Kendari (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus melakukan pendataan daerah-daerah di "Bumi Anoa" itu yang terdampak dari El Nino atau kekeringan untuk dilakukan antisipasi terhadap tanaman pangan.

Kepala Distanak Provinsi Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya di Kendari Senin, mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi kekeringan akibat El Nino.

Ia menjelaskan bahwa El Nino merupakan fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di samudra pasifik tengah dan timur menjadi lebih hangat dari biasanya, sehingga menyebabkan perubahan pola cuaca global yang berdampak signifikan pada iklim, termasuk Indonesia.

"Keadaan dampak El Nino (kekeringan) pada komoditi pangan di Sultra terdapat dua daerah yakni Konawe Selatan, yakni di Buke, Adaka Jaya, Silea Jaya, dan Aandolo Barat. Sementara di Kabupaten Bombana, yakni Lantari Jaya dan Rarowatu Utara," katanya.

Ia mengemukakan bahwa untuk daerah yang terdampak pada kekeringan tanaman padi sawah, terdapat di delapan kabupaten di Sultra, yakni Kabupaten Konawe, Konawe Utara, Kolaka Timur, Kolaka, Kolaka Utara, Konawe Selatan, Muna Barat, dan Kabupaten Buton Tengah.

"Untuk upaya yang dilakukan Distanak Sultra untuk antisipasi dampak kekeringan, yakni kami melakukan pendataan dan pengamatan lapangan untuk memastikan kondisi yang dilakukan oleh petugas lapangan POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman) dan DPI. Kemudian kami melakukan intensitas pengamatan dan pelaporan ditingkatkan dari dua kali sebulan menjadi setiap minggu," katanya.

Dia juga menambahkan bahwa pihaknya melakukan percepatan tanam untuk wilayah yang masih ada sumber air. Kemudian bantuan pompanisasi untuk tanaman yang terkena bencana tapi masih memiliki sumber air yang bisa dimanfaatkan.

"Kemudian kami melakukan penerapan teknologi budidaya hemat air, penggunaan pupuk organik serta menanam varietas yang tahan kekeringan seperti Inpari, inpago, situ bagendit, dan cakra buana. Pemanfaatan data cuaca dan iklim dari BMKG untuk pengaturan waktu tanam sehingga meminimalkan bencana kekeringan. Kemudian pemberian bantuan embung, rehab jaringan irigasi tersier dan bantuan pompa," demikian  La Ode Muhammad Rusdin Jaya.
 

Pewarta : La Ode Muh. Deden Saputra
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024