Jakarta (ANTARA) - Gempa susulan masih terjadi di Karangasem, Bali, pada Selasa (13/12) malam, pukul 22.32 WIB di koordinat 8,23 Lintang Selatan dan 115,58 Bujur Timur, dengan Magnitudo 3,3.
Badan Meteolorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dalam laman resminya, Selasa malam, mencatat setidaknya terjadi lima kali gempa bumi dengan magnitudo bervariasi sejak pukul 16.56 WIB.
Gempa pertama berkekuatan magnitudo 4,8, kemudian 4,7, dan ketiga mencapai magnitudo 5,2, kemudian 4,6, yang semuanya berpusat di laut ke arah timur laut Karangasem, Bali.
Akibat rentetan gempa tersebut, setidaknya delapan rumah dan satu balai masyarakat rusak di Karangasem, saat gempa berkekuatan magnitudo 5,2 yang mengguncang pada pukul 17.38 WIB.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem dan melaporkan dua kecamatan yang merasakan guncangan, yakni Kecamatan Kubu dan Manggis.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengonfirmasi bahwa gempa di wilayah Karangasem, terjadi akibat adanya aktivitas Sesar Naik Flores (Flores back arc thrust).
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Naik Flores," ujarnya.
Gempa juga terasa di berbagai wilayah sekitar Karangasem, seperti Tabanan, Kuta, Buleleng, hingga Nusa Tenggara Barat, antara lain Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Lombok Timur.
Baca juga: Wilayah Bali diguncang gempa magnitudo 5,2
Petugas kebersihan menyapu di dekat tenda yang didirikan BPBD setempat di halaman RSUD Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu (14/12/2022). Pemasangan dua tenda darurat tersebut untuk mengantisipasi gempa susulan menyusul terjadinya gempa bumi dengan magnitudo 5,2 yang mengguncang Kabupaten Karangasem, Bali, pada Selasa (13/12), pukul 18.38 WITA. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/wsj.
46 Bangunan Rusak
Gempa bumi yang pada Selasa (13/12) melanda bagian wilayah Kabupaten Karangasem di Provinsi Bali tercatat telah menyebabkan dua orang terluka ringan dan 46 bangunan rusak ringan.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono sebagaimana dikutip dalam keterangan tertulis BMKG yang diterima di Badung, Rabu, menyebutkan bahwa bangunan yang rusak akibat gempa tersebar di wilayah Kecamatan Kubu, Manggis, Karangasem, Abang, Rendang, dan Bebandem.
Ia memerinci, gempa menyebabkan 24 rumah rusak ringan di Kecamatan Kubu, lima rumah rusak ringan di Kecamatan Manggis, 10 rumah rusak ringan di Kecamatan Karangasem, dua rumah rusak ringan di Kecamatan Abang, satu rumah rusak ringan di Kecamatan Rendang, dan empat rumah rusak ringan di Kecamatan Bebandem.
Daryono meminta warga menjauhi bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta memeriksa bangunan tempat tinggal untuk memastikan tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Gempa dengan magnitudo 5,2 terjadi di sekira satu km timur Kubu, Karangasem, pada Selasa (13/12) pukul 18.38 WITA menyusul gempa dengan magnitudo 4,8 yang terjadi pada pukul 17.56 WITA.
BMKG melaporkan hingga pukul 09.00 WITA telah terjadi 61 gempa susulan dengan magnitudo 1,9 sampai 4,6 di wilayah tersebut.
Daryono menjelaskan bahwa gempa yang terjadi di Karangasem getarannya dirasakan juga di Tabanan, Badung, dan Buleleng di Provinsi Bali serta Lombok Timur, Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah, dan Lombok Barat di Nusa Tenggara Barat.
Karangasem tercatat pernah mengalami gempa bumi dengan magnitudo 5,6 yang menyebabkan lima orang meninggal dan 284 orang terluka pada 1979.
