Kendari (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan panen raya padi sawah seluas 4.000 hektare bersama para petani yang ada di Desa Gunung Jaya, Kecamatan Ladongi, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara.
"Saya sudah wawancara langsung tadi dengan para petani dan para petani mengatakan bahwa hasil panen mereka rata-rata 6 ton per hektar," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo usai melakukan panen raya di Kolaka Timur, Minggu.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama rombongan melakukan panen raya padi sawah di Kolaka Timur didampingi Gubernur Sultra Ali Mazi, Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kolaka Timur Abdul Azis dan sejumlah OPD dan Forkopimda Sultra serta Pemkab Kolaka Timur.
Mentan menerangkan dengan hasil 6 ton sekali panen berarti bisa menghasilkan hampir Rp30 juta, dengan begitu menjadi petani bisa sejahtera.
"6 ton itu berarti hasilnya hampir Rp30 juta satu kali panen dalam jangka 100 hari. Kalau begitu inilah kesempatan petani kita mendapatkan kesejahteraan melalui hasil-hasil pertanian," ujar dia.
Namun dia mendorong dan memacu agar petani di daerah tersebut bisa melakukan panen tiga kali dalam setahun seperti yang dilakukan di daerah Pulau Jawa.
Ia menyampaikan bahwa Kabupaten Kolaka Timur dan hampir seluruh daerah yang baru sikapi oleh pihaknya melalui irigasi dan dam atau bendungan rata-rata hanya dua kali melakukan panen dalam setahun.
"Di Jawa rata-rata udah dua setengah sampai tiga kali panen (dalam setahun). Satu kali panen kalau dia tidak dilakukan itu petani buang uang Rp20 juta sampai Rp30 juta karena alam kita cukup mendukung," ujar dia.
Mentan Syahrul Yasin Limpo panen padi 4.000 hektare di Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kolaka Timur, Minggu (6/11/2022) (ANTARA/Harianto)
Dia menambahkan dengan adanya panen tersebut dengan begitu hampir seluruh Indonesia mempunyai stok pangan yang cukup.
Gubernur Sultra Ali Mazi mengatakan bahwa di Kolaka Timur pihaknya mencanangkan 5.000 hektar lahan padi sawah.
Gubernur menambahkan bahwa di Sulawesi Tenggara umumnya saat ini surplus beras. Namun dia mengaku akan membangun kerja sama dengan berbagai pihak dalam menyerap beras para petani.
"Karena itu kita surplus jangan sampai ketika padinya surplus jualnya kita kesulitan ,tapi ternyata pemerintah sudah siap untuk membeli melalui Bulog nantinya, harganya tentu harga pasar dan ndak ada masalah," kata Ali Mazi.
"Saya sudah wawancara langsung tadi dengan para petani dan para petani mengatakan bahwa hasil panen mereka rata-rata 6 ton per hektar," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo usai melakukan panen raya di Kolaka Timur, Minggu.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama rombongan melakukan panen raya padi sawah di Kolaka Timur didampingi Gubernur Sultra Ali Mazi, Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kolaka Timur Abdul Azis dan sejumlah OPD dan Forkopimda Sultra serta Pemkab Kolaka Timur.
Mentan menerangkan dengan hasil 6 ton sekali panen berarti bisa menghasilkan hampir Rp30 juta, dengan begitu menjadi petani bisa sejahtera.
"6 ton itu berarti hasilnya hampir Rp30 juta satu kali panen dalam jangka 100 hari. Kalau begitu inilah kesempatan petani kita mendapatkan kesejahteraan melalui hasil-hasil pertanian," ujar dia.
Namun dia mendorong dan memacu agar petani di daerah tersebut bisa melakukan panen tiga kali dalam setahun seperti yang dilakukan di daerah Pulau Jawa.
Ia menyampaikan bahwa Kabupaten Kolaka Timur dan hampir seluruh daerah yang baru sikapi oleh pihaknya melalui irigasi dan dam atau bendungan rata-rata hanya dua kali melakukan panen dalam setahun.
"Di Jawa rata-rata udah dua setengah sampai tiga kali panen (dalam setahun). Satu kali panen kalau dia tidak dilakukan itu petani buang uang Rp20 juta sampai Rp30 juta karena alam kita cukup mendukung," ujar dia.
Dia menambahkan dengan adanya panen tersebut dengan begitu hampir seluruh Indonesia mempunyai stok pangan yang cukup.
Gubernur Sultra Ali Mazi mengatakan bahwa di Kolaka Timur pihaknya mencanangkan 5.000 hektar lahan padi sawah.
Gubernur menambahkan bahwa di Sulawesi Tenggara umumnya saat ini surplus beras. Namun dia mengaku akan membangun kerja sama dengan berbagai pihak dalam menyerap beras para petani.
"Karena itu kita surplus jangan sampai ketika padinya surplus jualnya kita kesulitan ,tapi ternyata pemerintah sudah siap untuk membeli melalui Bulog nantinya, harganya tentu harga pasar dan ndak ada masalah," kata Ali Mazi.