Jakarta (ANTARA) - Memasuki hari keenam pelaksanaan kejuaraan multiajang khusus atlet penyandang disabilitas, ASEAN Para Games (APG) 2022 di Solo, Jawa Tengah, koleksi medali yang sukses dikumpulkan tuan rumah kian dekat menuju juara umum.
Bak slogan salah satu merek kendaraan bermotor yang bertarung di ajang MotoGP, "Semakin di Depan", kontingen Merah Putih melaju kencang meninggalkan rival-rivalnya dalam menghimpun medali sejak APG 2022 secara resmi dibuka pada Sabtu pekan lalu, 111 emas, 80 perak dan 61 perunggu.
Capaian tersebut telah melebihi target emas yang dicanangkan sebelumnya yakni 104 keping emas, padahal lomba untuk sejumlah cabang olahraga masih terus berlangsung hingga tiga hari mendatang. Artinya pundi-pundi medali masih mungkin bertambah lebih banyak lagi.
Jika membandingkan koleksi medali dua rival terdekat kontingen Merah Putih, yakni Thailand dengan 57 emas, 80 perak, 61 perunggu dan Vietnam di posisi ketiga dengan 50 emas, 44 perak, 30 perunggu, maka bisa dipastikan Indonesia sudah "on the way" jadi juara umum APG 2022.
Hingga sejauh ini, cabang olahraga para-atletik menjadi penyumbang medali terbanyak dengan 32 emas, 22 perak, 15 perunggu kemudian disusul oleh cabang para-renang yang sukses mengumpulkan 23 emas, 19 perak, dan 8 perunggu.
Perenang andalan Indonesia, Jendi Pangabean, bahkan sukses menyapu bersih lima medali emas dari lima nomor cabang olahraga para-renang yang diikutinya pada ASEAN Para Games 2022 di Stadion Jatidiri Semarang.
Salah satu sukses yang ditorehkannya adalah pada nomor 200 meter gaya ganti perorangan SM9, dimana Jendi sukses mencatatkan waktu tercepat, yakni 2 menit 35,30 detik, diikuti perenang Vietnam Nguyen Ngoc Thiet (2 menit 51,75 detik) dan perenang Filipina Arbel Aba (3 menit 11,48 detik). Rekor yang dicetak Jendi di nomor tersebut pada APG Malaysia, yakni 2 menit 33,37 detik juga belum terpecahkan.
Sementara pecah rekor yang dibukukan Jendi yakni di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putra S9 dengan catatan waktu 1 menit 4,71 detik yang mempertajam rekor perenang Vietnam Huynh Amh Khoa Vo dengan 1 menit 6,12 detik pada 2011.
Rekor kedua dicetak Jendi dkk. pada nomor estafet 4x100 meter gaya ganti putra 34 poin dengan catatan waktu 4 menit 44,92 detik. Catatan waktu itu memperbaiki rekor sebelumnya yang dicetak Jendi yang kala itu tampil bersama Guntur, M Karubaba, dan Suriansyah di APG Malaysia 2017 dengan 4 menit 46,29 detik.
Catatan sukses perenang lainnya dibukukan Zaki Zulkarnaen yang baru pertama kali turun di nomor 200 meter gaya ganti perorangan putra SM8, namun persiapan yang dilakukannya telah mengantarkan dia meraih gelar juara di nomor tersebut.
Sebelumnya, Zaki sudah mengantongi tiga medali emas, yakni 100 meter gaya bebas putra S8.
Lalu, dua nomor beregu di estafet 4x100 meter gaya ganti putra 34 point dan 4x100 meter gaya bebas putra 34 point. Dan masih ada lagi satu nomor tersisa, yakni 50 meter gaya bebas yang akan membuatnya menyapu bersih jika sukses menggondol medali emas.
Dari cabang para-angkat berat juga dilaporkan sukses besar memborong total sepuluh keping medali emas sejak pertandingan cabang olahraga itu digelar beberapa hari silam hingga hari keenam saat ini.
