Buton Tengah (ANTARA) - Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Dr Jan Samuel Maringka melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Buton Tengah, Provinsi Sulawesi Tenggara, Jumat.
Irjen bersama rombongan melihat langsung lokasi pertanian di Lakapera, Kecamatan GU daerah itu yang rencana akan dijadikan lokasi perkebunan dengan didampingi Penjabat Bupati Buteng, Muh Yusup, Badan Karantina Pertanian, dan sejumlah kepala OPD lingkup daerah setempat.
Irjen Jan Samuel Maringka mengatakan, peninjauan yang dilakukan pihaknya ke lokasi tersebut untuk melihat secara on the spot dan kesiapan-kesiapan apa yang dipersiapkan oleh kelompok tani di daerah itu dalam upaya pengembangan pertanian.
"Tentunya ini semua berproses secara berjenjang. Kita mengharapkan ada CPCL-nya (calon petani dan calon lahan) dan apa yang dibutuhkan masyarakat, karena memang program harus lebih fokus apa yang dibutuhkan saat ini. Inilah mumpung ada waktu perubahan anggaran dan mudah-mudahan kita bisa mewujudkan," ujarnya.
Menurutnya, petani harus secara serius memanfaatkan lahan pertanian yang ada karena akan bermanfaat pada pendapatan itu sendiri. Artinya petani tidak hanya menanam terus ditinggalkan, apalagi penanaman secara berkelanjutan hasilnya bisa dimanfaatkan untuk program pemulihan ekonomi masyarakat secara nasional.
"Jadi, kalau kita tanam nanti pemerintah daerah juga ikut lihat, misalnya tomat, cabai kalau kita buka pintu rumah didepan sudah ada tanaman itu, sehingga itulah namanya secara sederhana kita menciptakan lumbung-lumbung pangan di wilayah masing-masing," katanya.
Upaya pengembangan lahan menjadi lokasi pertanian unggulan, kata dia, adalah bentuk membangkitkan kesadaran bersama bahwa untuk menjaga ketahanan pangan harus dimiliki oleh semua orang. Apalagi, bila melihat berbagai kejadian-kejadian belakangan ini yang mengganggu persoalan-persoalan ketahanan pangan.
"Yang pertama dulu kita mengingatkan bahwa krisis pangan itu sedang kita hadapi bukan hanya Indonesia tapi seluruh dunia. Olehnya, seharusnya segenap warga Indonesia bersyukur karena kita mampu mewujudkan ketahanan pangan tersedia, mudah diakses, dan aman," katanya.
Lebih lanjut Jan Maringka mengatakan, program-program pertanian saat ini dilakukan bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah serta aparat penegak hukum sehingga program pertanian berjalan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat sasaran.
Sementara itu, Penjabat Bupati Buton Tengah, Muh Yusup mengatakan lokasi lahan pertanian yang akan ditanami tersebut sementara tersedia seluas 2 hektare dari potensi 250 komoditas yang disediakan untuk dikembangkan.
"Seperti apa yang disampaikan tadi Bapak Irjen bahwa bagaimana kita menjadikan daerah ini sebagai lumbung pangan di Sulawesi Tenggara khususnya di Buton Tengah. Saya kira ini bagian dari upaya pemerintah untuk pemulihan ekonomi nasional," ujarnya.
Lahan yang akan digarap sebagai lokasi pertanian petani itu, kata dia, akan diprioritaskan untuk tanaman jagung, alpukat dan salak
Irjen bersama rombongan melihat langsung lokasi pertanian di Lakapera, Kecamatan GU daerah itu yang rencana akan dijadikan lokasi perkebunan dengan didampingi Penjabat Bupati Buteng, Muh Yusup, Badan Karantina Pertanian, dan sejumlah kepala OPD lingkup daerah setempat.
Irjen Jan Samuel Maringka mengatakan, peninjauan yang dilakukan pihaknya ke lokasi tersebut untuk melihat secara on the spot dan kesiapan-kesiapan apa yang dipersiapkan oleh kelompok tani di daerah itu dalam upaya pengembangan pertanian.
"Tentunya ini semua berproses secara berjenjang. Kita mengharapkan ada CPCL-nya (calon petani dan calon lahan) dan apa yang dibutuhkan masyarakat, karena memang program harus lebih fokus apa yang dibutuhkan saat ini. Inilah mumpung ada waktu perubahan anggaran dan mudah-mudahan kita bisa mewujudkan," ujarnya.
Menurutnya, petani harus secara serius memanfaatkan lahan pertanian yang ada karena akan bermanfaat pada pendapatan itu sendiri. Artinya petani tidak hanya menanam terus ditinggalkan, apalagi penanaman secara berkelanjutan hasilnya bisa dimanfaatkan untuk program pemulihan ekonomi masyarakat secara nasional.
"Jadi, kalau kita tanam nanti pemerintah daerah juga ikut lihat, misalnya tomat, cabai kalau kita buka pintu rumah didepan sudah ada tanaman itu, sehingga itulah namanya secara sederhana kita menciptakan lumbung-lumbung pangan di wilayah masing-masing," katanya.
Upaya pengembangan lahan menjadi lokasi pertanian unggulan, kata dia, adalah bentuk membangkitkan kesadaran bersama bahwa untuk menjaga ketahanan pangan harus dimiliki oleh semua orang. Apalagi, bila melihat berbagai kejadian-kejadian belakangan ini yang mengganggu persoalan-persoalan ketahanan pangan.
"Yang pertama dulu kita mengingatkan bahwa krisis pangan itu sedang kita hadapi bukan hanya Indonesia tapi seluruh dunia. Olehnya, seharusnya segenap warga Indonesia bersyukur karena kita mampu mewujudkan ketahanan pangan tersedia, mudah diakses, dan aman," katanya.
Lebih lanjut Jan Maringka mengatakan, program-program pertanian saat ini dilakukan bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah serta aparat penegak hukum sehingga program pertanian berjalan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat sasaran.
Sementara itu, Penjabat Bupati Buton Tengah, Muh Yusup mengatakan lokasi lahan pertanian yang akan ditanami tersebut sementara tersedia seluas 2 hektare dari potensi 250 komoditas yang disediakan untuk dikembangkan.
"Seperti apa yang disampaikan tadi Bapak Irjen bahwa bagaimana kita menjadikan daerah ini sebagai lumbung pangan di Sulawesi Tenggara khususnya di Buton Tengah. Saya kira ini bagian dari upaya pemerintah untuk pemulihan ekonomi nasional," ujarnya.
Lahan yang akan digarap sebagai lokasi pertanian petani itu, kata dia, akan diprioritaskan untuk tanaman jagung, alpukat dan salak