Kendari (ANTARA) - Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan simulasi menangani adanya demonstrasi yang anarkis, huru-hara hingga ancaman teroris.
Komandan Lanal Kendari Kolonel Laut (P) Abdul Kadir Mulku Zahari di Kendari, Jumat mengatakan simulasi yang dilakukan pihaknya merupakan rangkaian dalam pelaksanaan penilaian di Bidang Operasi dan Latihan untuk menjadi Lanal Teladan.
"Dalam simulasi ini tim penguji akan melihat apakah personel yang latihan ini mampu memahami tugas yang diberikan sesuai dengan buku tempur maupun buku induk tempur atau tidak," katanya.
Ia menyampaikan selain cara menangani huru hara dan serangan teroris yang dilakukan di Markas Komando (Mako) Lanal Kendari, pihaknya juga melakukan simulasi cara menangani kebakaran hingga menjinakkan bahan peledak atau bom dengan menggandeng Brimob Polda Sultra.
Kolonel Mulku menuturkan simulasi yang dilakukan pihaknya juga untuk menguji kesiapsiagaan personel di Mako TNI AL Kendari serta mengukur tingkat pemahaman prajurit Jalasena yang ada di setiap pos tempur dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan.
"Diharapkan profesionalisme prajurit ini tidak hanya ditampilkan pada saat ada tim penilaian, tetapi harus selalu siaga ketika sewaktu waktu ada kejadian yang darurat, urgent mereka bisa bertindak," ujar Danlanal.
Simulasi prajurit TNI AL Kendari saat menghadapi serangan teroris di Kendari, Jumat (7/7/2023) (ANTARA/Harianto)
Simulasi penangan huru hara dilakukan di depan gerbang Mako Lanal Kendari. Aksi ini juga membuat masyarakat yang berada di kawasan Mako Lanal Kendari datang menyaksikan simulasi tersebut.
Sementara, simulasi serangan teroris dilakukan di depan gedung Mako Lanal Kendari. Dalam simulasi itu terlihat empat orang bersenjata hendak menyerang ke Mako Lanal Kendari, namun semuanya berhasil dilumpuhkan oleh prajurit TNI AL.
Selanjutnya, simulasi aksi menjinakkan bom dilakukan TNI AL Kendari bekerja sama dengan Tim Penjinak Bom dari Brimob Polda Sultra. Dalam simulasi itu, awalnya bom dideteksi oleh prajurit TNI AL berada di salah satu ruangan Mako.
Kemudian, prajurit TNI AL Kendari berkoordinasi dengan personel Brimob Polda Sultra untuk menjinakkan bom tersebut. Bom yang ditemukan kemudian dibawa ke luar Mako, lalu diledakkan di pinggir laut yang berjarak puluhan meter dari Mako Lanal tersebut.
"Semua prajurit tampil hari ini. Jadi yang di Posal Posal mulai di Wanci Wakatobi, Baubau, Konawe Utara, Konawe Selatan, Kolaka, Kolaka Utara, Bombana maupun Wawonii di Konawe Kepulauan kita tarik semua untuk ikut ini," terang Kolonel Mulku.
Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara masuk dalam nominasi penilaian Lanal Teladan se-Indonesia di tahun 2023. Saat ini Lanal tersebut sedang mengikuti penilaian yang akan dilakukan selama empat hari dimulai sejak Kamis (6/7).
Kolonel Mulku mengatakan selain di Bidang Operasi dan Latihan, penilaian lain untuk bisa menjadi Lanal Teladan yakni kelayakan material dan logistik yakni kondisi gudang senjata, perbengkelan yang harus sesuai prosedur.
Selain itu, penilaian menyangkut kesiapan sarana dan prasarana fasilitas umum meliputi kelengkapan ruangan-ruangan apakah memiliki peta pelaksanaan operasi; buku-buku petunjuk teknis, referensi maupun petunjuk penyelenggaraan serta fasilitas pendukung pangkalan yakni sarana olahraga.
"Besok, (Sabtu (8/7 red.) tim penilai akan mengecek profesionalisme prajurit dalam hal menembak karena setiap tentara prajurit yang baru lahir itu pegangan pertamanya atau istri pertama itu senjata," tutur Kolonel Mulku.
