Kendari (ANTARA) - Satuan Brimob Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara memperkuat pencegahan dan penanganan stunting atau gagal tumbuh kembang anak akibat gizi kronis kepada personel jajaran.

Komandan Satuan Brimob Polda Sultra Kombes Pol Adarma Sinaga di Kendari, Selasa mengatakan upaya pencegahan stunting dilakukan dengan menggelar penyuluhan kepada personel sehingga mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dalam pencegahan serta penanganan.

"Kegiatan penyuluhan penanganan stunting di Satuan Brimob Polda Sultra ini untuk menambah wawasan dan juga kita akan mengetahui apa dan bagaimana tentang stunting itu," katanya.

Dia menyampaikan penyuluhan dilakukan dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-77 Korps Brimob Polri, sehingga pihaknya melaksanakan bhakti kesehatan berupa penyuluhan penanganan stunting di Mako Satbrimobda Sultra.

Ia berharap setelah para peserta mengikuti penyuluhan dapat menambah pengetahuan para personel terkait bagaimana cara mencegah dan menangani kasus stunting jika terjadi di lingkungan keluarga masing-masing.

Dokter Spesialis Anak, dr. Elida Irawati Saragih sebagai narasumber pada penyuluhan tersebut mengatakan stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak, kondisi ini berefek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia.

Dia menyampaikan bahwa masalah stunting adalah salah satu isu penting dalam dunia kesehatan anak-anak yang masih menjadi perhatian besar, khususnya anak-anak di negara terbelakang dan negara berkembang.

"Stunting adalah masalah tumbuh kembang anak yang ditandai dengan tinggi badan anak yang rendah, sementara berat badannya mungkin normal sesuai dengan usianya," katanya.

Ketua Bhayangkari Cabang Satbrimobda Sultra ini juga menjelaskan, anak dikatakan stunting bila tinggi badannya tidak bertambah signifikan sesuai dengan usianya atau bila dibandingkan dengan tinggi badan yang anak itu dapatkan saat baru lahir. 

Ia menyebut, menurut World Health Organization (WHO) stunting disebabkan oleh kekurangan nutrisi pada bayi dalam waktu lama, kurang ASI, infeksi berulang, atau penyakit kronis yang menyebabkan masalah penyerapan nutrisi dari makanan.

Faktor risiko stunting, lanjut dia, juga akibat pola asuh yang tidak memadai dari sejak bayi di dalam kandungan, di mana ibu hamil mungkin memiliki masalah kesehatan atau tidak memenuhi nutrisi janin selama kehamilan. 

Ia menerangkan cara mengatasi stunting adalah dengan memberi anak nutrisi yang memadai sejak dari dalam kandungan, setelah baru lahir, dan selama masa pertumbuhan.

"Penuhi nutrisi selama kehamilan, penuhi nutrisi si kecil dengan optimal, mempraktikkan kebersihan yang benar, mengatasi anak yang susah makan,  konsultasi dengan tim pelayanan kesehatan," jelasnya.

Dia berharap setelah adanya penyuluhan tersebut bisa menekan angka stunting yang ada di Kota Kendari khususnya di lingkungan Satuan Brimob Polda Sultra.

Penyuluhan pencegahan stunting ini dihadiri langsung Komandan Satuan Brimob Polda Sultra Kombes Pol. Adarma Sinaga, Perwira dan Bhayangkari Cabang Satbrimobda Sultra.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024