Kendari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara menyebutkan pada November 2022 terjadi inflasi gabungan dua kota di Sultra sebesar 6,84 persen (year on year) dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 114,98 yang dipicu kenaikan tarif angkutan udara, bensin dan bahan bakar rumah tangga.

Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti di Kendari, Jumat, mengatakan inflasi gabungan itu mencakup Kota Kendari yang tercatat mengalami inflasi (yoy) sebesar 6,85 persen dengan IHK 115,60 dan Kota Baubau yang juga mengalami inflasi sebesar 6,82 persen (yoy) dengan IHK 113,06.

Menurut Agnes, inflasi di dua kota Sultra terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar kelompok pengeluaran seperti transportasi sebesar 28,76 persen dan pendidikan 8,00 persen.

Selain itu, juga perlengkapan-peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 5,35 persen dan kelompok perumahan-air-listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 5,25 persen dan sebagainya.

Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi (yoy) antara lain tarif angkutan udara, bensin, bahan bakar rumah tangga, angkutan dalam kota, rokok kretek filter, minyak goreng, mobil, akademi/perguruan tinggi, rokok putih dan telur ayam .

Sementara itu, komoditas yang memberi sumbangan deflasi antara lain ikan layan/ikan benggol, ikan cakalang, ikan teri, ikan gembung, daun kelor, ikan rambe, jagung mudah, baju kaos tanpa kerah serta besi beton.

"Jadi sumbangan deflasi itu adalah komoditas yang harganya tergolong cukup stabil dan bahkan ada yang turun selama di bulan November ini," ujarnya.
 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024