Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa berkekuatan magnitudo 5,1 di wilayah Laut Sulawesi, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara akibat adanya deformasi batuan Lempeng Laut Filipina.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Kamis mengatakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5,98 derajat Lintang Utara 1 ; 126,02° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 81 Km arah Barat Laut Miangas, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada kedalaman 85 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi intraslab dengan kedalaman menengah akibat adanya deformasi batuan Lempeng Laut Filipina," katanya.
Ia menambahkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (strike-slip).
Ia mengemukakan, gempa yang terjadi pada Kamis (19/1) pukul 16.14 WIB itu memiliki parameter update dengan magnitudo 5,0.
Ia mengemukakan, berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Kepulauan Talaud dengan skala intensitas I MMI (getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang).
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Ia menambahkan, hingga pukul 16.30 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
Ia menyampaikan, BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selain itu, lanjut dia, masyarakat juga diimbau agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gempa M5,1 di Laut Sulawesi akibat deformasi lempeng Laut Filipina
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Kamis mengatakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5,98 derajat Lintang Utara 1 ; 126,02° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 81 Km arah Barat Laut Miangas, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada kedalaman 85 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi intraslab dengan kedalaman menengah akibat adanya deformasi batuan Lempeng Laut Filipina," katanya.
Ia menambahkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (strike-slip).
Ia mengemukakan, gempa yang terjadi pada Kamis (19/1) pukul 16.14 WIB itu memiliki parameter update dengan magnitudo 5,0.
Ia mengemukakan, berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Kepulauan Talaud dengan skala intensitas I MMI (getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang).
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.
Ia menambahkan, hingga pukul 16.30 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
Ia menyampaikan, BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selain itu, lanjut dia, masyarakat juga diimbau agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gempa M5,1 di Laut Sulawesi akibat deformasi lempeng Laut Filipina