Kendari (ANTARA) - Awal musim kemarau di Sulawesi Tenggara yang meliputi sebagian kecil wilayah Kolaka, Kolaka Timur, Kolaka Utara, Konawe, Konawe Utara dan Bombana bagian utara pada umumnya mundur dari rata-ratanya.

Kepala Stasiun Klimatologi Sulawesi Tenggara Aris Yunatas dalam keterangan rilis yang diterima di Kendari, Rabu sifat hujan pada musim kemarau di 2023 di Sulawesi Tenggara diprakirakan pada umumnya masih di bawah normal hingga atas normal. Namun, dalam skala harian kondisi cuaca sangat fluktuatif.

"Pada musim kemarau tersebut berpotensi terjadi Elnino lemah, yang bisa memicu musim kemarau lebih kering," ujar Aris Yunatas.

Selain itu, sebagian Bombana, Kolaka Timur, Konawe, Konawe Selatan, Konawe Kepulauan, Konawe Selatan, Kota Kendari, Bombana dan Buton Tengah diprakirakan juga mundur dari rata-ratanya.

Sedangkan di sebagian Kolaka Utara, Kolaka Timur, Bombana, Konawe Selatan, Konawe, Konawe Utara, Buton Tengah, Muna, Muna Barat, Buton, Buton Selatan, Buton Utara, Wakatobi dan Kota Bau-bau diprakirakan maju dari rata-ratanya.

Pihaknya mengingatkan kepada pemerintah daerah dan masyarakat akan ada bahaya mengancam akibat Elnino Lemah tersebut seperti terjadi kekeringan, krisis air bersih, kebakaran hutan dan lahan serta rusaknya komoditi tanaman akibat kekeringan.

Sementara untuk puncak musim hujan sudah terjadi pada bulan April untuk wilayah Zom 577 yang meliputi sebagian wilayah Kabupaten Bombana, Kolaka dan Kolaka Timur.

Pada puncak musim hujan ini, intensitas curah hujan masuk dalam kategori tinggi sehingga beberapa daerah harus mengantisipasi terjadinya tanah longsor, banjir maupun angin kencang.
 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024