Kendari (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, mencatat 114 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang merupakan penyakit dari gigitan nyamuk aedes aegypti merupakan jenis nyamuk  membawa virus DBD dalam setahun terakhir di daerah setempat.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Baubau, Yuslina SKM di Baubau, Senin mengatakan kasus-kasus DBD itu tersebar terutama terbanyak di wilayah-wilayah perkotaan yang merupakan daerah endemis, dimana setiap tahun ada kasus tersebut di situ.

"Kasus-kasus itu merupakan dari hasil laporan dan pemeriksaan laboratorium. Jadi 114 kasus itu ada 48 yang dilakukan tindaklanjut dengan fogging pengasapan dan cukup PSN (pemberantasan sarang nyamuk), kemudian juga distribusi abate diseluruh masyarakat," katanya.

Dalam penanganan pencegahan dan pengendalian kasus itu, kata dia, pihaknya rutin ke lapangan bersama masyarakat di wilayah setempat sebagai upaya menekan kasus berbahaya tersebut.

"Tentunya dengan kasus itu salah satunya ada penanganan, jadi ada langkah-langkah penyelidikan epidemologi di lapangan, baik ada yang ditindaklanjuti dengan foging fokus dan ada yang difokuskan dengan pemberantasan sarang nyamuk seperti misal kerja bakti," ujarnya.

Kata dia, pihaknya menyampaikan kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan karena kasus DBD muncul dari kondisi lingkungannya apabila lingkungan kumuh dan banyaknya sampah atau drainase yang tersumbat akan menjadi daerah-daerah yang nyaman buat perkembangbiakan nyamuk.

"Tentunya foging hanya membunuh nyamuk-nyamuk dewasa, beberapa hari kemudian kalau kondisi lingkungannya yang tidak disehatkan atau dibersihkan berpotensi timbul. Jadi walaupun di foging kalau kondisi lingkungannya yang tetap kumuh dan banyak genangan air tentunya dapat menimbulkan perkembangbiakan nyamuk," katanya.

Kata dia, jumlah kasus DBD tahun ini lebih tinggi dibandingkan 2021 yang sekitar 98 kasus, tetapi tahun sebelumnya dengan merebak dan gencarnya masa pandemi COVID-19 sehingga masyarakat banyak yang enggan ke fasilitas pelayanan kesehatan karena COVID.

"Jadi rata-rata penyakit menular itu dimasa COVID-19 yang gencar-gencarnya rata-rata turun kasusnya, sehingga belum tentu kasus DBD itu rendah," katanya.

Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan baik dalam rumah maupun diluar, termasuk menerapkan 3M plus yakni menguras, menutup, dan mengubur atau memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk, dan plus-nya adalah menggunakan larpasida dalam hal ini abate.

"Jadi kita berharap jagalah kebersihan karena sehat itu adalah milik kita semua dan lebih baik mencegah daripada mengobati, dan alhamdullilah Pemkot Baubau juga sudah menyiapkan abate diseluruh puskesmas dan masyarakat berhak untuk mendapatkannya gratis," demikian Yuslina.

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024