Selain itu, pada 16 Oktober 2021 wilayah Karangasem mengalami gempa dengan magnitudo 4,8 yang menyebabkan tiga orang meninggal, 151 orang terluka, 2.512 bangunan rusak, dan 594 fasilitas umum rusak.
Baca juga: BMKG sebut lima rumah dan satu RS rusak akibat gempa M5,2 di wilayah Bali
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gempa susulan masih terjadi di Karangasem Bali
Badan Meteolorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dalam laman resminya, Selasa malam, mencatat setidaknya terjadi lima kali gempa bumi dengan magnitudo bervariasi sejak pukul 16.56 WIB.
Gempa pertama berkekuatan magnitudo 4,8, kemudian 4,7, dan ketiga mencapai magnitudo 5,2, kemudian 4,6, yang semuanya berpusat di laut ke arah timur laut Karangasem, Bali.
Akibat rentetan gempa tersebut, setidaknya delapan rumah dan satu balai masyarakat rusak di Karangasem, saat gempa berkekuatan magnitudo 5,2 yang mengguncang pada pukul 17.38 WIB.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem dan melaporkan dua kecamatan yang merasakan guncangan, yakni Kecamatan Kubu dan Manggis.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengonfirmasi bahwa gempa di wilayah Karangasem, terjadi akibat adanya aktivitas Sesar Naik Flores (Flores back arc thrust).
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Naik Flores," ujarnya.
Gempa juga terasa di berbagai wilayah sekitar Karangasem, seperti Tabanan, Kuta, Buleleng, hingga Nusa Tenggara Barat, antara lain Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Lombok Timur.
Baca juga: Wilayah Bali diguncang gempa magnitudo 5,2
46 Bangunan Rusak
Gempa bumi yang pada Selasa (13/12) melanda bagian wilayah Kabupaten Karangasem di Provinsi Bali tercatat telah menyebabkan dua orang terluka ringan dan 46 bangunan rusak ringan.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono sebagaimana dikutip dalam keterangan tertulis BMKG yang diterima di Badung, Rabu, menyebutkan bahwa bangunan yang rusak akibat gempa tersebar di wilayah Kecamatan Kubu, Manggis, Karangasem, Abang, Rendang, dan Bebandem.
Ia memerinci, gempa menyebabkan 24 rumah rusak ringan di Kecamatan Kubu, lima rumah rusak ringan di Kecamatan Manggis, 10 rumah rusak ringan di Kecamatan Karangasem, dua rumah rusak ringan di Kecamatan Abang, satu rumah rusak ringan di Kecamatan Rendang, dan empat rumah rusak ringan di Kecamatan Bebandem.
Daryono meminta warga menjauhi bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta memeriksa bangunan tempat tinggal untuk memastikan tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Gempa dengan magnitudo 5,2 terjadi di sekira satu km timur Kubu, Karangasem, pada Selasa (13/12) pukul 18.38 WITA menyusul gempa dengan magnitudo 4,8 yang terjadi pada pukul 17.56 WITA.
BMKG melaporkan hingga pukul 09.00 WITA telah terjadi 61 gempa susulan dengan magnitudo 1,9 sampai 4,6 di wilayah tersebut.
Daryono menjelaskan bahwa gempa yang terjadi di Karangasem getarannya dirasakan juga di Tabanan, Badung, dan Buleleng di Provinsi Bali serta Lombok Timur, Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah, dan Lombok Barat di Nusa Tenggara Barat.
Karangasem tercatat pernah mengalami gempa bumi dengan magnitudo 5,6 yang menyebabkan lima orang meninggal dan 284 orang terluka pada 1979.
Selain itu, pada 16 Oktober 2021 wilayah Karangasem mengalami gempa dengan magnitudo 4,8 yang menyebabkan tiga orang meninggal, 151 orang terluka, 2.512 bangunan rusak, dan 594 fasilitas umum rusak.
Baca juga: BMKG sebut lima rumah dan satu RS rusak akibat gempa M5,2 di wilayah Bali
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gempa susulan masih terjadi di Karangasem Bali