Kendari (ANTARA) - Satuan Brigade Mobile atau Sat Brimob Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar simulasi pelatihan penanganan teror bersama PT PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Kendari.
Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Sat Brimob Polda Sultra AKP Asri Dyni di Kendari, mengatakan bahwa PLN UP3 Kendari merupakan perusahaan yang berorientasi dalam melaksanakan pelayanan terhadap pelanggan untuk melakukan pengaturan dan pendistribusian tenaga listrik.
"Mengingat pentingnya peran tersebut, PLN UP3 Kendari masuk sebagai salah satu Objek Vital Nasional atau Obvitnas yang perlu keamanan maksimal," kata Asri.
Ia mengungkapkan bahwa untuk menambah wawasan pengamanan Obvitnas tersebut, pihaknya melakukan pelatihan penanganan teroris.
Dia membeberkan bahwa dalam skenario simulasi itu sendiri, diasumsikan bahwa di PT PLN UP3 Kendari telah terjadi penyanderaan karyawan oleh teroris. Selain melakukan penyanderaan, para teroris menaruh benda di dalam kantor PLN UP3 Kendari, yang dicurigai sebagai bom.
“Kegiatan yang kami lakukan itu bagian dari tanggap darurat penanganan teroris di Objek Vital Nasional, seperti PLN,” sebutnya.
Dia menyampaikan bahwa kegiatan tersebut melibatkan personel Detasemen Gegana dan Penjinak Bom (Jibom) Sat Brimob Polda Sultra, serta unsur pengamanan internal PLN UP3 Kendari
Foto bersama Sat Brimob Polda Sultra dengan PLN UP3 Kendari. (Antara/La Ode Muh Deden Saputra)
“Kegiatan simulasi itu diharapkan menumbuhkan kepekaan dan cepat tanggap dari personel siaga pengamanan maupun pegawai internal PLN mengenai hal-hal yang dicurigai mengancam keamanan lokasi perseroan. Kemudian terlatih untuk dapat mengambil tindakan yang tepat atas hal-hal mencurigakan tersebut,” ungkapnya.
Sedangkan untuk benda yang ditemukan dicurigai bom, lanjutnya, pihaknya mengimbau agar senantiasa berkoordinasi dengan kepolisian atau Gegana Sat Brimob Polda Sultra dan instansi terkait lainnya.
Sementara itu, Team Leader K3L Keamanan PLN UP3 Kendari Arjono Sumenep menambahkan bahwa pelatihan untuk menambah wawasan pengamanan Obvitnas tersebut merupakan agenda yang sangat perlu dilakukan.
‘’Perlu adanya pelatihan untuk menjaga kesiapan, kepahaman, dan kerjasama yang baik dari masing-masing personel siaga pengamanan agar sigap dan tidak panik menghadapi kondisi tak terduga seperti teror bom,’’ ucap Arjono.
Ia mengungkapkan bahwa sasaran dari kegiatan pelatihan tersebut adalah untuk menjaga keamanan seluruh aset PLN. Sehingga, kegiatan operasional PLN dapat berjalan dengan baik, mewujudkan nihil gangguan keamanan, baik di dalam kantor PLN, maupun di sekitar instalasi.
"Sedangkan nilai tambah dari simulasi adalah menjalin sinergi antara PLN dengan Polri dalam rangka menciptakan keamanan dan ketertiban di lingkungan instalasi PLN, meningkatkan kewaspadaan kepada seluruh pegawai khususnya dalam penanganan ancaman bom," jelasnya.
Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Sat Brimob Polda Sultra AKP Asri Dyni di Kendari, mengatakan bahwa PLN UP3 Kendari merupakan perusahaan yang berorientasi dalam melaksanakan pelayanan terhadap pelanggan untuk melakukan pengaturan dan pendistribusian tenaga listrik.
"Mengingat pentingnya peran tersebut, PLN UP3 Kendari masuk sebagai salah satu Objek Vital Nasional atau Obvitnas yang perlu keamanan maksimal," kata Asri.
Ia mengungkapkan bahwa untuk menambah wawasan pengamanan Obvitnas tersebut, pihaknya melakukan pelatihan penanganan teroris.
Dia membeberkan bahwa dalam skenario simulasi itu sendiri, diasumsikan bahwa di PT PLN UP3 Kendari telah terjadi penyanderaan karyawan oleh teroris. Selain melakukan penyanderaan, para teroris menaruh benda di dalam kantor PLN UP3 Kendari, yang dicurigai sebagai bom.
“Kegiatan yang kami lakukan itu bagian dari tanggap darurat penanganan teroris di Objek Vital Nasional, seperti PLN,” sebutnya.
Dia menyampaikan bahwa kegiatan tersebut melibatkan personel Detasemen Gegana dan Penjinak Bom (Jibom) Sat Brimob Polda Sultra, serta unsur pengamanan internal PLN UP3 Kendari
“Kegiatan simulasi itu diharapkan menumbuhkan kepekaan dan cepat tanggap dari personel siaga pengamanan maupun pegawai internal PLN mengenai hal-hal yang dicurigai mengancam keamanan lokasi perseroan. Kemudian terlatih untuk dapat mengambil tindakan yang tepat atas hal-hal mencurigakan tersebut,” ungkapnya.
Sedangkan untuk benda yang ditemukan dicurigai bom, lanjutnya, pihaknya mengimbau agar senantiasa berkoordinasi dengan kepolisian atau Gegana Sat Brimob Polda Sultra dan instansi terkait lainnya.
Sementara itu, Team Leader K3L Keamanan PLN UP3 Kendari Arjono Sumenep menambahkan bahwa pelatihan untuk menambah wawasan pengamanan Obvitnas tersebut merupakan agenda yang sangat perlu dilakukan.
‘’Perlu adanya pelatihan untuk menjaga kesiapan, kepahaman, dan kerjasama yang baik dari masing-masing personel siaga pengamanan agar sigap dan tidak panik menghadapi kondisi tak terduga seperti teror bom,’’ ucap Arjono.
Ia mengungkapkan bahwa sasaran dari kegiatan pelatihan tersebut adalah untuk menjaga keamanan seluruh aset PLN. Sehingga, kegiatan operasional PLN dapat berjalan dengan baik, mewujudkan nihil gangguan keamanan, baik di dalam kantor PLN, maupun di sekitar instalasi.
"Sedangkan nilai tambah dari simulasi adalah menjalin sinergi antara PLN dengan Polri dalam rangka menciptakan keamanan dan ketertiban di lingkungan instalasi PLN, meningkatkan kewaspadaan kepada seluruh pegawai khususnya dalam penanganan ancaman bom," jelasnya.