Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mengimbau warga Kota Sukabumi, Jawa Barat, untuk tetap waspada antisipasi gempa susulan yang berpusat di Kabupaten Garut dengan magnitudo (M) 6,4 pada Sabtu sekitar pukul 16.49 WIB.
"Selain waspada terhadap gempa susulan, warga juga diimbau untuk tidak panik serta tidak mempercayai informasi terkait gempa yang tidak jelas sumbernya," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Imran Whardani di Sukabumi, Sabtu.
Menurut Imran, hingga pukul 17.33 WIB di Kota Sukabumi belum ada laporan atau informasi terjadinya kerusakan dampak dari gempa Garut tersebut, namun pihaknya tetap memantau dan terus berkomunikasi dengan petugas di lapangan untuk memeriksa setiap permukiman dan segera melapor ke posko jika ditemukan atau mendapat informasi adanya bangunan rusak akibat terdampak gempa.
Imbauan untuk tetap waspada ini sebagai upaya untuk meminimalisasi dampak jika terjadi gempa susulan. Namun, pihaknya berharap tidak ada lagi gempa susulan.
Ia pun mengingatkan masyarakat jika terjadi gempa agar langsung keluar rumah, gedung dan bangunan lainnya dan lari ke areal terbuka seperti lapangan dan lokasi-lokasi aman lainnya
Pantauan di lapangan, hingga saat ini masih terdapat warga di Sukabumi yang belum berani masuk ke rumahnya masing-masing, karena khawatir terjadi gempa susulan, ditambah masih ada rasa trauma pasca-gempa Cianjur M 5,6 yang meluluhlantakkan Kabupaten Cianjur pada Senin (21/11) lalu.
Sebelumnya update data yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa M 6,4 tersebut berlokasi di 7.51 Lintang Selatan (LS),107.52 Bujur Timur (BT) 52 km Barat Daya Kabupaten Garut dengan di kedalaman 118 km.*
Baca juga: Gempa berkekuatan 6,4 M guncang Jabar berpusat di Garut
Pewarta yang sedang menunggu konfrensi pers di Pendopo Cianjur, Jawa Barat, berhamburan ke area parkir karena gempa yang kembali menguncang cukup keras terpusat di Kabupaten Garut, Sabtu (3/12/2022).(ANTARA/Ahmad Fikri). (Ahmad Fikri)
Gempa susulan
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan belum mendeteksi gempa susulan sampai dengan pukul 17.20 WIB setelah gempa bumi magnitudo 6,1 mengguncang wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Sabtu sore (3/12) pada pukul 16.49 WIB.
Dalam keterangan di Jakarta, Sabtu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan memperhatikan lokasi episenter di darat wilayah Mekarmukti, Garut pada kedalaman 109 kilometer merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia (intraslab).
Sementara hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
"Hingga pukul 17.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," kata Daryono.
BMKG sebelumnya mengumumkan bahwa gempa itu memiliki kekuatan M 6,4 sebelum akhirnya diperbarui menjadi M 6,1.
Gempa itu dirasakan di wilayah Garut dengan skala intensitas IV MMI yang dirasakan oleh orang banyak. Sementara wilayah Kopo, Kalapanunggal, Sumur, Ciamis, Tasikmalaya merasakan getaran dengan skala III MMI yang dirasakan nyata di dalam rumah seakan truk berlalu.
Sumedang, Lembang, Pamoyanan, Panimbang, Cikeusik, Labuan, Purworejo, Bantul, Kulonprogo merasakan guncangan dengan skala intensitas II-III MMI atau dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Cikembar, Cugenang, Palabuhan Ratu, Bandung, Bogor, Cilacap, Sawarna, Cireunghas, Bojong, Yogyakarta, Wonosobo, Karangkates, Trenggalek dengan skala intensitas II MMI atau getaran dirasakan beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Menurut pantauan BMKG, gempa itu tidak berpotensi tsunami.
