Jakarta (ANTARA) - Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet mencatat ada 32 pasien pasien yang positif terinfeksi virus COVID-19 varian Omicron, 19 di antaranya adalah subvarian BA4 dan BA5.
"BA4 ada lima orang dan BA5 ada 19 orang, lainnya adalah Omicron ada 8 orang," kata Kepala Humas RSDC Wisma Atlet Kolonel dr Mintoro Sumego di Jakarta, Selasa.
Mintoro mengatakan 32 orang tersebut telah dinyatakan sembuh tim dokter RSDC Wisma Atlet dan telah diperbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing.
"Untuk varian Omicron sendiri, sampai hari ini yang dirawat di Wisma Atlet sudah tidak ada, karena mereka sudah dinyatakan sembuh," ujarnya.
Dia menjelaskan dari 32 orang tersebut terdiri dari 17 laki-laki dan 15 perempuan. Kemudian dari 32 orang tersebut 12 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri dan 20 pelaku perjalanan dalam negeri.
Lebih lanjut Mintoro menjelaskan data 32 pasien Omicron beserta subvariannya dikumpulkan sejak pemerintah mengumumkan adanya subvarian BA4 dan BA5 yang masuk ke Indonesia.
Temuan mengenai 19 pasien subvarian Omicron tersebut juga diperkuat dengan pemeriksaan sampel oleh Litbangkes Kementerian Kesehatan.
Subvarian baru BA4 dan BA5 pertama yang dilaporkan di Indonesia pada 6 Juni 2022. Empat kasus pertama terdiri dari 1 orang positif BA4 seorang WNI dengan kondisi klinis tidak bergejala serta vaksinasi sudah dua kali, sisanya 3 orang kasus positif BA5.
Dari laporan itu disampaikan bahwa transmisi BA4 maupun BA5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian Omicron BA1 dan BA2.
Sementara dilihat dari tingkat keparahan dari BA4 dan BA5 tidak ada indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian Omicron lainnya.
Ada tiga negara yakni Afrika Selatan, Portugal, dan Chili, yang kenaikan kasus COVID-19 dikaitkan dengan meningkatnya kasus BA4 dan BA5.
Sementara di Indonesia dengan awal kasus BA4 dan BA5 pada awal Juni 2022, maka diperkirakan puncak penyebaran kasus adalah pada awal Juli 2022.
Arsip - Seorang pengunjung memindai kode batang melalui aplikasi PeduliLindungi sebelum memasuki kawasan Monas di Jakarta, Selasa (5/7/2022). ANTARA FOTO/Agha Yuninda/wsj/aww.
Prokes masih ampuh
Ketua Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr. dr. Erni J. Nelwan, Ph.D, Sp.PD, KPTI, FACP, FINASIM menyatakan bahwa menerapkan protokol kesehatan (prokes) dinilai masih ampuh guna mencegah subvarian COVID-19 omicron BA.4 dan BA.5.
Seperti diketahui, virus COVID-19 yang terdiri dari berbagai varian dan subvarian memiliki susunan protein yang berbeda, hingga gejala, tingkat keparahan, serta kecepatan penularannya.
"Memahami perbedaan itu penting, tapi menurut saya, jauh lebih penting menerapkan upaya pencegahan, yang sudah dipahami dan dihapal sebelumnya," kata dia dalam siaran pers Kalbe pada Rabu.
Dokter Erni menekankan bahwa protokol kesehatan masih perlu diterapkan, begitu juga dengan pemenuhan vaksinasi terhadap seluruh masyarakat. Sebab, ganas atau tidaknya gejala dari suatu penyakit tidak bisa hanya bergantung dari virusnya.
"Jadi kalau menyerang orang yang daya tahan tubuhnya lemah, punya penyakit gula, itu gula darahnya tidak terkontrol, berakibat ke jantung dan ginjal. Ini lebih berat ke orang ini, bahkan kalau pun terinfeksi virus yang ringan," kata dr. Erni.
Terkait pengobatan COVID-19 subvarian omicron BA.4 dan BA.5, telah ada pedoman yang jelas dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan dari Pemerintah Indonesia di mana vitamin masuk dalam bagian penting selama pengobatan COVID-19, untuk memperbaiki sel-sel yang rusak.
"Kebutuhan vitamin bukan hanya untuk orang yang sakit, namun juga untuk anak-anak dalam masa pertumbuhan, orang lanjut usia (lansia), ibu hamil, hingga orang usia produktif yang kerjanya lebih dari enam jam. Supaya tetap memenuhi kebutuhan asupan nutrisi," kata dr. Erni.
Selain mengonsumsi vitamin, dr. Erni memaparkan bahwa ada sejumlah hal yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi penyebaran COVID-19 omicron BA.4 dan BA.5. Ia menekankan, hidup harus seimbang.
