Kendari (ANTARA) - Bupati Kolaka Timur (Koltim) Abdul Azis dan istri ikut meramaikan karnaval tenun Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2023 yang mengusung tema "Legenda Sultra" di Kota Kendari.
Dalam kesempatan itu, Bupati Koltim Abdul Azis bersama istri juga ikut memamerkan tenunan khas Kolaka Timur, yakni motif Sorume di hadapan para tamu undangan dan ribuan masyarakat yang menyaksikan.
Penjabat (Pj) Gubernur Sultra Komjen Pol (Purn) Andap Budhi Revianto dalam sambutannya, Sabtu malam, menyampaikan bahwa acara tenunan Sultra merupakan perayaan dalam memperingati hari tenun Indonesia dan sudah diatur dalam Keputusan Presiden.
"Tenun bagi saya, bukan hanya berarti selembar kain yang dipintal dari benang, tenun adalah karya seni sehingga seni tenun berkaitan erat dengan pengetahuan,budaya,kepercayaan, lingkungan hidup serta sistem organisasi sosial dalam masyarakat ditempat kita, sehingga setiap daerah dari masing-masing Kabupaten dan Kota akan memiliki pola,motif dan corak artinya tenun Sulawesi Tenggara menggambarkan semua harmoni keberagaman" katanya.
Sehingga lanjut, Andap, kain tenun membuktikan bahwa keberagaman yang di rangkul, dirangkai dan dirasa, karsa akan menghasilkan karya yang indah, tenun adalah gambaran, kesabaran rajutan Taman Sari Indonesia yang berbhineka Tunggal Ika.
"Tenun di sisi lain dalam pandangannya, merupakan potensi ekonomi yang tidak meninggalkan budaya sebagai bangsa Indonesia tentu saya sadar bahwa perlu ada langkah kongkret dari Pemprov Sultra termasuk juga Kabupaten dan kota untuk menjadikan potensi ekonomi yang menjadi kekuatan ekonomi," ujarnya.
Karena itu, kata Andap, pada kesempatan ini akan ditugaskan dinas terkait termasuk bupati dan walikota untuk memperbaiki data sebaran perajin tenun di Sultra dan hasil akan di kalkulasi dan disampaikan, lalu merumuskan dan memberikan program-program yang dapat menguatkan para pengrajin tenun Sultra, kemudian tidak membiarkan para pengrajin dan pedagang tenun berjuang sendiri untuk mempertahankan warisan budaya Sultra.
"Selaku Pj Gubernur dan sekaligus Sekjen Kemenkumham RI, perlu saya informasikan bahwa yang hadir disini termasuk seluruh masyarakat se-Sultra, kita harus lindungi tenun Sultra, ada beberapa langkah yang harus kita lakukan yaitu pertama masing-masing para bupati dan walikota, daftarkan tenun untuk kita memfasilitasi, karena dari data Irjen Kekayaan intelektual khususnya Kekayaan Intelektual Regional (KIK) sebagaimana amanah PP Nomor 56, terdapat 49 tenun yang tercatat. Di Sultra, ada lima tenun berpotensi yaitu Tenun Moronene, Motif Ukiran Talulu, Motif Tenun Tolaki, Motif Tenun Kalo Sara dan Motif Tenun Masalili Muna," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Koltim Abdul Azis bersama istri juga ikut memamerkan tenunan khas Kolaka Timur, yakni motif Sorume di hadapan para tamu undangan dan ribuan masyarakat yang menyaksikan.
Penjabat (Pj) Gubernur Sultra Komjen Pol (Purn) Andap Budhi Revianto dalam sambutannya, Sabtu malam, menyampaikan bahwa acara tenunan Sultra merupakan perayaan dalam memperingati hari tenun Indonesia dan sudah diatur dalam Keputusan Presiden.
"Tenun bagi saya, bukan hanya berarti selembar kain yang dipintal dari benang, tenun adalah karya seni sehingga seni tenun berkaitan erat dengan pengetahuan,budaya,kepercayaan, lingkungan hidup serta sistem organisasi sosial dalam masyarakat ditempat kita, sehingga setiap daerah dari masing-masing Kabupaten dan Kota akan memiliki pola,motif dan corak artinya tenun Sulawesi Tenggara menggambarkan semua harmoni keberagaman" katanya.
Sehingga lanjut, Andap, kain tenun membuktikan bahwa keberagaman yang di rangkul, dirangkai dan dirasa, karsa akan menghasilkan karya yang indah, tenun adalah gambaran, kesabaran rajutan Taman Sari Indonesia yang berbhineka Tunggal Ika.
"Tenun di sisi lain dalam pandangannya, merupakan potensi ekonomi yang tidak meninggalkan budaya sebagai bangsa Indonesia tentu saya sadar bahwa perlu ada langkah kongkret dari Pemprov Sultra termasuk juga Kabupaten dan kota untuk menjadikan potensi ekonomi yang menjadi kekuatan ekonomi," ujarnya.
Karena itu, kata Andap, pada kesempatan ini akan ditugaskan dinas terkait termasuk bupati dan walikota untuk memperbaiki data sebaran perajin tenun di Sultra dan hasil akan di kalkulasi dan disampaikan, lalu merumuskan dan memberikan program-program yang dapat menguatkan para pengrajin tenun Sultra, kemudian tidak membiarkan para pengrajin dan pedagang tenun berjuang sendiri untuk mempertahankan warisan budaya Sultra.
"Selaku Pj Gubernur dan sekaligus Sekjen Kemenkumham RI, perlu saya informasikan bahwa yang hadir disini termasuk seluruh masyarakat se-Sultra, kita harus lindungi tenun Sultra, ada beberapa langkah yang harus kita lakukan yaitu pertama masing-masing para bupati dan walikota, daftarkan tenun untuk kita memfasilitasi, karena dari data Irjen Kekayaan intelektual khususnya Kekayaan Intelektual Regional (KIK) sebagaimana amanah PP Nomor 56, terdapat 49 tenun yang tercatat. Di Sultra, ada lima tenun berpotensi yaitu Tenun Moronene, Motif Ukiran Talulu, Motif Tenun Tolaki, Motif Tenun Kalo Sara dan Motif Tenun Masalili Muna," ungkapnya.