Kendari (ANTARA) - Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA menggelar pelatihan tentang cara menangkal dan mengecek informasi apakah hoaks atau fakta bagi ratusan jurnalis yang ada Sulawesi Tenggara di Kendari.

Sekretaris Perusahaan LKBN ANTARA Iswahyuni melalui virtual di Kendari, Kamis mengatakan pelatihan kepada ratusan jurnalis bagian dari program tanggungjawab sosial dan lingkungan dari Perum LKBN ANTARA.

"Karena kami kantor berita, jadi lingkungan yang paling dekat dengan kami tentu rekan-rekan wartawan. Jadi, kami memberikan peningkatan kompetensi buat teman-teman melalui berbagai pelatihan salah satunya hari ini," katanya.

Pelatihan dengan tema "Peran Jurnalis di Tengah Informasi Hoaks di Masyarakat" diikuti 150 jurnalis dari berbagai media baik daring, elektronik hingga cetak yang dilaksanakan dua sesi, masing-masing sesi daring 16 orang dan luring 54 peserta.

Dia menjelaskan, pelatihan dengan menghadirkan narasumber Pemeriksa Fakta & Project Officer MAFINDO Dedy Helsyanto, seharusnya dilaksanakan pada Februari 2022 pada Hari Pers Nasional, namun diundur akibat jurnalis yang ada di Sultra sebagai lokasi HPN banyak yang sibuk melakukan liputan.

"Pelatihan ini seharusnya diselenggarakan bersamaan dengan Hari Pers Nasional, tetapi karena kita tahu bahwa di HPN rekan-rekan sibuk semua karena banyak liputan. Jadi, ini kami undur ke saat sekarang ini," ujar dia.





  Suasana LKBN ANTARA gelar pelatihan tangkal hoaks bagi jurnalis di Sultra, Kamis (30/6/2022) (ANTARA/Harianto)




Ia menambahkan, selain pelatihan tersebut program tanggungjawab sosial dan lingkungan dari Perum LKBN ANTARA yakni pelatihan foto dan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang dilaksanakan secara gratis di seluruh Indonesia.

"Saya berharap apa yang disampaikan narasumber akan bermanfaat bagi para jurnalis yang ada di Sultra dalam pekerjaan sehari-hari," ucap Iswahyuni.

Pemeriksa Fakta & Project Officer MAFINDO Dedy Helsyanto sebagai narasumber mengatakan, materi yang akan diberikan kepada para jurnalis yakni bagaimana memeriksa fakta dengan mesin pencari di google.

"Kita lebih banyak praktik memeriksa foto, video, memeriksa kevalidan akun media sosial sampai dengan memeriksa lokasi (foto dan video)," katanya.
 

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024