Dengan torehan prestasi tersebut, menurut Koordinator Pelatih Pelatnas Para Angkat Berat Indonesia Coni Ruswanta, Indonesia berhasil menjadi juara umum di cabang olahraga angkat berat.
"Dengan total hari kemarin berarti 15 emas, 3 perak. Dengan adanya hasil ini kami dipastikan menjadi juara umum di cabang olahraga angkat berat," dia menuturkan.
(Selanjutnya: Para-bulu tangkis lampaui target)
Pebulu tangkis Indonesia Fredy Setiawan berusaha mengembalikan kok ke arah lawannya pebulu tangkis Thailand Kitichokwatana Chawarat dalam final beregu ASEAN Para Games 2022 di Edutorium UMS, Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu (31/7/2022). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/tom.
Beralih ke cabang olahraga para-bulu tangkis. Kontingen Indonesia juga dipastikan melampaui target medali yang telah dicanangkan sebelumnya yakni enam emas, empat perak, dan empat perunggu.
Hingga Kamis, skuad Merah Putih telah sukses mengoleksi lima medali emas dan empat perunggu. Medali emas masing-masing berasal dari beregu putra, Fredy Setiawan/Khalimatus Sadiyah (ganda campuran SL3-SL4), Subhan/Rina Marlina (ganda campuran SH6), Rina Marlina (tunggal putra SH6), dan Warining Rahayu (tunggal putra SU5).
Pundi-pundi medali emas Indonesia pun dipastikan bertambah karena terdapat lima All Indonesia Final yang akan bergulir di Edutorium UMS, Solo, esok.
Perjuangan hebat atlet-atlet para-bulu tangkis Indonesia ini diacungi jempol oleh sang pelatih mereka, Yunita Ambar Wulandari. "Atlet yang kami tidak targetkan juga bisa masuk final seperti nomor kursi roda. Luar biasa perjuangan mereka," ujar Ambar.
Sementara itu dari arena pertandingan catur di Hotel D'wangsa Sukoharjo, Jawa Tengah, kontingen Indonesia dipastikan menambah dua medali emas pada kelas B2 catur cepat putra melalui Adji Hartono yang hingga putaran 5 sudah mengumpulkan empat kemenangan dan menyisakan satu putaran lagi.
Adji Hartono pada putaran terakhir akan bertemu pecatur Gayuh Satrio (Indonesia) sehingga nilai tidak bakal terkejar lagi dengan pecatur lainnya, Adji sudah dipastikan mendapat medali emas.
Potensi emas lainnya dari cabang yang sama dipastikan dari kelas B2 catur cepat putra beregu yang terdiri dari Adji Hartono, Jumadi, dan Gayuh Satrio yang mengumpulkan nilai tertinggi dan tidak bisa dikejar lagi dari negara lain.
Dengan tambahan dua emas pada hari ini, maka total medali yang berhasil disumbang kontingen catur menjadi enam keping emas.
(Selanjutnya: Tambahan medali lainnya)
Selanjutnya dilaporkan dari Tirtonadi Convention Hall, Surakarta, yang menjadi ajang blind judo, dimana atlet-atlet Indonesia menyapu bersih dua emas dari dua nomor yang dipertandingkan pada hari terakhir kompetisi yakni beregu putra (-60 kg, -73 kg, dan +73 kg) dan putri kelas -48 kg, -57 kg, dan +57 kg.
Dengan tambahan dua keping emas itu, maka tim blind judo Indonesia sukses mengemas sembilan medali emas, lima perak dan tiga perunggu. Hanya satu emas saja yang terlepas ke Thailand. Perolehan itu juga melebih target yang telah ditentukan, yakni tujuh medali emas.
Yang tidak kalah fenomenal adalah sukses emas tim bola voli duduk putri Indonesia yang mengulang prestasi sembilan tahun lalu di ASEAN Para Games Myanmar. Di final APG kali ini, Indonesia mengalahkan Thailand dengan skor telak 3-0.
