Kendari (ANTARA) - Mantan Gubernur Sulawesi Tenggar dua periode H.Nur Alam bersyukur bisa kembali menginjakkan kaki di tanah kelahirannya Provinsi Sulawesi Tenggara setelah menyelesaikan masa tahanan selama enam setengah tahun dalam kasus hukum yang menjeratnya.
Ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada warga masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara terkhusus Kota Kendari yang sudah antusias menyambut setibanya ia di Kendari.
"Hari ini rasa pesimis, malu dan terpuruk saya hilang seketika setelah melihat dan merasakan bahwa masyarakat Sulawesi Tenggara masih merindukan saya dibuktikan dengan silaturahmi kita pada hari ini,” kata Nur Alam setibanya di Kendari, Kamis.
Ia mengatakan setelah sampai di Bumi Anoa Kendari ia tidak bisa lagi berbicara seperti enam setengah tahun yang lalu mengingat saat ini statusnya adalah sebagai warga biasa bukan lagi sebagai gubernur Sultra.
“Hari ini saya berbicara bukan lagi sebagai gubernur yang mungkin kadang ngibul tapi masyarakat percaya saja tetapi sekarang saya adalah masyarakat biasa yang akan berbicara apa adanya,” ujarnya disambut antusias dari ribuan warga yang memadati kediamannya.
Selain itu ia juga berterima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan potongan hukuman penjara baginya selama lima setengah tahun meskipun saat ini statusnya masih bebas bersyarat tetapi ia tetap bersyukur karena sudah bisa kembali ke tanah kelahirannya dan bertemu lagi dengan masyarakat Sulawesi Tenggara.
Tak lupa pula ia memohon maaf kepada seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara yang mungkin merasa kecewa kepadanya akibat kasus yang menimpanya beberapa tahun yang lalu sebab baginya ia hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan yang terpenting menurutnya ia telah membayar kesalahan tersebut dengan hukuman yang ia terima dan jalani.
Mantan Gubernur Sultra H.Nur Alam saat setibanya di Bandara Haluoleo Kabupaten Konawe Selatan, Kamis, setelah bebas menjalani hukuman enam setengah tahun atas kasus yang menjeratnya. (Foto Antara/Andry Denisah)
“Saya sudah berusaha mendedikasikan diri dalam menjalankan tugas untuk negeri yang sama sama kita cintai ini tetapi sebagai manusia biasa saya juga bisa tersangkut dengan sebuah masalah hukum yang sudah saya tebus dengan hukuman penjara yang telah saya jalani dan tuntaskan,” tutupnya.
Nur Alam saat tiba di Bandara Haluoleo Kabupaten Konawe Selatan sekitar pukul 10.45 Wita, lalu dijemput ribuan masyarakat dari Kota Kendari, Konawe Selatan dan Konawe dengan mengenderai kendaraan masuk ke Kota Kendari. Di Kota Kendari, tidak langsung ke rumah kediaman, namun menuju Masjid Al-Alam di Teluk Kendari hingga melaksanakan sholat Dhuhur bersama lalu kemudian menuju kediamannya di jalan Ahmad Yani Kelurahan Anaiwoi Kecamatan Wua-Wua Kota Kendari.
Di kediamnnya, sudah menunggu ribuan masyarakat yang memadati tenda sejak pagi hingga siang hari. Beberapa tokoh masyarakat nampak hadir diantaranya Masyur Masie Abunawas (mantan Walikota Kendari, Asrun (mantan Walikota Kendari dua periode) Lukman Abunawas (mantan Wagub Sultra), LM Rajiun Tumada (mantan Bupati Muna Barat), Rasyid (Wakil Bupati Konawe Selatan), Bisman Saranani (tokoh masyarakat Tolaki) dan sejumlah mantan pejabat provinsi, anggota DPRD Sultra dan pejabat kota Kendari di daerah ini.
Ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada warga masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara terkhusus Kota Kendari yang sudah antusias menyambut setibanya ia di Kendari.
"Hari ini rasa pesimis, malu dan terpuruk saya hilang seketika setelah melihat dan merasakan bahwa masyarakat Sulawesi Tenggara masih merindukan saya dibuktikan dengan silaturahmi kita pada hari ini,” kata Nur Alam setibanya di Kendari, Kamis.
Ia mengatakan setelah sampai di Bumi Anoa Kendari ia tidak bisa lagi berbicara seperti enam setengah tahun yang lalu mengingat saat ini statusnya adalah sebagai warga biasa bukan lagi sebagai gubernur Sultra.
“Hari ini saya berbicara bukan lagi sebagai gubernur yang mungkin kadang ngibul tapi masyarakat percaya saja tetapi sekarang saya adalah masyarakat biasa yang akan berbicara apa adanya,” ujarnya disambut antusias dari ribuan warga yang memadati kediamannya.
Selain itu ia juga berterima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan potongan hukuman penjara baginya selama lima setengah tahun meskipun saat ini statusnya masih bebas bersyarat tetapi ia tetap bersyukur karena sudah bisa kembali ke tanah kelahirannya dan bertemu lagi dengan masyarakat Sulawesi Tenggara.
Tak lupa pula ia memohon maaf kepada seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara yang mungkin merasa kecewa kepadanya akibat kasus yang menimpanya beberapa tahun yang lalu sebab baginya ia hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan yang terpenting menurutnya ia telah membayar kesalahan tersebut dengan hukuman yang ia terima dan jalani.
“Saya sudah berusaha mendedikasikan diri dalam menjalankan tugas untuk negeri yang sama sama kita cintai ini tetapi sebagai manusia biasa saya juga bisa tersangkut dengan sebuah masalah hukum yang sudah saya tebus dengan hukuman penjara yang telah saya jalani dan tuntaskan,” tutupnya.
Nur Alam saat tiba di Bandara Haluoleo Kabupaten Konawe Selatan sekitar pukul 10.45 Wita, lalu dijemput ribuan masyarakat dari Kota Kendari, Konawe Selatan dan Konawe dengan mengenderai kendaraan masuk ke Kota Kendari. Di Kota Kendari, tidak langsung ke rumah kediaman, namun menuju Masjid Al-Alam di Teluk Kendari hingga melaksanakan sholat Dhuhur bersama lalu kemudian menuju kediamannya di jalan Ahmad Yani Kelurahan Anaiwoi Kecamatan Wua-Wua Kota Kendari.
Di kediamnnya, sudah menunggu ribuan masyarakat yang memadati tenda sejak pagi hingga siang hari. Beberapa tokoh masyarakat nampak hadir diantaranya Masyur Masie Abunawas (mantan Walikota Kendari, Asrun (mantan Walikota Kendari dua periode) Lukman Abunawas (mantan Wagub Sultra), LM Rajiun Tumada (mantan Bupati Muna Barat), Rasyid (Wakil Bupati Konawe Selatan), Bisman Saranani (tokoh masyarakat Tolaki) dan sejumlah mantan pejabat provinsi, anggota DPRD Sultra dan pejabat kota Kendari di daerah ini.