Kendari (ANTARA) - Sekda Provinsi Sulawesi Tenggara, Asrun Lio meluruskan informasi yang selama ini berkembang, utamanya terkait polemik rekrutmen tenaga honorer di Rumah Sakit Jantung, Pembuluh Darah dan Otak Oputa Yi Koo, yang kemudian berujung pada aksi demo di Kantor BKD Sultra hingga berakhir ricuh pada (8/1).

Dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu, Sekda Asrun meminta kepada semua pihak untuk tetap dapat menahan diri, agar permasalahan rekrutmen tenaga  honorer, tidak sampai merembes bahkan membuka persoalan baru, terlebih hingga akhirnya menimbulkan insiden antara massa aksi demonstrasi dengan aparat Sat Pol PP Provinsi Sultra. 

Sebelum memberikan penjelasan lebih rinci terkait kronologis rekrutmen tenaga tenaga honorer RS Jantung, Sekda Sultra ini tidak lupa mengungkapkan rasa empati serta permohonan maaf atas peristiwa yang menimpa massa aksi demo di Kantor BKD Provinsi Sultra.  

Berangkat dari seorang akademisi, Asrun Lio memahami betul bagaimana kondisi psikologis massa aksi, dimana sebagian kecil diantaranya, mungkin melibatkan gerakan mahasiswa, yang tidak lain adalah anak didik, sehingga naluri orang tua sebagai dosen, tak bisa terelakkan pada diri Jenderal ASN Provinsi Sultra ini, serta sebagai pimpinan yang memiliki tanggung jawab terhadap bawahannya. 

Adapun peristiwa tersebut dilaporkan ke pihak berwajib, bagi Sekda Sultra ini, hal tersebut merupakan hal yang lumrah, sebagai upaya dari massa aksi demo dalam mencari keadilan, sekaligus momen bagi pemerintah, dalam hal ini Sat Pol PP Sultra untuk lebih memperbaiki diri dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, utamanya yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. 

Usai mengungkapkan rasa empati dan simpati atas aksi demo yang berujung ricuh, Sekda Sultra ini juga menuturkan, jika penjelasan yang akan diberikannya terkait rekrutmen tenaga honorer RS Jantung pada Tahun 2023 lalu hingga munculnya polemik 413 pelamar, bukan dalam rangka mencari kesalahan salah satu pihak, melainkan dalam rangka meluruskan informasi yang selama ini berkembang miring, dengan tetap mengedepankan duduk bersama untuk mencari solusi terbaik.

 Terlebih dirinya selaku Sekda Sultra telah mengambil sejumlah langkah konkret, dalam menangani persoalan dimaksud, tanpa memberikan penjelasan kepada publik, karena adanya sejumlah pertimbangan penting. 

Asrun Lio mengungkapkan, jika dalam rekrutmen pegawai honorer RS Jantung, Pembuluh Darah, dan Otak Oputa Yi Koo harus tetap berlandaskan UU yang berlaku, dengan tetap memikirkan nasib para pencari kerja.

"Untuk diketahui, rekrutmen pegawai honorer RS ini diawali dengan pembentukan panitia. Kemudian, ketua panitia melakukan seleksi penerimaan pegawai honorer, guna mengisi 36 formasi jabatan untuk 187 Tenaga Tenaga Non ASN pada Rumah Sakit Jantung Pemerintah Provinsi Sultra. 

Setelah itu, ketua panitia mengeluarkan surat pengumuman tentang Kelulusan Peserta Seleksi Computer Assisted Test (CAT,red) sebanyak 187 orang yang dinyatakan lulus, untuk kemudian diangkat menjadi Pegawai Non Aparatur Sipil Negara RS tahun 2023 dan penggajiannya telah dianggarkan pada DPA Dinas Kesehatan Sultra Tahun Anggaran 2023," papar Asrun Lio.

Dia melanjutkan, sehubungan hal tersebut maka telah dilaksanakan rekrutmen Tenaga Non ASN pada Rumah Sakit Jantung Sultra, untuk mengisi formasi sebanyak 187 orang sesuai dengan pengumuman yang dikeluarkan oleh Panitia Seleksi (Pansel).

Sekda Sultra ini juga mengungkapkan, adanya tambahan formasi atau yang disebut formasi tambahan hingga kini mencapai 413, tanpa melalui panitia ataupun ketua panitia seleksi. Meskipun demikian, pihaknya akan tetap mencari solusi terbaik, serta melakukan pemeriksaan terhadap 413 pelamar yang dimaksud.

 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Zabur Karuru
Copyright © ANTARA 2024