Sementara itu dari GOR Sritex Arena tempat berlangsungnya pertandingan bola basket kursi roda, tim basket 5x5 putra Indonesia harus puas dengan medali perunggu setelah anak-anak asuh Fajar Brillianto itu mengalahkan Kamboja dengan skor 61-33 dalam perebutan tempat ketiga. Sebelumnya, skuad Merah Putih telah mengemas medali serupa di nomor 3x3.
Meski belum mendulang hasil maksimal dan hanya mampu mengawinkan perunggu 3×3 dan 5×5, menurut sang pelatih, Fajar, prestasi debut di APG 2022 kali ini tetap harus disyukuri seraya berharap hasil tersebut bisa dijadikan modal bagi Indonesia di ajang-ajang internasional berikutnya.
Mewarnai hari keenam pelaksanaan APG 2022, puluhan siswa dan siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) Mandiri Putra, Karanganyar, Jawa Tengah, juga turut ambil bagian memeriahkan perhelatan kejuaraan multiajang khusus atlet disabilitas tersebut.
Kurang lebih 30 siswa SLB itu berperan menjadi model dadakan dengan membawa hasil karya seni mereka di stan UMKM Stadion Manahan, Solo. Para model dadakan itu terinspirasi Citayam Fashion Week (CFW) di Jakarta yang viral di media sosial.
Berlenggang-lenggok bak model di jalur matras persegi empat berbentuk huruf L itu, anak-anak dengan kebutuhan khusus tersebut bergiliran berjalan satu per dengan membawa tas kotak atau totebag dengan gambar hasil karya mereka. Ada yang bergambar Rajamala, tokoh pewayangan yang menjadi maskot ASEAN Para Games 2022, ada juga gambar abstrak yang dilukis saat program vokasi di SLB itu.
"Ini semua produk vokasional kerajinan dari anak berkebutuhan khusus. Jadi yang kami tampilkan adalah karya coretan gambar dari anak autis, down syndrome, tuna rungu, tuna daksa," demikian Kepala SLB Mandiri Putra Muhammad Fajar Riyanto bertutur.
Baca juga: Klasemen sementara ASEAN Para Games 2022: Indonesia senakin jauh tinggalkan pesaingnya
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Round up - Catatan hari keenam, Merah Putih "semakin di depan"
Bak slogan salah satu merek kendaraan bermotor yang bertarung di ajang MotoGP, "Semakin di Depan", kontingen Merah Putih melaju kencang meninggalkan rival-rivalnya dalam menghimpun medali sejak APG 2022 secara resmi dibuka pada Sabtu pekan lalu, 111 emas, 80 perak dan 61 perunggu.
Capaian tersebut telah melebihi target emas yang dicanangkan sebelumnya yakni 104 keping emas, padahal lomba untuk sejumlah cabang olahraga masih terus berlangsung hingga tiga hari mendatang. Artinya pundi-pundi medali masih mungkin bertambah lebih banyak lagi.
Jika membandingkan koleksi medali dua rival terdekat kontingen Merah Putih, yakni Thailand dengan 57 emas, 80 perak, 61 perunggu dan Vietnam di posisi ketiga dengan 50 emas, 44 perak, 30 perunggu, maka bisa dipastikan Indonesia sudah "on the way" jadi juara umum APG 2022.
Hingga sejauh ini, cabang olahraga para-atletik menjadi penyumbang medali terbanyak dengan 32 emas, 22 perak, 15 perunggu kemudian disusul oleh cabang para-renang yang sukses mengumpulkan 23 emas, 19 perak, dan 8 perunggu.
Perenang andalan Indonesia, Jendi Pangabean, bahkan sukses menyapu bersih lima medali emas dari lima nomor cabang olahraga para-renang yang diikutinya pada ASEAN Para Games 2022 di Stadion Jatidiri Semarang.