Kolonel Mulku mengaku bahwa pihaknya bersama jajaran berusaha menampilkan yang terbaik selama penilaian untuk menjadi Lanal Teladan di tahun 2023. Ia meyakini optimistis tim penilai akan menilai secara objektif.
Komandan Lanal Kendari Kolonel Laut (P) Abdul Kadir Mulku Zahari di Kendari, Jumat mengatakan simulasi yang dilakukan pihaknya merupakan rangkaian dalam pelaksanaan penilaian di Bidang Operasi dan Latihan untuk menjadi Lanal Teladan.
"Dalam simulasi ini tim penguji akan melihat apakah personel yang latihan ini mampu memahami tugas yang diberikan sesuai dengan buku tempur maupun buku induk tempur atau tidak," katanya.
Ia menyampaikan selain cara menangani huru hara dan serangan teroris yang dilakukan di Markas Komando (Mako) Lanal Kendari, pihaknya juga melakukan simulasi cara menangani kebakaran hingga menjinakkan bahan peledak atau bom dengan menggandeng Brimob Polda Sultra.
Kolonel Mulku menuturkan simulasi yang dilakukan pihaknya juga untuk menguji kesiapsiagaan personel di Mako TNI AL Kendari serta mengukur tingkat pemahaman prajurit Jalasena yang ada di setiap pos tempur dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan.
"Diharapkan profesionalisme prajurit ini tidak hanya ditampilkan pada saat ada tim penilaian, tetapi harus selalu siaga ketika sewaktu waktu ada kejadian yang darurat, urgent mereka bisa bertindak," ujar Danlanal.
Simulasi penangan huru hara dilakukan di depan gerbang Mako Lanal Kendari. Aksi ini juga membuat masyarakat yang berada di kawasan Mako Lanal Kendari datang menyaksikan simulasi tersebut.
Sementara, simulasi serangan teroris dilakukan di depan gedung Mako Lanal Kendari. Dalam simulasi itu terlihat empat orang bersenjata hendak menyerang ke Mako Lanal Kendari, namun semuanya berhasil dilumpuhkan oleh prajurit TNI AL.
Selanjutnya, simulasi aksi menjinakkan bom dilakukan TNI AL Kendari bekerja sama dengan Tim Penjinak Bom dari Brimob Polda Sultra. Dalam simulasi itu, awalnya bom dideteksi oleh prajurit TNI AL berada di salah satu ruangan Mako.
Kemudian, prajurit TNI AL Kendari berkoordinasi dengan personel Brimob Polda Sultra untuk menjinakkan bom tersebut. Bom yang ditemukan kemudian dibawa ke luar Mako, lalu diledakkan di pinggir laut yang berjarak puluhan meter dari Mako Lanal tersebut.
"Semua prajurit tampil hari ini. Jadi yang di Posal Posal mulai di Wanci Wakatobi, Baubau, Konawe Utara, Konawe Selatan, Kolaka, Kolaka Utara, Bombana maupun Wawonii di Konawe Kepulauan kita tarik semua untuk ikut ini," terang Kolonel Mulku.
Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara masuk dalam nominasi penilaian Lanal Teladan se-Indonesia di tahun 2023. Saat ini Lanal tersebut sedang mengikuti penilaian yang akan dilakukan selama empat hari dimulai sejak Kamis (6/7).
Kolonel Mulku mengatakan selain di Bidang Operasi dan Latihan, penilaian lain untuk bisa menjadi Lanal Teladan yakni kelayakan material dan logistik yakni kondisi gudang senjata, perbengkelan yang harus sesuai prosedur.
Selain itu, penilaian menyangkut kesiapan sarana dan prasarana fasilitas umum meliputi kelengkapan ruangan-ruangan apakah memiliki peta pelaksanaan operasi; buku-buku petunjuk teknis, referensi maupun petunjuk penyelenggaraan serta fasilitas pendukung pangkalan yakni sarana olahraga.
"Besok, (Sabtu (8/7 red.) tim penilai akan mengecek profesionalisme prajurit dalam hal menembak karena setiap tentara prajurit yang baru lahir itu pegangan pertamanya atau istri pertama itu senjata," tutur Kolonel Mulku.
Kolonel Mulku mengaku bahwa pihaknya bersama jajaran berusaha menampilkan yang terbaik selama penilaian untuk menjadi Lanal Teladan di tahun 2023. Ia meyakini optimistis tim penilai akan menilai secara objektif.