Makassar (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi membantu pelatihan budidaya lobster pada kelompok nelayan yang berada di sekitar Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan (PIK) Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV Raha – Baubau.
"Melalui program PLN Peduli kami telah menyalurkan bantuan pembangunan dan pelatihan budi daya lobster guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di sekitar proyek PLN," kata Senior Manager Perizinan, Pertanahan dan Komunikasi PLN UIP Sulawesi, Nur Akhsin dalam keterangan persnya di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, kelompok nelayan yang diberi bantuan tersebut adalah Kelompok Nelayan Bintang Laut yang berlokasi di Kelurahan Lowu-Lowu Kecamatan Lea-Lea, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.
Menurut dia, pihaknya turut senang dengan hasil yang didapatkan Kelompok Nelayan Bintang Laut setelah mendapatkan pendampingan.
“Kami bersyukur PLN dapat berkonstribusi dan hasilnya baik untuk masyarakat Kota Baubau, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kemampuan Kelompok Nelayan dalam melakukan budi daya lobster,” katanya.
PLN senantiasa memberikan kemanfaatan bagi masyarakat yang ada di sekitar pembangunan jaringan transmisi SUTT 150 KV Raha – Baubau yang saat ini tengah berlangsung.
Kelak jaringan tersebut akan menjadi sistem 150kV antar pulau pertama di Sulawesi yang menghubungkan pulau Muna dan Buton di Sultra.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Kelompok Nelayan Bintang Laut La Ode Masrudin mengatakan, saat ini lobster yang dibudidayakan kelompoknya sudah ada beberapa yang dijual ke pengepul dengan harga Rp800 ribu hingga Rp1 juta per kilogram.
"Sementara satu kali panen mereka bisa menjual hingga 40 ekor lobster dengan berat yang bervariasi," katanya.
Dia menjelaskan, hasil panen tidak sekaligus dijual ke pengepul, karena untuk dijual lobster harus memiliki berat minimal 800 gram. Sementara saat ini sudah ada lebih dari 400 ekor lobster jenis mutiara yang siap disortir.
Sementara proses pembudidayaan lobster, lanjut dia, sudah dimudahkan dengan penggunaan mesin pompa yang dioperasikan dengan listrik untuk menjaga sirkulasi air pada keramba apung untuk benih–benih lobster yang berumur 0 – 4 bulan.
Suasana di lokasi pendampingan PLN UIP Sulawesi pada Kelompok Nelayan Bintang Laut yang telah mendapatkan pendampingan pelatihan budidaya lobster. Antara /HO _PLN UIP Sulawesi
"Melalui program PLN Peduli kami telah menyalurkan bantuan pembangunan dan pelatihan budi daya lobster guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di sekitar proyek PLN," kata Senior Manager Perizinan, Pertanahan dan Komunikasi PLN UIP Sulawesi, Nur Akhsin dalam keterangan persnya di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, kelompok nelayan yang diberi bantuan tersebut adalah Kelompok Nelayan Bintang Laut yang berlokasi di Kelurahan Lowu-Lowu Kecamatan Lea-Lea, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.
Menurut dia, pihaknya turut senang dengan hasil yang didapatkan Kelompok Nelayan Bintang Laut setelah mendapatkan pendampingan.
“Kami bersyukur PLN dapat berkonstribusi dan hasilnya baik untuk masyarakat Kota Baubau, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kemampuan Kelompok Nelayan dalam melakukan budi daya lobster,” katanya.
PLN senantiasa memberikan kemanfaatan bagi masyarakat yang ada di sekitar pembangunan jaringan transmisi SUTT 150 KV Raha – Baubau yang saat ini tengah berlangsung.
Kelak jaringan tersebut akan menjadi sistem 150kV antar pulau pertama di Sulawesi yang menghubungkan pulau Muna dan Buton di Sultra.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Kelompok Nelayan Bintang Laut La Ode Masrudin mengatakan, saat ini lobster yang dibudidayakan kelompoknya sudah ada beberapa yang dijual ke pengepul dengan harga Rp800 ribu hingga Rp1 juta per kilogram.
"Sementara satu kali panen mereka bisa menjual hingga 40 ekor lobster dengan berat yang bervariasi," katanya.
Dia menjelaskan, hasil panen tidak sekaligus dijual ke pengepul, karena untuk dijual lobster harus memiliki berat minimal 800 gram. Sementara saat ini sudah ada lebih dari 400 ekor lobster jenis mutiara yang siap disortir.
Sementara proses pembudidayaan lobster, lanjut dia, sudah dimudahkan dengan penggunaan mesin pompa yang dioperasikan dengan listrik untuk menjaga sirkulasi air pada keramba apung untuk benih–benih lobster yang berumur 0 – 4 bulan.