Kendari (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulawesi Tenggara menggandeng pelajar dan mahasiswa yang ada di Kota Kendari agar bersinergi memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba agar bisa melanjutkan estafet bangsa.

Sub Koordinator Pencegahan BNN Sultra Mindrayatin, mengatakan pemuda baik mahasiswa dan pelajar mempunyai peran penting dalam mencegah peredaran ataupun penyalahgunaan narkoba baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

"Peran pemuda atau remaja untuk mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba untuk di kalangan remaja ada tiga ," katanya di sela Seminar Hari Anti Narkotika Internasional 2022 yang diselenggarakan Kelompok Studi Mahasiswa Katobu, di Kendari Rabu.

Dia menjelaskan, tiga peran pemuda dalam menangkal penyalahgunaan narkoba pertama sebagai iron stock atau harapan bangsa yaitu komitmen diri sendiri untuk tidak menggunakan narkoba.

Kedua, yakni menjadi agen perubahan atau role model bagi teman-teman di lingkungan keluarga, sekolah, kampus dan pergaulan untuk menunjukkan bisa berprestasi tanpa menggunakan narkoba.

Ketiga, pemuda harus menjadi benteng atau kader anti-narkoba, dimana pelajar atau remaja harus menjadi yang terdepan untuk menolak penggunaan narkoba atau menjadi pioneer dalam memerangi narkoba.

"Ketika memakai narkoba tidak akan kembali normal karena tersisa di otaknya, kalau coba-coba satu kali, maka dia akan pake terus, tidak akan hilang. Kalau pencandu, bisa over dosis," ujar dia.

Oleh karena itu dia berharap melalui seminar dengan tema generasi muda hidup sehat tanpa narkotika, peran pemuda dan pelajar dalam menghadapi maraknya narkotika di kalangan masyarakat Sulawesi Tenggara bisa melindungi generasi bangsa dari obat-obatan terlarang.




  BNN Sultra gandeng pelajar-mahasiswa di Kendari berantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, Rabu (29/6/2022) (ANTARA/Harianto)



Dia mengajak, agar 50 peserta seminar dari mahasiswa dan pelajar di Kendari bisa mempengaruhi orang-orang di sekitarnya untuk tidak menyalahgunakan narkoba apalagi mengedarkan. Ia meyakini, dengan tidak adanya penyalahguna narkoba maka bandar akan rugi karena tidak ada pesanan.

"Menggunakan narkoba ada tiga tempat yang menjadi akhir kita yaitu rumah sakit jiwa, dipenjara, dan kuburan, makanya jangan berani coba-coba," katanya menegaskan.

Ketua Umum Kelompok Studi Mahasiswa (Kosma) Katobu Muhammad Alfarez Ramadhan mengatakan pihaknya bersinergi bersama BNN, Polda Sultra, dan Dinas Kesehatan setempat dalam memerangi narkoba.

"Kami berterima kasih kepada pihak Polda, BNN dan Dinas Kesehatan, serta Bapak La Ode Ida yang telah menjadi narasumber. Harapannya ini bisa menjadi pelajaran bagi adik-adik supaya melalui seminar ini mereka bisa mencegah peredaran gelap narkoba," katanya.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024