"Harus seimbang, kerja, istirahat yang cukup, olahraga minimal 150 menit dalam seminggu. Harus punya manajemen stres yang oke. Seimbang antara pikiran, fisik, dan psikis. Jadi jangan kerja terus, harus ada upaya untuk relaksasi," kata dr. Erni.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wisma Atlet catat 19 pasien Omicron subvarian BA4 dan BA5
"BA4 ada lima orang dan BA5 ada 19 orang, lainnya adalah Omicron ada 8 orang," kata Kepala Humas RSDC Wisma Atlet Kolonel dr Mintoro Sumego di Jakarta, Selasa.
Mintoro mengatakan 32 orang tersebut telah dinyatakan sembuh tim dokter RSDC Wisma Atlet dan telah diperbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing.
"Untuk varian Omicron sendiri, sampai hari ini yang dirawat di Wisma Atlet sudah tidak ada, karena mereka sudah dinyatakan sembuh," ujarnya.
Dia menjelaskan dari 32 orang tersebut terdiri dari 17 laki-laki dan 15 perempuan. Kemudian dari 32 orang tersebut 12 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri dan 20 pelaku perjalanan dalam negeri.
Lebih lanjut Mintoro menjelaskan data 32 pasien Omicron beserta subvariannya dikumpulkan sejak pemerintah mengumumkan adanya subvarian BA4 dan BA5 yang masuk ke Indonesia.
Temuan mengenai 19 pasien subvarian Omicron tersebut juga diperkuat dengan pemeriksaan sampel oleh Litbangkes Kementerian Kesehatan.
Subvarian baru BA4 dan BA5 pertama yang dilaporkan di Indonesia pada 6 Juni 2022. Empat kasus pertama terdiri dari 1 orang positif BA4 seorang WNI dengan kondisi klinis tidak bergejala serta vaksinasi sudah dua kali, sisanya 3 orang kasus positif BA5.
Dari laporan itu disampaikan bahwa transmisi BA4 maupun BA5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian Omicron BA1 dan BA2.
Sementara dilihat dari tingkat keparahan dari BA4 dan BA5 tidak ada indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian Omicron lainnya.
Ada tiga negara yakni Afrika Selatan, Portugal, dan Chili, yang kenaikan kasus COVID-19 dikaitkan dengan meningkatnya kasus BA4 dan BA5.
Sementara di Indonesia dengan awal kasus BA4 dan BA5 pada awal Juni 2022, maka diperkirakan puncak penyebaran kasus adalah pada awal Juli 2022.
Prokes masih ampuh
Ketua Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr. dr. Erni J. Nelwan, Ph.D, Sp.PD, KPTI, FACP, FINASIM menyatakan bahwa menerapkan protokol kesehatan (prokes) dinilai masih ampuh guna mencegah subvarian COVID-19 omicron BA.4 dan BA.5.
Seperti diketahui, virus COVID-19 yang terdiri dari berbagai varian dan subvarian memiliki susunan protein yang berbeda, hingga gejala, tingkat keparahan, serta kecepatan penularannya.
"Memahami perbedaan itu penting, tapi menurut saya, jauh lebih penting menerapkan upaya pencegahan, yang sudah dipahami dan dihapal sebelumnya," kata dia dalam siaran pers Kalbe pada Rabu.
Dokter Erni menekankan bahwa protokol kesehatan masih perlu diterapkan, begitu juga dengan pemenuhan vaksinasi terhadap seluruh masyarakat. Sebab, ganas atau tidaknya gejala dari suatu penyakit tidak bisa hanya bergantung dari virusnya.
"Jadi kalau menyerang orang yang daya tahan tubuhnya lemah, punya penyakit gula, itu gula darahnya tidak terkontrol, berakibat ke jantung dan ginjal. Ini lebih berat ke orang ini, bahkan kalau pun terinfeksi virus yang ringan," kata dr. Erni.
Terkait pengobatan COVID-19 subvarian omicron BA.4 dan BA.5, telah ada pedoman yang jelas dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan dari Pemerintah Indonesia di mana vitamin masuk dalam bagian penting selama pengobatan COVID-19, untuk memperbaiki sel-sel yang rusak.
"Kebutuhan vitamin bukan hanya untuk orang yang sakit, namun juga untuk anak-anak dalam masa pertumbuhan, orang lanjut usia (lansia), ibu hamil, hingga orang usia produktif yang kerjanya lebih dari enam jam. Supaya tetap memenuhi kebutuhan asupan nutrisi," kata dr. Erni.
Selain mengonsumsi vitamin, dr. Erni memaparkan bahwa ada sejumlah hal yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi penyebaran COVID-19 omicron BA.4 dan BA.5. Ia menekankan, hidup harus seimbang.
"Harus seimbang, kerja, istirahat yang cukup, olahraga minimal 150 menit dalam seminggu. Harus punya manajemen stres yang oke. Seimbang antara pikiran, fisik, dan psikis. Jadi jangan kerja terus, harus ada upaya untuk relaksasi," kata dr. Erni.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wisma Atlet catat 19 pasien Omicron subvarian BA4 dan BA5