pertemuan dua massa udara (konvergensi). Kondisi ini dapat memicu potensi hujan lebat, disertai angin kencang dan guntur.
Berdasarkan analisis cuaca dan iklim tersebut Pj Gubernur mengingatkan agar seluruh instansi terkait siap siaga di seluruh wilayah Sultra, "seluruh stakeholders segera lakukan koordinasi untuk mitigasi dan menyiapkan langkah antisipasi, sehingga dampak dari bencana dapat diminimalisir dan lakukan respon cepat bencana."
Andap juga mengingatkan agar masyarakat pun meningkatkan kewaspadaan, termasuk bagi para nelayan, "para nelayan dihimbau agar lebih mencermati info dan prakiraan yang disampaikan MKG Sultra. Demikian pula masyarakat yang bertempat tinggal dan beraktivitas di wilayah pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan."
Pj. Gubernur Sultra pada saat memimpin rapat bersama dengan Asisten I Sekda, Kadis Kesehatan, Kadis Cipta Karya dan Tata Ruang, Kadis Sumber Daya Air dan Bina Marga, Kasat PP, Sekretaris Dinas Sosial, serta Sekretaris BPBD, bertempat di ruang rapat gubernur, Jumat memerintahkan kepada BPBD Provinsi Sultra untuk memitigasi risiko potensi gelombang tinggi yang dapat akibatkan banjir rob dengan berikan edukasi kepada masyarakat mengenai potensi gelombang tinggi yang dapat akibatkan banjir rob, dan mendirikan pos pantau di titik potensi banjir.
Andap pun menginstruksikan kepada Kadis Sumber Daya Air dan Bina Marga untuk segera melakukan normalisasi sungai akibat sedimentasi, dan melakukan perbaikan tanggul akibat longsor bekerjasama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV.
Pada rapat yang sama, Andap menegaskan kepada para Kepala Perangkat Daerah untuk memiliki quick respon time apabila terjadi bencana banjir rob di Sultra.
Beberapa langkah penting yang ditegaskan Andap, yakni :
1. Dinas Sosial : penyiapan dapur umum, dan tenda pengungsi;
2. Dinas Kesehatan : pendirian tenda darurat, berikan layanan medis, dan siapkan mobil keliling untuk pelayanan kesehatan;
3. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang : penyediaan tandon air bersih di titik-titik potensi banjir;
4. BPBD : pembuatan tenda pengungsi, pengerahan tangki mobil air, intens koordinasi dengan TNI/Polri, segera melakukan Asessment dan melaporkan korban terdampak, serta menyediakan toilet portable di tenda pengungsi;
5. Satpol PP : kesiapan personel untuk menolong korban apabila terjadi bencana.
Andap menghimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan di saluran air ataupun sungai.
"Mari kita sama-sama siaga dan waspada mengantisipasi fenomena Super New Moon yang dapat akibatkan banjir rob ini. Saya juga menghimbau untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan di saluran air maupun sungai," tutupnya