Kendari (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyiapkan beberapa strategi untuk menghadapi fenomena El Nino atau kekeringan di wilayah Bumi Anoa.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (Distanak) Sultra LM Rusdin Jaya di Kendari, Kamis, mengatakan beberapa strategi tersebut dimulai dengan mencari lokasi yang teridentifikasi dampak El Nino, seperti Kabupaten Konawe, Konawe Utara, Kolaka Timur, Bombana, Kolaka, dan Kabupaten Konawe Selatan.
"Kemudian yang kedua melakukan percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan, lalu melakukan peningkatan ketersediaan alsintan (alat dan mesin pertanian), peningkatan ketersediaan air dengan membangun embung, parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, serta pompanisasi, dan penyediaan benih tahan kekeringan dan organisme pengganggu tumbuhan," kata Rusdin.
Strategi lainnya melakukan program 1.000 hektare adaptasi dan mitigasi dampak El Nino, pengembangan pupuk organik terpusat dan mandiri, memberikan dukungan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan asuransi pertanian, serta menyiapkan lumbung pangan sampai di tingkat desa.
Rusdin menyampaikan saat ini Kabupaten Konawe menjadi salah satu kekhawatiran Pemprov Sultra, mengingat aerah tersebut terdapat perbaikan bendungan, sehingga dikhawatirkan menghambat percepat tanam.
"Ini kami agak khawatir karena ada dua kali tanam di daerah ini, untuk penanaman kedua ini perbaikan bendungan, tetapi Insya Allah bisa diantisipasi di daerah lain untuk kebutuhan tanam selama akhir nanti," ujarnya.
Meski begitu, lanjunya, hingga saat ini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) belum menginformasikan soal kekeringan apakah akan terjadi pada September atau Oktober.
"Percepatan tanam beberapa daerah sudah dilakukan, Tetapi bantuan APBN untuk alsintan di beberapa kabupaten sudah mulai turun," jelasnya.
Dia mengungkapkan masing-masing kabupaten/kota di Sultra sudah menerima surat edaran gubernur agar APBD setiap daerah digunakan untuk membuat sumur dalam percepatan tanam ini.
"Program 1000 hektare adaptasi dan mitigasi dampak El Nino juga telah dilakukan di seluruh Indonesia, termasuk pupuk organik sudah diterima oleh Kabupaten Konawe Selatan dan Kolaka Timur bantuan dari kementerian. Ini juga sangat membantu dalam menghadapi El Nino," sebut Rusdin.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (Distanak) Sultra LM Rusdin Jaya di Kendari, Kamis, mengatakan beberapa strategi tersebut dimulai dengan mencari lokasi yang teridentifikasi dampak El Nino, seperti Kabupaten Konawe, Konawe Utara, Kolaka Timur, Bombana, Kolaka, dan Kabupaten Konawe Selatan.
"Kemudian yang kedua melakukan percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan, lalu melakukan peningkatan ketersediaan alsintan (alat dan mesin pertanian), peningkatan ketersediaan air dengan membangun embung, parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, serta pompanisasi, dan penyediaan benih tahan kekeringan dan organisme pengganggu tumbuhan," kata Rusdin.
Strategi lainnya melakukan program 1.000 hektare adaptasi dan mitigasi dampak El Nino, pengembangan pupuk organik terpusat dan mandiri, memberikan dukungan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan asuransi pertanian, serta menyiapkan lumbung pangan sampai di tingkat desa.
Rusdin menyampaikan saat ini Kabupaten Konawe menjadi salah satu kekhawatiran Pemprov Sultra, mengingat aerah tersebut terdapat perbaikan bendungan, sehingga dikhawatirkan menghambat percepat tanam.
"Ini kami agak khawatir karena ada dua kali tanam di daerah ini, untuk penanaman kedua ini perbaikan bendungan, tetapi Insya Allah bisa diantisipasi di daerah lain untuk kebutuhan tanam selama akhir nanti," ujarnya.
Meski begitu, lanjunya, hingga saat ini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) belum menginformasikan soal kekeringan apakah akan terjadi pada September atau Oktober.
"Percepatan tanam beberapa daerah sudah dilakukan, Tetapi bantuan APBN untuk alsintan di beberapa kabupaten sudah mulai turun," jelasnya.
Dia mengungkapkan masing-masing kabupaten/kota di Sultra sudah menerima surat edaran gubernur agar APBD setiap daerah digunakan untuk membuat sumur dalam percepatan tanam ini.
"Program 1000 hektare adaptasi dan mitigasi dampak El Nino juga telah dilakukan di seluruh Indonesia, termasuk pupuk organik sudah diterima oleh Kabupaten Konawe Selatan dan Kolaka Timur bantuan dari kementerian. Ini juga sangat membantu dalam menghadapi El Nino," sebut Rusdin.