Kendari (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi mengatakan penerapan ekonomi hijau sangat penting diterapkan untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan demi generasi penerus bangsa.

"Sudah waktunya bagi pemerintah dan masyarakat untuk mulai melakukan pendekatan ekonomi hijau," kata Ali Mazi saat menghadiri Festival Ekonomi (Ecofest) yang digelar Bank Indonesia (BI) di Kendari, Rabu.

Ali Mazi mengatakan, ekonomi hijau atau green economy merupakan model pembangunan ekonomi yang didasarkan pada pembangunan berkelanjutan dan pengetahuan ekonomi ekologis atau lingkungan.

Menurut Gubernur, menerapkan ekonomi hijau berarti menjalankan aplikasi pembangunan berkelanjutan pada semua proses yang melibatkan atau kolaborasi semua pemangku kepentingan.

Saat ini, pertumbuhan ekonomi global, dengan model pembangunan ekonomi konvensional telah menyebabkan penurunan kualitas lingkungan hidup, serta adanya kekhawatiran mengenai kondisi iklim global yang tidak menentu.

Kondisi tersebut, yang ditunjukkan dengan berbagai fenomena cuaca ekstrem akhir-akhir ini, telah memunculkan isu ekonomi hijau, sebagai isu strategis pembangunan ekonomi negara-negara di dunia.

Sementara itu, Sulawesi Tenggara merupakan daerah dengan kondisi alam yang mempunyai potensi sangat besar dari sektor pertanian, pertambangan dan energi, perikanan dan kelautan, serta pariwisata.

"Untuk mengoptimalkan sumber daya alam tersebut, dilakukan perencanaan pengembangan yang memperhatikan bagaimana pengolahan potensi sumber daya alam dapat dilakukan secara maksimal namun kondisi alam sekitar tetap sehat, kondisi masyarakat sekitar tetap bisa hidup secara nyaman," kata Gubernur.

Ali Mazi menegaskan Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) provinsi harus menuju program ekonomi hijau yakni sejalan dengan isu pembangunan lingkungan hidup yang meliputi perubahan iklim, pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati, dan pencemaran lingkungan, serta penggunaan energi baru dan terbarukan.

Dalam kesempatan ini, Kepala BI Sultra Doni Septadijaya mengatakan pihaknya menggelar festival ekonomi yang diikuti pelaku usaha, mahasiswa, dan lintas sektor untuk mengumpulkan ide-ide buat pengembangan Sulawesi Tenggara ke depan terutama untuk menyongsong ekonomi hijau.

Menurut dia, Sulawesi Tenggara sangat mempunyai potensi dalam pengembangan ekonomi hijau karena pada umumnya daerah tersebut mempunyai potensi yang besar di pertanian dan perikanan selain sektor pertambangan.

"Kenapa kita nggak dorong itu sebagai salah satu sumber ekonomi hijau kita? Dengan ekonomi hijau, selain kita bisa mendapatkan manfaat ekonomi, kita bisa berlangsung lebih lama," katanya.

Festival ekonomi yang digelar BI Sultra sejak 23-24 Agustus 2022 menghadirkan narasumber Anggota DPD RI Amirul Tamim; Anggota DPR RI Bahtra Banong, Hugua; Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran 2 Kanwil DJPb Sultra Eko Wahyu; Kepala Bappeda Sultra Johannes Robert; Kepala OJK Sultra Arjaya Dwi Raya; Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia Kurniawan Agung.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024