Washington (ANTARA) - Sedikitnya 83 orang meninggal setelah Badai Ian menerjang Negara Bagian Florida, Amerika Serikat, pekan ini, menurut laporan pada Minggu (2/10).

Siklon tropis itu menyebabkan banjir dan menghancurkan wilayah barat daya Florida, sebagian besar berdampak di Kota Florida, Pantai Fort Myers dan Kota Cape Coral.

Menurut data NBC News, jumlah itu dikhawatirkan terus bertambah.

Di North Carolina tercatat empat kematian terkait badai Ian.

Upaya penyelamatan hingga kini masih berlangsung setelah badai Kategori 4 yang menghancurkan itu mendarat pada Rabu.

Presiden Joe Biden pada Kamis mengatakan bahwa Badai Ian "bisa menjadi yang paling mematikan" dalam sepanjang sejarah Negara Bagian Florida.

"Ini bisa menjadi badai paling mematikan dalam sejarah Florida. Jumlahnya masih belum diketahui pasti, namun kami mendengar laporan awal tentang kemungkinan nyawa hilang yang substansial," kata Biden di markas besar Badan Penanggulangan Bencana Federal (FEMA).

Presiden Biden beserta Ibu Negara Jill Biden akan bertolak ke Florida pekan ini.

Sumber: Anadolu

  Kondisi pohon-pohon tumbang di jalan usai badai tropis Ian kategori 3 dengan kecepatan hingga sekitar 200 kilometer per jam melewati Kuba dan memporak-porandakan sejumlah wilayah, khususnya di Kuba bagian barat pada Senin (27/9/2022). ANTARA/HO-KBRI Havana/am.

WNI aman

Kedutaan Besar RI di Havana menyampaikan bahwa tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam peristiwa badai tropis Ian yang melewati Kuba.

Semua WNI yang berjumlah 36 orang di negara itu dalam keadaan aman, kata KBRI Havana dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Badai Kategori 3 dengan kecepatan hingga sekitar 200 km/jam itu melewati Kuba dan menghantam sejumlah wilayah, khususnya di Kuba bagian barat, pada Senin (27/9) dini hari waktu setempat.

Duta Besar RI untuk Kuba Nana Yuliana menyampaikan bahwa KBRI Havana terus memantau keadaan semua WNI yang ada di Kuba dan negara-negara sekitarnya.

"Dalam catatan KBRI Havana, saat ini terdapat 36 WNI yang tinggal di Kuba. Mayoritas merupakan keluarga KBRI Havana, sementara sejumlah WNI lainnya merupakan biarawan dan biarawati, mahasiswa, dan warga lansia," kata Nana.

"KBRI Havana sudah memberikan peringatan dan membentuk posko bagi WNI yang membutuhkan bantuan sekiranya terjadi situasi darurat," ujarnya.

Sejumlah media setempat memberitakan bahwa Badai Ian itu telah menyebabkan kerusakan parah di Havana, termasuk pemadaman listrik hampir di seluruh kota, longsor, dan pohon-pohon tumbang.

Badai itu melewati Provinsi Pinar del Rio, bagian barat Kuba, mengakibatkan dua orang tewas, puluhan rumah hancur dan jumlah korban yang dievakuasi diperkirakan mencapai 50.000 orang.

Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel pada Rabu (28/9) ikut memantau suasana di Havana dan melakukan pertemuan dengan militer setempat untuk membahas proses pemulihan.

Proses pemulihan di Havana, khususnya untuk infrastruktur, tampaknya akan memakan waktu yang cukup lama mengingat Kuba saat ini mengalami kesulitan ekonomi dan kelangkaan bahan-bahan konstruksi, selain tantangan untuk mendapatkan kebutuhan pokok seperti makanan dan obat-obatan, kata KBRI Havana.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sedikitnya 83 orang meninggal setelah Badai Ian menerjang Florida

Pewarta : Asri Mayang Sari
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024