Kendari (ANTARA) - Ajang lomba lagu daerah tingkat guru se kota Kendari, yang diselenggarakan UPTD Museum dan Taman Budaya Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2022 berlangsung selama tiga hari (1-3 September) oleh dewan juri telah memutuskan tiga peserta sebagai pemenangnya, Sabtu.

Ketiga guru yang dinyatakan terbaik satu, dua dan tiga itu setelah melalui beberapa tahap seleksi mulai babak penyisian hingga melahirkan 10 besar untuk melahirkan juara. Dari hampir 100 orang peserta yang mendaftar, namun di saat hari "H" lomba dimulai hanya 62 orang guru yang tampil.

Dari tiga dewan Juri masing-masing Drs. Max Rhein Takaluman, Lidya Amelia M Lakada, S.S dan Adriana Ramba, SPd memutuskan  Salimah Suratinojo, S.Pd (guru SMP Negeri-14 Kendari) dengan meraih nilai 880 sebagai jaura pertama, Juliawati Abu Yasid (guru Madrasyah Persil I Kendari) dengan nilai 866 sebagai juara ke dua dan Rudianto, S.Pd (guru SMK Negeri I Kendari) dengan nilai 850 sebagai juara ke tiga.

Para juara lomba lagu daerah tingkat guru tersebut, olehy pihak panitia menyediakan hadiah dan piala masing-masing uang pembinaan sebesar Rp2,5 juta bagi juara pertama, Rp1,5 juta juara kedua dan Rp1 juta juara ke tiga.

Menurut ketua dewan juri Max Rhein Takaluman, penentuan sebagai juara berdasarkan empat kriteria penilaian yang dilakukan dewan juri  diantaranya materi suara, teknik vokal, interprestasi (pengungkapan lagu) dan penampilan/kostum.
  Lomba lagu daerah tingkat guru se Kota Kendari, menghasilkan tiga juara sebagai pemenang oleh dewan juri. Para juara saat berfoto dengan para dewan juri serta Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Sultra dan pengamat seni di Kendari, Sabtu. (Foto ANTARA/Azis Senong)

"Semua peserta lomba lagu daerah yang masuk nominasi 10 besar umumnya telah memiliki talenta-talenta suara yang sangat luar biasa sehingga, yang belum dinyatakan masuk sebagai juara untuk tidak kecewa dan tetap bersemangat, karena tidak tertutup kemungkinan UPTD Museum dan Taman Budaya kembali akan menyelenggarakan lomba seperti ini," ujarnya.

Sementara itu, Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Sultra, Laudin, S.Sos, M.Hum dalam sambutan pada rangkaian acara penutupan lomba lagu daerah tingkat guru menyampaikan apresiasi yang luar biasa atas kerja keras dewan juri serta pengamat seni serta seluruh panitia yang telah bekerja keras dalam kegiatan tersebut sehingga menghasilkan sebagai juara lomba.

Ia mengatakan, penyelenggaraan lomba lagu daerah tingkat guru se Kota Kendari itu sebagai program pembangunan kebudayaan UPTD Museum dan Taman Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra yang hampir setiap tahun diselenggarakan.

"Kalau beberapa tahun sebelumnya kita selenggarakan lomba seni tari tradisional yang peserta dari berbagai sangar budaya dan melibatkan pakuyuban seni, kemudian lomba seni melukis dan desain grafis, dan saat ini adalah lomba lagu daerah tingkat guru se Kota Kendari. Maka tidak tertutup kemungkinan ada lomba teater kebudayaan se Sultra," ujar Laudin yang didampingi Kasubag TU UPTD Museum dan Taman Budaya Dr.Nony Suhida, MPd.
  Lomba lagu daerah tingkat guru se Kota Kendari tahun 2022 yang diselenggarakan UPTD Museum dan Taman Budaya Sultra, diawali dengan penampilan sanggar tarian di Kota Kendari dalam acara penutupan lomba lagu daerah di Aula Museum Sultra, Sabtu. (Foto ANTARA/Azis Senong)
Pengamat lagu daerah tingkat guru di Kota Kendari, mengatakan lagu daerah merupakan lagu yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh masyarakat daerah itu maupun masyarakat di daerah lainnya. Lagu daerah menjadi ciri khas daerah itu sehingga mencerminkan bahasa dan karakter daerah dari lagu itu diciptakan.

"Lagu daerah memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerah yang bersangkutan dan bernuansa kearifan lokal. Bahkan banyak lagu daerah yang telah menjadi popular di seluruh tanah air setelah ditayangkan melalui media elektronik maupun televisi," ujar Azis Senong yang juga jurnalis LKBN Antara Biro Sultra.

Adapun judul lagu daerah yang diperlombakan dalam lomba kali ini yakni "Khoemomogae dan Tongkuno dari kabupaten Muna, Maimo Mbuli dari Kabupaten Buton dan Notesolo Riringgu (dari daerah Tolaki-Kendari).

 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024