Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo pada peresmian pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Investasi Tahun 2022 di Jakarta, Rabu, menegaskan kepada seluruh jajarannya untuk berupaya agar Indonesia tidak kehilangan kepercayaan terkait investasi.

“Kepercayaan yang sudah kita dapatkan jangan sampai hilang gara-gara kita salah memperlakukan investasi yang masuk ke negara kita, karena ketatnya persaingan dalam merebut investasi,” tegas Presiden di Jakarta, Rabu.  

Dia menyampaikan semua pihak harus memiliki perasaan yang sama dan sepakat bahwa situasi saat ini betul-betul situasi yang tak mudah dan sangat sulit untuk semua negara. 

Menurutnya, urusan inflasi, pertumbuhan ekonomi yang anjlok, krisis energi, krisis pangan, yang diikuti dengan sulitnya mencari pupuk, serta krisis finansial, menghantui semua negara.  

“Oleh sebab itu dalam menakhodai situasi yang sulit ini semuanya harus hati-hati, kebijakan semuanya harus hati-hati. Jangan sampai keliru, jangan sampai salah. Begitu salah, risikonya gede sekali,” tegas dia.

Dia menekankan dalam kondisi sekarang ini, investor menjadi rebutan semua negara untuk mendorong arus modal masuk. Sehingga, pemerintah pusat maupun daerah tidak boleh ada yang mempersulit masuknya investasi.   

“Semuanya jangan sampai ada yang mengganggu ini. Karena kepercayaan itu sudah kita peroleh, trust sudah kita peroleh, sekarang bagaimana implementasi dari policy-policy yang kita ambil. Jangan sampai ada yang terganggu,” jelasnya.

Kepala pemerintahan menyampaikan pemerintah selalu mempelajari negara-negara yang ramai investasi melalui intelijen ekonomi, untuk membuat kebijakan yang ramah terhadap investor. Jika pelaksanaan investasi di lapangan masih terganggu, maka kebijakan yang sudah dibuat akan sia-sia.

“Pemerintah selalu pelajari, lewat intelijen ekonomi. Kenapa (investasi) lebih berbondong-bondong ke sana dan tidak berbondong-bondong ke sini. Ada kebijakan tambahan, insentif tambahan, tax holiday, diberikan perlakuan-perlakuan yang lebih baik, dipelajari semuanya. Tapi kalau nanti dalam pelaksanaan masih ada yang ganggu ya sudah buyar semua namanya kebijakan yang sudah disahkan,” ujar Jokowi.


Segera belanjakan APBD


Presiden Joko Widodo mengingatkan para kepala daerah untuk segera membelanjakan dana APBD yang masih mengendap di perbankan sekitar Rp278 triliun guna memacu perputaran uang dan kegiatan perekonomian.

"Mumpung ada gubernur, bupati, wali kota; ini saya ingatkan, kita ini mencari uang dari luar agar masuk, terjadi perputaran uang yang lebih meningkat; tetapi uang kita sendiri yang ditransfer ke daerah-daerah justru tidak dipakai," kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Investasi di Jakarta, Rabu.

Jokowi mengatakan pada Rabu pagi dia telah meminta data kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dari data tersebut, diketahui terdapat Rp278 triliun dana pemerintah daerah (pemda) yang masih tersimpan di bank hingga akhir November 2022.

Jokowi menilai dana Rp278 triliun itu sangat besar jika hanya disimpan di bank. Padahal, jika dana tersebut dibelanjakan, maka akan menumbuhkan perekonomian di daerah, terlebih saat ini situasi perekonomian global sedang tertekan.

Semestinya, kata Jokowi, stimulus fiskal berupa dana dari APBD segera dicairkan untuk memacu kegiatan ekonomi masyarakat.

"Saya sudah perintahkan ke Pak Mendagri (Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian), tolong ini cek satu per satu, ada persoalan apa," katanya.

Dia juga mempertanyakan mengapa dana APBD di bank pada akhir November 2022 meningkat menjadi Rp278 triliun. Di tahun-tahun sebelumnya, katanya, jumlah dana APBD yang masih tersimpan di bank pada periode serupa hanya sekitar Rp210-220 triliun.

"Ini sudah melompat tinggi sekali. Ini cost of money kayak gini. Biaya uang itu gede banget," tukasnya.

Selain itu, dia juga menyebutkan realisasi belanja Pemerintah pusat baru sebesar 76 persen, sedangkan belanja daerah baru 62 persen. Dia meminta realisasi belanja segera dipercepat agar memberikan manfaat ke kegiatan ekonomi masyarakat.

"Ini sudah Desember lho, besok (Kamis) sudah Desember;  hati-hati. Artinya, kita pontang-panting cari arus modal masuk, lewat investasi, tetapi uang yang ada di kantong sendiri tidak diinvestasikan. Ini keliru besar," ujar Jokowi.



 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jokowi tidak ingin Indonesia kehilangan kepercayaan investasi

Pewarta : Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024