Jakarta (ANTARA) -
Ganda putri Indonesia dipastikan tanpa gelar dalam BWF World Tour Super 300 Swiss Open 2023 setelah Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti mundur dalam laga semifinal di St. Jakobshalle, Basel, Sabtu.
 
Menghadapi pasangan asal Jepang Yuki Fukushima/Sayaka Hirota pada babak empat besar, Apri/Fadia memutuskan mundur pada gim kedua ketika skor 17-21, 10-16, demikian laman resmi BWF.  Apriyani tampak mengalami masalah pada bahu kanan.
 
Dengan demikian, Apriyani/Fadia pun gagal melangkah ke final sekaligus membuat ganda putri Indonesia dipastikan pulang tanpa gelar di Swiss Open 2023.
 
Dalam pertandingan tersebut, Apriyani/Fadia membuka gim pertama dengan meraih poin pertama. Namun setelah itu mereka kehilangan tujuh poin secara beruntun sehingga tertinggal 1-7.
 
Permainan wakil Indonesia tampak belum berkembang hingga tertinggal 8-11 saat interval.

Apriyani/Fadia mencoba keluar dari tekanan dan upayanya cukup baik dengan meraih lima poin beruntun sekaligus membalikkan keunggulan menjadi 13-12.

Saling kejar angka terjadi dan skor sempat imbang 14-14.
 
 
Apriyani/Fadia juga sempat kembali memimpin dengan skor 17-14. Setelah itu, mereka tampak kehilangan konsentrasi.
 
Kondisi tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Fukushima/Hirota yang akhirnya menutup gim pertama dengan kemenangan dengan skor 21-17 berkat tujuh poin secara beruntun.
 
Pada gim kedua, pasangan Indonesia kembali tertinggal lebih dulu 0-4. Namun perlahan Apriyani/Fadia berhasil mengimbangi perlawanan lawan dan menyamakan kedudukan 7-7.
 
Pada interval gim kedua, mereka kembali tertinggal 10-11. Apriyani tampak terlihat mengalami masalah dengan mencoba mengulur waktu ketika tertinggal 10-15, hingga umpire yang bertugas memberikan kartu kuning.

Pertandingan sempat dilanjutkan sebelum akhirnya Apriyani/Fadia memberi isyarat tidak bisa melanjutkan pertandingan ketika skor 10-16.
 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Apriyani/Fadia mundur dalam laga semifinal Swiss Open 2023

Pewarta : Muhammad Ramdan
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024