Daryono mengingatkan agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Warga juga diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa. Memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa dan tidak memiliki kerusakan akibat gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.*
Baca juga: Warga Cianjur Jabar berhamburan keluar rumah karena gempa M 6,4 Garut
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPBD Sukabumi imbau warga waspada antisipasi gempa susulan
"Selain waspada terhadap gempa susulan, warga juga diimbau untuk tidak panik serta tidak mempercayai informasi terkait gempa yang tidak jelas sumbernya," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Imran Whardani di Sukabumi, Sabtu.
Menurut Imran, hingga pukul 17.33 WIB di Kota Sukabumi belum ada laporan atau informasi terjadinya kerusakan dampak dari gempa Garut tersebut, namun pihaknya tetap memantau dan terus berkomunikasi dengan petugas di lapangan untuk memeriksa setiap permukiman dan segera melapor ke posko jika ditemukan atau mendapat informasi adanya bangunan rusak akibat terdampak gempa.
Imbauan untuk tetap waspada ini sebagai upaya untuk meminimalisasi dampak jika terjadi gempa susulan. Namun, pihaknya berharap tidak ada lagi gempa susulan.
Ia pun mengingatkan masyarakat jika terjadi gempa agar langsung keluar rumah, gedung dan bangunan lainnya dan lari ke areal terbuka seperti lapangan dan lokasi-lokasi aman lainnya
Pantauan di lapangan, hingga saat ini masih terdapat warga di Sukabumi yang belum berani masuk ke rumahnya masing-masing, karena khawatir terjadi gempa susulan, ditambah masih ada rasa trauma pasca-gempa Cianjur M 5,6 yang meluluhlantakkan Kabupaten Cianjur pada Senin (21/11) lalu.
Sebelumnya update data yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa M 6,4 tersebut berlokasi di 7.51 Lintang Selatan (LS),107.52 Bujur Timur (BT) 52 km Barat Daya Kabupaten Garut dengan di kedalaman 118 km.*
Baca juga: Gempa berkekuatan 6,4 M guncang Jabar berpusat di Garut
Gempa susulan
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan belum mendeteksi gempa susulan sampai dengan pukul 17.20 WIB setelah gempa bumi magnitudo 6,1 mengguncang wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Sabtu sore (3/12) pada pukul 16.49 WIB.
Dalam keterangan di Jakarta, Sabtu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan memperhatikan lokasi episenter di darat wilayah Mekarmukti, Garut pada kedalaman 109 kilometer merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia (intraslab).
Sementara hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
"Hingga pukul 17.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," kata Daryono.
BMKG sebelumnya mengumumkan bahwa gempa itu memiliki kekuatan M 6,4 sebelum akhirnya diperbarui menjadi M 6,1.
Gempa itu dirasakan di wilayah Garut dengan skala intensitas IV MMI yang dirasakan oleh orang banyak. Sementara wilayah Kopo, Kalapanunggal, Sumur, Ciamis, Tasikmalaya merasakan getaran dengan skala III MMI yang dirasakan nyata di dalam rumah seakan truk berlalu.
Sumedang, Lembang, Pamoyanan, Panimbang, Cikeusik, Labuan, Purworejo, Bantul, Kulonprogo merasakan guncangan dengan skala intensitas II-III MMI atau dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Cikembar, Cugenang, Palabuhan Ratu, Bandung, Bogor, Cilacap, Sawarna, Cireunghas, Bojong, Yogyakarta, Wonosobo, Karangkates, Trenggalek dengan skala intensitas II MMI atau getaran dirasakan beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Menurut pantauan BMKG, gempa itu tidak berpotensi tsunami.
Daryono mengingatkan agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Warga juga diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa. Memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa dan tidak memiliki kerusakan akibat gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.*
Baca juga: Warga Cianjur Jabar berhamburan keluar rumah karena gempa M 6,4 Garut
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPBD Sukabumi imbau warga waspada antisipasi gempa susulan