Kendari (ANTARA) - Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), melakukan intensifikasi makanan berupa kelayakan takjil di beberapa lokasi di Kota Kendari.

Kepala BPOM Kendari Riyanto di Kendari, Jumat, mengatakan bahwa intensifikasi ini guna menguji produk-produk takjil yang saat ini sedang marak pada bulan Ramadhan 1445 Hijriah.

"Yang kita lakukan adalah menguji sampel takjil yang dibuat oleh masyarakat dan UMKM apakah aman dari bahan berbahaya seperti rodamin B dan methanyl yellow,” kata Riyanto.

Menurut dia, masyarakat yang menjual takjil pada bulan puasa harus sadar terhadap bahan baku produk yang mereka gunakan harus aman dan bebas dari zat berbahaya.

Di sisi lain, dengan adanya kegiatan intensifikasi pangan ini juga pihaknya sekaligus bisa mengedukasi pembeli agar bisa memilih produk yang aman.

"Cara membedakan sederhana yaitu bila melihat produk takjil yang warnanya merah mencolok itu bisa jadi mengandung rodamin atau warnanya terlalu kuning bisa jadi itu mengandung methanyl yellow," katanya.

Selain takjil, lanjut dia, BPOM juga melakukan pengecekan makanan kemasan di sejumlah retail di Kota Kendari untuk melihat tanggal kedaluwarsa serta kerusakan kemasan pada produk.

Apabila dari hasil sampel ditemukan ada zat berbahaya yang digunakan, kata dia, akan langsung diberikan edukasi dan peringatan kepada pedagang agar tidak lagi menggunakan bahan dasar yang sama.

"Karena kami menggunakan rapid test yang dalam waktu 10 menit sudah bisa mengetahui hasilnya," katanya.

Pewarta : Azis Senong/Andry Denisah
Editor : Zabur Karuru
Copyright © ANTARA 2024