Kendari (ANTARA) - Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai TMPC Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan ekspor produk kelautan yang dicatat selama beberapa tahun terakhir didominasi udang vaname.
"Udang vaname, pada tahun 2022 berhasil menyumbang devisa negara sebesar 2,727 juta dolar AS dari total nilai ekspor Sultra non tambang sebesar 4,334 juta dolar," kata Staf Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Kendari, Trisman Awaluddin di Kendari, Senin.
Namun, kata Trisman, pada tahun 2023 ekspor produk udang vaname alami penurunan tajam, dan hanya menyumbang devisa kepada negara 624,991 dolar AS.
Penurunan ekspor udang vaname itu justru kebalikan dari ekspor daging kepiting yang menyumbang devisa negara sebesar 2,879 juta dolar di tahun 2023 dan ekspor ikan segar dengan devisa mencapai 1,023 juta dolar, atau alami peningkatan dibanding tahun sebelumnya masing-masing menyumbang devisa 729,144 dolar AS dan 324,342 dolar AS.
Menurut Trisman, hingga saat ini tercatat ada 14 perusahaan non tambang yang sudah ekspansi ekspor dengan dengan beberapa negara tujuan seperti Tiongkok, Jepang, Malaysia, Singapura dan beberapa negara Eropa lainnya.
"Kita berharap, ada muncul eksportir baru bukan dari produk perikanan tetapi hasil pertanian dan perkebunan serta produk kerajinan di bawa payung UMKM bisa melakukan hal yang sama untuk peningkatan perekonomian daerah.
Sebelumnya, Kadis Perindustrian dan Perdagangan Sultra, Siti Saleha mengatakan, terus mendorong para pengusaha untuk melakukan ekspor langsung ke luar negeri dengan memanfaatkan Pelabuhan Kendari New Port atau melalui Bandara Haluoleo Kendari.
"Tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak hasil produksi budidaya perikanan laut yang diantarpulaukan lalu di ekspor, sehingga tidak tercatat sebagai ekspor Sultra," katanya.
Olehnya itu kata Saleha, butuh keterpaduan atau sinergitas berbagai elemen untuk meningkatkan ekspor, khususnya budidaya perikanan udang vaname.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bea Cukai sebut ekspor produk kelautan Sultra dominasi udang vaname
"Udang vaname, pada tahun 2022 berhasil menyumbang devisa negara sebesar 2,727 juta dolar AS dari total nilai ekspor Sultra non tambang sebesar 4,334 juta dolar," kata Staf Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Kendari, Trisman Awaluddin di Kendari, Senin.
Namun, kata Trisman, pada tahun 2023 ekspor produk udang vaname alami penurunan tajam, dan hanya menyumbang devisa kepada negara 624,991 dolar AS.
Penurunan ekspor udang vaname itu justru kebalikan dari ekspor daging kepiting yang menyumbang devisa negara sebesar 2,879 juta dolar di tahun 2023 dan ekspor ikan segar dengan devisa mencapai 1,023 juta dolar, atau alami peningkatan dibanding tahun sebelumnya masing-masing menyumbang devisa 729,144 dolar AS dan 324,342 dolar AS.
Menurut Trisman, hingga saat ini tercatat ada 14 perusahaan non tambang yang sudah ekspansi ekspor dengan dengan beberapa negara tujuan seperti Tiongkok, Jepang, Malaysia, Singapura dan beberapa negara Eropa lainnya.
"Kita berharap, ada muncul eksportir baru bukan dari produk perikanan tetapi hasil pertanian dan perkebunan serta produk kerajinan di bawa payung UMKM bisa melakukan hal yang sama untuk peningkatan perekonomian daerah.
Sebelumnya, Kadis Perindustrian dan Perdagangan Sultra, Siti Saleha mengatakan, terus mendorong para pengusaha untuk melakukan ekspor langsung ke luar negeri dengan memanfaatkan Pelabuhan Kendari New Port atau melalui Bandara Haluoleo Kendari.
"Tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak hasil produksi budidaya perikanan laut yang diantarpulaukan lalu di ekspor, sehingga tidak tercatat sebagai ekspor Sultra," katanya.
Olehnya itu kata Saleha, butuh keterpaduan atau sinergitas berbagai elemen untuk meningkatkan ekspor, khususnya budidaya perikanan udang vaname.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bea Cukai sebut ekspor produk kelautan Sultra dominasi udang vaname