Kendari (ANTARA) - Badan Karantina Pertanian menyebutkan ketersediaan dan harga 12 bahan pangan pokok masyarakat  di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terpantau stabil menjelang hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah (H)/2023 Masehi (M).

Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang dalam keterangannya,  Sabtu, mengatakan bahwa ketersediaan stok dan harga bahan pangan pokok pada hari ke-10 Ramadhan 1444 H secara umum normal, bahkan malah ada yang turun.
 
"Beberapa harga bahan pokok seperti daging ayam, minyak goreng, bawang merah, kedelai, telur cukup stabil sesuai dari harga nasional,” kata Bambang.

Sementara komoditas yang turun yakni cabai, sedangkan harga beras mengalami kenaikan menyesuaikan dengan harga gabah dan beras yang disampaikan pemerintah. 

Menurutnya, sebagai upaya dalam menjaga stabilisasi ketersediaan dan lonjakan harga bahan pokok di wilayah Sultra, kegiatan pasar murah perlu dilakukan. Sehingga diharapkan masyarakat dapat mengakses bahan pangan pokok berkualitas dengan harga terjangkau, serta menjaga agar inflasi tetap terkendali.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sultra, Ari Sismanto mengimbau seluruh masyarakat di Bumi Anoa tersebut  agar tidak perlu khawatir, sehingga mengakibatkan mereka harus membeli secara berlebihan.

"Karena semua bahan pokok masih dalam kategori yang stabil, baik dari segi ketersediaan maupun stabilitas harga terjaga, masyarakat perlu bijak belanja jangan menampung stok pangan berlebihan,” uja Ari Sismanto.

Kepala Karantina Pertanian Kendari, Andi Faisal mengungkapkan bahwa pihaknya berkolaborasi dengan instansi terkait untuk terus melakukan pengawalan dan monitoring ketersediaan pangan dan harga 12 bahan pokok selama Ramadhan hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H/2023 H nanti.

“Pemantauan dilakukan di 17 kabupaten/kota di seluruh wilayah Sultra setiap minggunya untuk menjaga agar stabilisasi harga bahan pokok dan inflasi harga terkendali dan tetap terkendali,” ucap Andi Faisal.

Sebagai informasi, secara nasional data yang dihimpun dari Kementerian Pertanian dapat dipastikan ketersediaan pangan jelang lebaran dalam kondisi aman. Produksi padi pada tahun ini mencapai 13,79 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 0,56 persen. Sedangkan potensi luas panen selama Januari hingga April ini seluas 4,51 juta hektare.

Jumlah ini seperti yang disampaikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga meningkat sebesar 2,13 persen apabila dibanding periode yang sama tahun 2022.

Kemudian selama tahun 2022 produksi beras juga naik 0,15 juta ton atau naik 0,29 persen dibandingkan tahun 2021, yaitu dari 31,36 juta ton menjadi 31,54 juta ton, dengan konsumsi sebesar 30,20 juta ton, maka terdapat surplus sebesar 1,3 juta ton.


Pewarta : La Ode Muh. Deden Saputra
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024