Kendari (ANTARA) - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menyatakan siap menerima bantuan dari masyarakat yang ingin berdonasi bagi korban banjir bandang yang melanda Kota Kendari beberapa hari lalu.
Kepala bidang perlindungan dan jaminan sosial Dinas Sosial Kota Kendari Ishak Bulo, di Kendari, Jumat, mengatakan Dinsos Kota Kendari telah mendirikan dua posko tanggap darurat bencana di Kelurahan Sanua dan Kelurahan Kampung Salo untuk memudahkan bagi masyarakat yang ingin memberi bantuan kepada warga terdampak banjir.
“Salah satu tujuan pendirian posko tanggap bencana ini untuk menjadi titik bagi pihak yang ingin memberi bantuan kepada korban banjir dengan perpanjangan tangan Dinsos sebagai penyalur,” kata Ishak Bulo.
Menurutnya, untuk membuat pendistribusian bantuan kepada warga terdampak banjir menjadi terukur perlu dilakukan secara satu pintu sehingga memudahkan dalam pendataan agar tidak tumpang tindih.
“Jadi sistemnya pihak yang ingin memberi bantuan membawa ke posko lalu kami terima dan selanjutnya menyalurkan ke warga melalui RT masing - masing,” katanya.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kekacauan yang bisa saja terjadi bila masyarakat sendiri yang harus datang satu per satu ke posko.
“Jika warga langsung yang mengambil, rawan terjadi pengambilan berulang dan di sisi lain akan ada juga yang tidak kebagian,” ucapnya.*
Kepala bidang perlindungan dan jaminan sosial Dinas Sosial Kota Kendari Ishak Bulo, di Kendari, Jumat, mengatakan Dinsos Kota Kendari telah mendirikan dua posko tanggap darurat bencana di Kelurahan Sanua dan Kelurahan Kampung Salo untuk memudahkan bagi masyarakat yang ingin memberi bantuan kepada warga terdampak banjir.
“Salah satu tujuan pendirian posko tanggap bencana ini untuk menjadi titik bagi pihak yang ingin memberi bantuan kepada korban banjir dengan perpanjangan tangan Dinsos sebagai penyalur,” kata Ishak Bulo.
Menurutnya, untuk membuat pendistribusian bantuan kepada warga terdampak banjir menjadi terukur perlu dilakukan secara satu pintu sehingga memudahkan dalam pendataan agar tidak tumpang tindih.
“Jadi sistemnya pihak yang ingin memberi bantuan membawa ke posko lalu kami terima dan selanjutnya menyalurkan ke warga melalui RT masing - masing,” katanya.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kekacauan yang bisa saja terjadi bila masyarakat sendiri yang harus datang satu per satu ke posko.
“Jika warga langsung yang mengambil, rawan terjadi pengambilan berulang dan di sisi lain akan ada juga yang tidak kebagian,” ucapnya.*