Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan kasus harian terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia bertambah 7.221 orang pada 23 November 2022 pukul 12.00 WIB.

Data Satgas COVID-19 yang diterima di Jakarta, Rabu sore, menyebutkan kasus harian itu menambah jumlah terkonfirmasi positif sejak Maret 2020 berjumlah 6.627.538 orang.

Dalam laporan itu disebutkan provinsi yang menjadi penyumbang penambahan kasus konfirmasi terbanyak yakni DKI Jakarta 3.018 kasus, Jawa Barat 1.355 kasus, Banten 852 kasus, Jawa Timur 637, dan Jawa Tengah 305 kasus.

Sementara itu tercatat angka kesembuhan COVID-19 bertambah 4.903 orang. Dengan penambahan angka kesembuhan itu maka total kesembuhan COVID-19 sejak Maret 2020 berjumlah 6.403.551 orang.

Satgas melaporkan penambahan angka kesembuhan COVID-19 terbanyak berasal dari Provinsi DKI Jakarta sebanyak 1.704 orang, Jawa Barat 1.148 orang, Jawa Timur 662 orang, Jawa Tengah 274, dan Bali 231 orang.

Sedangkan penambahan kasus meninggal tercatat sebanyak 51 jiwa, di antaranya dari DKI Jakarta tujuh jiwa, Jawa Timur enam jiwa, Riau lima jiwa, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali masing-masing empat jiwa, Sumatera Utara, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, masing-masing tiga jiwa, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Bangka Belitung, NTB, Aceh, Sulawesi Barat masing-masing satu jiwa.

Satgas COVID-19 juga mencatat, jumlah kasus aktif yang mencakup penderita COVID-19 dalam perawatan rumah sakit dan isolasi mandiri pada hari ini sebanyak 2.267 kasus aktif. Sehingga total, 64.463 kasus.

Selain itu terdapat pula 7.133 orang yang masuk dalam kategori suspek. Hasil tersebut didapat setelah dilakukan pengujian pada hari ini terhadap 78.381 spesimen dari 32.995 orang yang diperiksa di jaringan laboratorium di seluruh Indonesia.

Tingkat positif atau positivity rate spesimen harian adalah 16,72 persen dan untuk tingkat positivity rate orang harian adalah 21,89 persen.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Mohammad Syahril mengatakan hasil analisa terhadap kasus kematian COVID-19 dalam kurun 4 Oktober hingga 8 November 2022, 74 persen dari total 10.639 pasien bergejala ringan, sedang, berat hingga kritis, belum menerima suntikan vaksin booster.

"Dari 1.373 pasien COVID-19 yang meninggal dunia pada kurun yang sama, 84 persen belum booster," katanya.

Ial mengingatkan masyarakat untuk segera mengakses perlindungan vaksin COVID-19 guna mencegah kematian.

Sekitar 60 persen kasus COVID-19 di Indonesia merupakan Subvarian Omicron XBB dan BQ.1, demikian Mohammad Syahril.

  Vaksinator dari Kesdam Jaya menyuntikkan vaksin COVID-19 Zifivax saat diberlangsungnya vaksinasi di Taman Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (23/11/2022). . ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU

Petakan Pensebaran


Pemerintah meningkatkan pemeriksaan untuk mendeteksi penularan COVID-19 serta varian virus penyebabnya guna memetakan persebaran varian-varian virus corona tipe SARS-CoV-2.

"Kita semua dapat mengetahui varian apa saja yang mendominasi dan daerah mana sebarannya berkat pengawasan yang dilakukan secara terus menerus lewat testing dan tracing (pelacakan) yang disertai dengan WGS (Whole Genome Sequencing)," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.

Pemetaan persebaran varian virus corona penyebab COVID-19, menurut dia, merupakan bagian dari upaya pengendalian penularan COVID-19.

Menurut data pemerintah, sampai 21 November 2022 kasus COVID-19 yang ditemukan kebanyakan terjadi akibat infeksi virus corona sub-varian Omicron BA.5.

Namun, penularan virus corona sub-varian yang lain seperti Omicron BA.2.10 atau XBB, BA.2.75, dan BQ.1 juga muncul di sejumlah daerah.

"Maka ini sangatlah penting agar kita bisa segera melakukan antisipasi dan pengendalian dan pencegahan," kata duta adaptasi kebiasaan baru itu.

Pada 22 November 2022 angka kasus COVID-19 harian nasional mencapai 7.644 kasus dan jumlah penderita COVID-19 yang masih menjalani perawatan dan atau karantina tercatat 62.196 orang.

Angka kasus harian pada 22 November meningkat drastis dibandingkan pada hari sebelumnya, yang tercatat sebanyak 4.306 kasus.

"Kenaikan kasus ini, sayang sekali, juga masih diiringi dengan tingginya angka kematian," kata Reisa.

Ia mengatakan bahwa dalam sepekan terakhir angka case fatality rate atau persentase pasien yang meninggal dari jumlah total orang yang terserang COVID-19 sebesar 2,41 persen.

Peningkatan angka kasus COVID-19, menurut dia, juga diikuti dengan kenaikan tingkat keterisian tempat tidur pasien di rumah sakit.

"Terjadi kenaikan dalam seminggu terakhir, seiring dengan kenaikan penambahan kasus, yakni naik sebesar 7,02 persen," katanya mengenai tingkat keterisian tempat tidur pasien di rumah sakit.

Reisa mengatakan bahwa hingga kemarin angka positivity rate nasional, yang menunjukkan perbandingan jumlah kasus positif COVID-19 dengan jumlah pemeriksaan yang dilakukan, sudah meningkat menjadi 23,74 persen. Namun, angka itu masih harus ditingkatkan.

Dia mengemukakan perlunya dukungan warga dalam upaya meningkatkan pemeriksaan guna mendeteksi penularan COVID-19 serta varian virus corona penyebabnya.

"Apabila ada yang mengalami gejala dan ada indikasi COVID-19, maka sebaiknya segera melakukan pemeriksaan," katanya.

Dia juga mengingatkan warga agar tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 saat melakukan kegiatan sehari-hari, utamanya saat mengikuti acara yang dihadiri oleh banyak orang seperti konser, pementasan, dan pertandingan olahraga.

"Terus upayakan kedisiplinan kita menggunakan Aplikasi PeduliLindungi juga. Ini penting sekali untuk mencegah penularan yang lebih tinggi lagi dalam masyarakat. Mari kita upayakan untuk menekan jumlah kasus. Jangan sampai benar-benar terjadi lonjakan ketiga di Indonesia,' katanya.





Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kasus harian positif COVID-19 bertambah 7.221, terbanyak DKI Jakarta

Pewarta : Andi Firdaus
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024