Kendari (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengaktifkan kembali satuan tugas (Satgas) Pangan untuk mengendalikan serta menjaga kestabilan harga dan stok pangan sebagai upaya pengendalian inflasi di daerah tersebut.

Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Sultra Ari Sismanto di Kendari, Senin, mengatakan Satgas Pangan tersebut telah diaktifkan langsung oleh Sekretaris Daerah Sultra Asrun Lio pada 24 Januari 2023.

"Jadi Pak Sekda Sultra Bapak Asrun Lio sebagai Ketua Posko Satgas Pangan untuk Provinsi Sulawesi Tenggara mengaktifkan Satgas Pangan ini untuk terus mengatasi keadaan pangan kita di Sulawesi Tenggara," katanya.

Dia menerangkan Satgas Pangan Sultra berposko di Dinas Ketahanan Pangan Sultra dan melibatkan semua pemangku kepentingan yang berkaitan dengan pangan.

Menurutnya pangan menjadi persoalan yang strategis di mana negara harus menyiapkan dan mencukupi pangan untuk semua masyarakatnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, pemerintah daerah mempunyai peran penting dalam menangani pangan mulai dari pengaturan, pengendalian, pengawasan, pembinaan terkait ketersediaan, keterjangkauan, pasokan, stabilitas harga, serta keamanan pangan.

"Semua diatur oleh pemerintah, sehingga Pak Sekda meresmikan posko Satgas Pangan yang beranggotakan sektor-sektor terkait yang menangani pangan mulai Dinas Ketahanan Pangan, Perkebunan, Perikanan dan sektor-sektor lain yang terlibat dalam urusan pangan," ujar dia.

Dia menyebut angka inflasi Provinsi Sulawesi Tenggara sudah mencapai 7,39 persen yang dipantau dari dua kota yakni Kota Kendari dan Kota Baubau.

Kata dia, inflasi ini dipengaruhi oleh harga yang diatur oleh pemerintah khususnya transportasi udara, harga tiket, kenaikan harga avtur yang cukup tinggi, kenaikan tarif air PDAM, dan cukai rokok, namun kondisi pangan di provinsi itu masih terjaga dan aman.

"Posko Satgas Pangan ini akan terus meng-update data pangan, neraca pangan, bertahan sampai sekian bulan. Jadi kita bisa mengelola data pangan ini dari hulu sampai hilir secara berkelanjutan, membuat suatu ekosistem yang panjang dan berkelanjutan," kata Ari.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024