Kendari (ANTARA) - Sebanyak sembilan orang peserta difabel Cabang Tartil Qur'an Sensorik Netra yang digelar di Aula Masjid Raya Al-Kautsar Kendari, Sulawesi Tenggara dalam Pekan Tilawatil Qur'an (PTQ) Nasional ke- 53 LPP RRI, memasuki final, Minggu.
Lomba yang berlangsung sehari itu para peserta sensorik mengajak masyarakat Indonesia yang berketerbatasan khusus agar bisa berprestasi meski fisik tidak sempurna.
Putri Febriana Sari, peserta difabel asal kota Malang Jawa Timur seusai mengikuti lomba mengajak para penyandang disabilitas (berketerbatasan fisik) bukanlah halangan dalam berprestasi, apalagi dalam agenda kegiatan religi ini.
"Contohnya seperti saya sendiri berketerbatasan penglihatan, bukan menjadi halangan untuk membaca Al-Qur’an. Mari, seluruh kaum difabel khususnya netra yah, belajar mengaji dan lomba seperti saya sampai ke tingkat nasional dan do’a kan saya sampai ke tingkat internasional,” pintanya.
Selain Putri, peserta difabel lainnya juga mengungkapkan hal yang sama untuk menyemangati para penyandang disabilitas di seluruh Indonesia seperti diungkapkan Zaenal kafilah dari RRI Bandung, Jawa Barat, yang menyatakan melalui momentum PTQ nasional RRI ini menjadi spirit bagi sesamanya.
"Mudah-mudahan kegiatan ini berlanjut dalam kegiatan-kegiatan berikutnya dan juga menjadi inspirasi juga untuk semua masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Lomba Tartil sensorik netra ini juga mendapat apresiasi dan support dari masyarakat Sulawesi Tenggara yang hadir dan menyaksikan kegiatan itu, seperti dikatakan Abdul Wahid yang juga pengurus Masjid Al-Kautsar Kendari bahwa lomba ini justru mengajak masyarakat Muslim yang memiliki fisik normal agar belajar dengan semangat difabel.
"Setidak-tidaknya untuk menggugah para jamaah, karena orang yang berketrbatasan fisik saja bisa membaca hingga menghafal Al-Qur’an, bagaimana dengan yang diberikan fisik normal lalu tidak memanfaatkannya,” ungkapnya.
Lomba Tartil sensorik netra yang berlangsung sehari di Aula Masjid Al-Kautsar Kota Kendari disaksikan jamaah masjid hingga memadati arena lomba.
Lomba yang berlangsung sehari itu para peserta sensorik mengajak masyarakat Indonesia yang berketerbatasan khusus agar bisa berprestasi meski fisik tidak sempurna.
Putri Febriana Sari, peserta difabel asal kota Malang Jawa Timur seusai mengikuti lomba mengajak para penyandang disabilitas (berketerbatasan fisik) bukanlah halangan dalam berprestasi, apalagi dalam agenda kegiatan religi ini.
"Contohnya seperti saya sendiri berketerbatasan penglihatan, bukan menjadi halangan untuk membaca Al-Qur’an. Mari, seluruh kaum difabel khususnya netra yah, belajar mengaji dan lomba seperti saya sampai ke tingkat nasional dan do’a kan saya sampai ke tingkat internasional,” pintanya.
Selain Putri, peserta difabel lainnya juga mengungkapkan hal yang sama untuk menyemangati para penyandang disabilitas di seluruh Indonesia seperti diungkapkan Zaenal kafilah dari RRI Bandung, Jawa Barat, yang menyatakan melalui momentum PTQ nasional RRI ini menjadi spirit bagi sesamanya.
"Mudah-mudahan kegiatan ini berlanjut dalam kegiatan-kegiatan berikutnya dan juga menjadi inspirasi juga untuk semua masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Lomba Tartil sensorik netra ini juga mendapat apresiasi dan support dari masyarakat Sulawesi Tenggara yang hadir dan menyaksikan kegiatan itu, seperti dikatakan Abdul Wahid yang juga pengurus Masjid Al-Kautsar Kendari bahwa lomba ini justru mengajak masyarakat Muslim yang memiliki fisik normal agar belajar dengan semangat difabel.
"Setidak-tidaknya untuk menggugah para jamaah, karena orang yang berketrbatasan fisik saja bisa membaca hingga menghafal Al-Qur’an, bagaimana dengan yang diberikan fisik normal lalu tidak memanfaatkannya,” ungkapnya.
Lomba Tartil sensorik netra yang berlangsung sehari di Aula Masjid Al-Kautsar Kota Kendari disaksikan jamaah masjid hingga memadati arena lomba.