Kendari (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Sulawesi Tenggara (Sultra) mendukung pemerintah daerah setempat agar pemakaian aspal Buton mampu digunakan secara nasional.
Hal tersebut mendapat respon positif dari Ketua Umum Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kadin Indonesia Silverius Oscar Unggul di Kendari, Minggu. Ia mengatakan bahwa aspal Buton sangat bagus untuk didukung, sebab dampak lingkungannya sangat rendah dan berbeda dengan hotmix yang diolah dengan minyak bumi.
"Terkait dengan aspal, saya kira kaitannya dengan Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Hotmix kan diolah dari minyak bumi. Sementara kita tahu pertambangan aspal kan sebenarnya kecil-kecil aja kan tidak terlalu lebih, dan sebenarnya dampak lingkungannya juga lebih sedikit dibandingkan dengan yang lainnya. Saya kira itu sangat bagus untuk didukung," kata Silverius Oscar Unggul.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya melihat dari sisi lingkungan, dan aspal Buton sangat layak untuk didorong secara nasional. Pihaknya juga sudah mengusulkan hal tersebut kepada Ketua Umum Kadin Indonesia.
Ia menambahkan bahwa sebagai pengurus yang membidangi Lingkungan dan Kehutanan pihaknya sangat mendukung penggunaan aspal Buton.
"Saya lebih baik itu, karena itu kan dampak pertambangannya lebih kecil apalagi dengan isu claimer check sekarang hotmix dan lain-lain yang paling banyak di sorot," tutupnya.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Sultra Anton Timbang juga telah menyampaikan kesiapannya mendukung pemakaian aspal Buton secara nasional.
Menurutnya, langkah awal untuk mewujudkan program tersebut pihaknya akan mengajak Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Daerah (Pemda) kabupaten/kota se-Sultra agar menjadi contoh penggunaan aspal Buton. Karena, di Indonesia salah satu daerah pemilik aspal dengan stok terbanyak itu adalah aspal Buton, Sultra.
"Saya ingin mengajak serta minta dukungan kepada seluruh kepala daerah, baik Pemprov maupun Pemda se-Sulawesi Tenggara, kalau bisa menjadikan contoh lebih awal dalam rangka penggunaan aspal Buton. Jadi kita dulu yang menjadi contohnya, mulai dari pelaksanaan di jalan-jalan provinsi maupun penggunaannya di ruas-ruas jalan di kabupaten dan kota se-Sultra," ujar Anton Timbang.
Ia mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat, pihaknya akan mengundang Ketua Umum Kadin seluruh Indonesia untuk mempresentasikan segala sesuatunya, mulai dari kualitas hingga ketersediaan bahan baku aspal di Buton.
"Nanti saya akan mempresentasikan bahwa aspal itu sangat luar biasa. Memang selama ini kami terkendala dengan tidak adanya regulasi penekanan penggunaannya. Olehnya itu, saya sebagai Ketua Umum Kadin meminta kepada Pemprov Sulawesi Tenggara, kabupaten dan kota, serta seluruh komponen yang ada pada saat pengusulan untuk penggunaan aspal itu sudah menunjuk aspal Buton yang dibutuhkannya," jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa stok aspal sesuai dengan data dan potensi yang ada itu masih tersedia sekitar 360 tahun.
"Jadi tidak akan pernah habis itu aspal Buton kita, karena memang selama ini belum pernah di eksplorasi. Selama ini penggunaannya mungkin belum banyak lah, selama ini yang kita gunakan adalah impor semua. Nah mudah-mudahan ke depan tahun 2024 pemerintah pusat konsisten betul menggunakan aspal Buton untuk pengaspalan di seluruh wilayah Indonesia," katanya.
Hal tersebut mendapat respon positif dari Ketua Umum Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kadin Indonesia Silverius Oscar Unggul di Kendari, Minggu. Ia mengatakan bahwa aspal Buton sangat bagus untuk didukung, sebab dampak lingkungannya sangat rendah dan berbeda dengan hotmix yang diolah dengan minyak bumi.
"Terkait dengan aspal, saya kira kaitannya dengan Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Hotmix kan diolah dari minyak bumi. Sementara kita tahu pertambangan aspal kan sebenarnya kecil-kecil aja kan tidak terlalu lebih, dan sebenarnya dampak lingkungannya juga lebih sedikit dibandingkan dengan yang lainnya. Saya kira itu sangat bagus untuk didukung," kata Silverius Oscar Unggul.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya melihat dari sisi lingkungan, dan aspal Buton sangat layak untuk didorong secara nasional. Pihaknya juga sudah mengusulkan hal tersebut kepada Ketua Umum Kadin Indonesia.
Ia menambahkan bahwa sebagai pengurus yang membidangi Lingkungan dan Kehutanan pihaknya sangat mendukung penggunaan aspal Buton.
"Saya lebih baik itu, karena itu kan dampak pertambangannya lebih kecil apalagi dengan isu claimer check sekarang hotmix dan lain-lain yang paling banyak di sorot," tutupnya.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Sultra Anton Timbang juga telah menyampaikan kesiapannya mendukung pemakaian aspal Buton secara nasional.
Menurutnya, langkah awal untuk mewujudkan program tersebut pihaknya akan mengajak Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Daerah (Pemda) kabupaten/kota se-Sultra agar menjadi contoh penggunaan aspal Buton. Karena, di Indonesia salah satu daerah pemilik aspal dengan stok terbanyak itu adalah aspal Buton, Sultra.
"Saya ingin mengajak serta minta dukungan kepada seluruh kepala daerah, baik Pemprov maupun Pemda se-Sulawesi Tenggara, kalau bisa menjadikan contoh lebih awal dalam rangka penggunaan aspal Buton. Jadi kita dulu yang menjadi contohnya, mulai dari pelaksanaan di jalan-jalan provinsi maupun penggunaannya di ruas-ruas jalan di kabupaten dan kota se-Sultra," ujar Anton Timbang.
Ia mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat, pihaknya akan mengundang Ketua Umum Kadin seluruh Indonesia untuk mempresentasikan segala sesuatunya, mulai dari kualitas hingga ketersediaan bahan baku aspal di Buton.
"Nanti saya akan mempresentasikan bahwa aspal itu sangat luar biasa. Memang selama ini kami terkendala dengan tidak adanya regulasi penekanan penggunaannya. Olehnya itu, saya sebagai Ketua Umum Kadin meminta kepada Pemprov Sulawesi Tenggara, kabupaten dan kota, serta seluruh komponen yang ada pada saat pengusulan untuk penggunaan aspal itu sudah menunjuk aspal Buton yang dibutuhkannya," jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa stok aspal sesuai dengan data dan potensi yang ada itu masih tersedia sekitar 360 tahun.
"Jadi tidak akan pernah habis itu aspal Buton kita, karena memang selama ini belum pernah di eksplorasi. Selama ini penggunaannya mungkin belum banyak lah, selama ini yang kita gunakan adalah impor semua. Nah mudah-mudahan ke depan tahun 2024 pemerintah pusat konsisten betul menggunakan aspal Buton untuk pengaspalan di seluruh wilayah Indonesia," katanya.