Salah satu sukses yang ditorehkannya adalah pada nomor 200 meter gaya ganti perorangan SM9, dimana Jendi sukses mencatatkan waktu tercepat, yakni 2 menit 35,30 detik, diikuti perenang Vietnam Nguyen Ngoc Thiet (2 menit 51,75 detik) dan perenang Filipina Arbel Aba (3 menit 11,48 detik). Rekor yang dicetak Jendi di nomor tersebut pada APG Malaysia, yakni 2 menit 33,37 detik juga belum terpecahkan.
Sementara pecah rekor yang dibukukan Jendi yakni di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putra S9 dengan catatan waktu 1 menit 4,71 detik yang mempertajam rekor perenang Vietnam Huynh Amh Khoa Vo dengan 1 menit 6,12 detik pada 2011.
Rekor kedua dicetak Jendi dkk. pada nomor estafet 4x100 meter gaya ganti putra 34 poin dengan catatan waktu 4 menit 44,92 detik. Catatan waktu itu memperbaiki rekor sebelumnya yang dicetak Jendi yang kala itu tampil bersama Guntur, M Karubaba, dan Suriansyah di APG Malaysia 2017 dengan 4 menit 46,29 detik.
Catatan sukses perenang lainnya dibukukan Zaki Zulkarnaen yang baru pertama kali turun di nomor 200 meter gaya ganti perorangan putra SM8, namun persiapan yang dilakukannya telah mengantarkan dia meraih gelar juara di nomor tersebut.
Sebelumnya, Zaki sudah mengantongi tiga medali emas, yakni 100 meter gaya bebas putra S8.
Lalu, dua nomor beregu di estafet 4x100 meter gaya ganti putra 34 point dan 4x100 meter gaya bebas putra 34 point. Dan masih ada lagi satu nomor tersisa, yakni 50 meter gaya bebas yang akan membuatnya menyapu bersih jika sukses menggondol medali emas.
Dari cabang para-angkat berat juga dilaporkan sukses besar memborong total sepuluh keping medali emas sejak pertandingan cabang olahraga itu digelar beberapa hari silam hingga hari keenam saat ini.
Dengan torehan prestasi tersebut, menurut Koordinator Pelatih Pelatnas Para Angkat Berat Indonesia Coni Ruswanta, Indonesia berhasil menjadi juara umum di cabang olahraga angkat berat.
"Dengan total hari kemarin berarti 15 emas, 3 perak. Dengan adanya hasil ini kami dipastikan menjadi juara umum di cabang olahraga angkat berat," dia menuturkan.
(Selanjutnya: Para-bulu tangkis lampaui target)
Beralih ke cabang olahraga para-bulu tangkis. Kontingen Indonesia juga dipastikan melampaui target medali yang telah dicanangkan sebelumnya yakni enam emas, empat perak, dan empat perunggu.
Hingga Kamis, skuad Merah Putih telah sukses mengoleksi lima medali emas dan empat perunggu. Medali emas masing-masing berasal dari beregu putra, Fredy Setiawan/Khalimatus Sadiyah (ganda campuran SL3-SL4), Subhan/Rina Marlina (ganda campuran SH6), Rina Marlina (tunggal putra SH6), dan Warining Rahayu (tunggal putra SU5).
Pundi-pundi medali emas Indonesia pun dipastikan bertambah karena terdapat lima All Indonesia Final yang akan bergulir di Edutorium UMS, Solo, esok.
Perjuangan hebat atlet-atlet para-bulu tangkis Indonesia ini diacungi jempol oleh sang pelatih mereka, Yunita Ambar Wulandari. "Atlet yang kami tidak targetkan juga bisa masuk final seperti nomor kursi roda. Luar biasa perjuangan mereka," ujar Ambar.
Sementara itu dari arena pertandingan catur di Hotel D'wangsa Sukoharjo, Jawa Tengah, kontingen Indonesia dipastikan menambah dua medali emas pada kelas B2 catur cepat putra melalui Adji Hartono yang hingga putaran 5 sudah mengumpulkan empat kemenangan dan menyisakan satu putaran lagi.
Adji Hartono pada putaran terakhir akan bertemu pecatur Gayuh Satrio (Indonesia) sehingga nilai tidak bakal terkejar lagi dengan pecatur lainnya, Adji sudah dipastikan mendapat medali emas.
Potensi emas lainnya dari cabang yang sama dipastikan dari kelas B2 catur cepat putra beregu yang terdiri dari Adji Hartono, Jumadi, dan Gayuh Satrio yang mengumpulkan nilai tertinggi dan tidak bisa dikejar lagi dari negara lain.
Dengan tambahan dua emas pada hari ini, maka total medali yang berhasil disumbang kontingen catur menjadi enam keping emas.
(Selanjutnya: Tambahan medali lainnya)
Selanjutnya dilaporkan dari Tirtonadi Convention Hall, Surakarta, yang menjadi ajang blind judo, dimana atlet-atlet Indonesia menyapu bersih dua emas dari dua nomor yang dipertandingkan pada hari terakhir kompetisi yakni beregu putra (-60 kg, -73 kg, dan +73 kg) dan putri kelas -48 kg, -57 kg, dan +57 kg.
Dengan tambahan dua keping emas itu, maka tim blind judo Indonesia sukses mengemas sembilan medali emas, lima perak dan tiga perunggu. Hanya satu emas saja yang terlepas ke Thailand. Perolehan itu juga melebih target yang telah ditentukan, yakni tujuh medali emas.
Yang tidak kalah fenomenal adalah sukses emas tim bola voli duduk putri Indonesia yang mengulang prestasi sembilan tahun lalu di ASEAN Para Games Myanmar. Di final APG kali ini, Indonesia mengalahkan Thailand dengan skor telak 3-0.
Sementara itu dari GOR Sritex Arena tempat berlangsungnya pertandingan bola basket kursi roda, tim basket 5x5 putra Indonesia harus puas dengan medali perunggu setelah anak-anak asuh Fajar Brillianto itu mengalahkan Kamboja dengan skor 61-33 dalam perebutan tempat ketiga. Sebelumnya, skuad Merah Putih telah mengemas medali serupa di nomor 3x3.
Meski belum mendulang hasil maksimal dan hanya mampu mengawinkan perunggu 3×3 dan 5×5, menurut sang pelatih, Fajar, prestasi debut di APG 2022 kali ini tetap harus disyukuri seraya berharap hasil tersebut bisa dijadikan modal bagi Indonesia di ajang-ajang internasional berikutnya.
Mewarnai hari keenam pelaksanaan APG 2022, puluhan siswa dan siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) Mandiri Putra, Karanganyar, Jawa Tengah, juga turut ambil bagian memeriahkan perhelatan kejuaraan multiajang khusus atlet disabilitas tersebut.
Kurang lebih 30 siswa SLB itu berperan menjadi model dadakan dengan membawa hasil karya seni mereka di stan UMKM Stadion Manahan, Solo. Para model dadakan itu terinspirasi Citayam Fashion Week (CFW) di Jakarta yang viral di media sosial.
Berlenggang-lenggok bak model di jalur matras persegi empat berbentuk huruf L itu, anak-anak dengan kebutuhan khusus tersebut bergiliran berjalan satu per dengan membawa tas kotak atau totebag dengan gambar hasil karya mereka. Ada yang bergambar Rajamala, tokoh pewayangan yang menjadi maskot ASEAN Para Games 2022, ada juga gambar abstrak yang dilukis saat program vokasi di SLB itu.
"Ini semua produk vokasional kerajinan dari anak berkebutuhan khusus. Jadi yang kami tampilkan adalah karya coretan gambar dari anak autis, down syndrome, tuna rungu, tuna daksa," demikian Kepala SLB Mandiri Putra Muhammad Fajar Riyanto bertutur.
Baca juga: Klasemen sementara ASEAN Para Games 2022: Indonesia senakin jauh tinggalkan pesaingnya
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Round up - Catatan hari keenam, Merah Putih "semakin di depan"